Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

11 Tahun Hilang, Remaja Asal Sragen Akhirnya Berhasil Temukan Orang Tuanya

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Sabtu, 10 Oct 2020 15:52 WIB

Ilustrasi anak sedih
11 Tahun Hilang, Remaja asal Sragen Akhirnya Berhasil Temukan Orang Tuanya/ Foto: iStock
Jakarta -

Remaja asal Sragen, Ervan Wahyu Anjasworo (16) akhirnya berhasil kembali bertemu dengan keluarganya usai dinyatakan hilang selama 11 tahun, Bunda. Ervan sempat dikira hilang dan terpisah dari orang tuanya sejak usia 5 tahun.

Ervan dan ayahnya, Suparno (37), warga Dusun Gabus Wetan, Desa Gabus, Kecamatan Ngrampal, Sragen, dipertemukan atas kerja sama Dinas Sosial Kota Bogor dan Dinas Sosial Kabupaten Sragen. Ervan kembali ke kampung halamannya pada 6 Oktober 2020.

Singkat cerita mengapa ia bisa terpisah dari orang tuanya, jadi Ervan yang berusia lima tahun diajak ayahnya liburan di Jakarta tahun 2009. Ayah Ervan, memang bekerja di Jakarta sebagai sopir metromini.

Hampir tiga pekan di Jakarta, Ervan pun minta untuk dipulangkan ke Sragen. Suparno kala itu menyanggupi akan membawa pulang Ervan dua hari kemudian, Bunda. Sayangnya, sebelum pulang ke Sragen, Ervan hilang.

Ervan menghilang setelah berpamitan untuk mengembalikan game watch yang disewanya dari tetangga. Hingga malam hari, Ervan tak kunjung pulang. Suparno pun akhirnya lapor ke polisi karena saat itu marak penculikan anak.

Demi menemukan Ervan, Suparno sampai rela tidak bekerja selama dua bulan. Keberuntungan belum berpihak pada Suparno, hasil pencariannya tetap nihil.

"Karena waktu itu marak penculikan, pikiran saya anak saya diculik orang. Tapi saya yakin anak saya masih hidup, makanya saya tetap bekerja di Jakarta agar bisa terus mencari anak saya," kata Suparno.

Bertemu orang tua berbekal internet

Ervan pun menceritakan kisah hilangnya dari sudut pandangnya yang saat itu masih berusia 5 tahun. Rupanya, ketika pulang dari mengembalikan game watch, Ervan dibujuk untuk ikut dengan empat orang pengamen.

Setelah dibujuk, Ervan menghabiskan waktu di jalanan bersama pengamen selama 2,5 tahun. Ia juga minta dipulangkan ke rumahnya. Sedihnya, ia seringkali dijadikan korban kekerasan akibat uang ngamen yang tak mencapai target.

Para pengamen yang telah membujuknya, rupanya menepati janji untuk memulangkan Ervan. Ia sempat diantar sampai Kota Solo dengan kereta api. Akan tetapi, karena tak ingat alamat rumahnya, Ervan saat itu terpaksa kembali ke Jakarta.

"Ada sebulan mutar-mutar di Solo sambil ngamen tapi saya bener-bener enggak ingat. Akhirnya balik lagi ke Jakarta tapi berhenti di Parung Bogor," kenang Ervan.

Ilustrasi Bergandengan TanganIlustrasi Bergandengan Tangan/ Foto: iStock

Di Parung, Ervan juga masih mengamen, namun setelah dirinya terpisah dari rombongan pengamen saat lari menghindari petugas Satpol PP, hidupnya sejak itu berubah. Ervan beristirahat di masjid daerah Kemang Bogor, dan bertemu dengan ketua RT setempat.

"Di masjid ketemu pak RT, saya ditanya-tanya terus diangkat anak. Namun hanya empat bulan karena Pak RT meninggal, saya lalu diangkat anak oleh orang lain bernama Mbah Eli," kata dia.

Tak lama, sekitar tujuh bulan kemudian, Ervan dikirim ke Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) dan diasuh oleh salah seorang pegawainya bernama Wiwid. Ervan pun akhirnya disekolahkan hingga jenjang SMP.

"Sempat dipesantrenin juga selama tiga tahun. Setelah itu ditarik sama panti di Bogor untuk dilatih kerja," kata Ervan.

Sampai September lalu, Ervan yang rindu dengan keluarga, akhirnya mencoba mencari keterangan tentang kampung halamannya di internet. Pencarian Ervan membuahkan hasil karena masih ingat dengan nama pasar yang dekat dengan rumahnya, yaitu Pasar Gonggang.

Ervan semakin yakin setelah menelusuri Pasar Gonggang melalui aplikasi Google Street View. Ervan mengatakan, bangunan Pasar Gonggang masih persis seperti waktu dirinya masih kecil dahulu. Ia pun akhirnya memutuskan untuk melapor pada kepala panti, yang kemudian menghubungi Dinas Sosial di sana.

"Selang beberapa hari petugas panti datang membawakan saya foto. Benar itu foto keluarga saya. Lalu ayah saya bersama petugas Dinsos Sragen datang ke Bogor untuk menjemput. Setelah merampungkan proses, hari ini saya bisa sampai rumah lagi," ujar Ervan.

Suparno sangat bersyukur Ervan bisa kembali dipertemukan oleh dirinya. Suparno berterima kasih kepada seluruh pihak, termasuk orang-orang yang berbaik hati mengasuh anaknya.

"Terima kasih kepada seluruh pihak. Saya berharap ini jadi pengalaman bagi orang tua yang lain, untuk lebih mengawasi anaknya dengan baik," ucap Suparno. dikutip dari detikcom

Kisahnya mengharukan ya, Bunda? Ikut bahagia melihat Ervan akhirnya kembali berkumpul dengan orang tuanya di Sragen.

Simak juga cerita Chua 'Kotak' mendidik anaknya:

[Gambas:Video Haibunda]



(aci/jue)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda