Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Pandemi COVID-19 Diprediksi Berakhir April 2021, Pakar RI: Bismillah Kita Bisa

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Minggu, 28 Feb 2021 15:36 WIB

closeup of a caucasian doctor man holding a world globe with a protective mask with the word coronavirus written in it
Ilustrasi prediksi pandemi COVID-19 berakhir/ Foto: iStock

Pandemi COVID-19 telah memasuki babak baru di Indonesia. Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Pengurus Besar IDI (Satgas COVID-19 PB IDI), Profesor Zubairi Djoerban, memberi tanggapan prediksi pandemi COVID-19 akan terkendali pada April 2021.

Dalam akun Twitter miliknya, Zubairi menjawab pertanyaan dari beberapa jurnalis, Bunda. Menurut Guru Besar Universitas Indonesia ini, pandemi bukan berakhir pada April 2021, tapi terkendali.

Ia juga mengatakan tentang kunci utama untuk mengendalikan pandemi di Indonesia. Selain ketegasan, aturan untuk tidak berkerumun juga harus dilaksanakan masyarakat.

"Sejumlah jurnalis bertanya tentang kebenaran pandemi akan berakhir April. Saya jawab: bukan berakhir, tapi terkendali. Itu masih mungkin. Apa kuncinya? Ketegasan dan konsistensi menerapkan aturan. Itu berlaku untuk semua. Siapapun. Di manapun. Jangan berkerumun. Matur nuwun," tulis Zubairi, dilansir Twitter, Minggu (28/2/2021).

Sebelumnya, Zubairi sempat mem-posting tentang jumlah kasus harian COVID-19 di dunia yang menurun secara dramatis. Ia mengungkap, angka kasus COVID-19 di beberapa daerah di Indonesia juga menurun. Penurunan ini pun dikaitkan dengan berbagai hal, Bunda.

"Yang jelas, bagaimana mengelola dan mengontrol kerumunan itu adalah PR kita bersama. Ini bukan tentang politik. Ini bicara tentang protokol kesehatan untuk kemaslahatan," tulisnya.

"Kabar baiknya, angka kasus Covid-19 aktif di beberapa daerah Indonesia telah turun. Bismillah kita bisa."

Meski begitu, Zubairi tetap meyakini bahwa perilaku masyarakat yang patuh menjadi kunci utama keberhasilan ini. Salah satunya adalah kebiasaan mengenakan masker, menjaga jarak, dan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), serta Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diterapkan di Indonesia.

Unggahan Profesor Zubairi DjoerbanUnggahan Profesor Zubairi Djoerban/ Foto: Twitter Zubairi Djoerban @ProfesorZubairi

Dalam salah satu unggahannya, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialisasi ini juga mengutip ucapan seorang kolumnis kesehatan ternama Martin Makary. Makary memprediksi bahwa COVID-19 akan hilang pada April 2021.

"Kolumnis kesehatan ternama Martin Makary memprediksi, sebagian besar penyakit Covid-19 akan hilang pada April nanti. Opini itu ia sampaikan berdasarkan data laboratorium, matematika, literatur, dan percakapannya dengan para ahli," tulisnya.

Banner kiat khusus merawat janda bolong

Selain aturan yang diterapkan pemerintah, Zubairi juga menjelaskan soal dugaan para ahli tentang kekebalan populasi yang membuat penyebaran virus melambat. Contohnya, kasus di India di mana terjadi penurunan dari 100 ribu kasus per hari menjadi hanya 11 ribu.

Angka penurunan kasus COVID-19 di India memang sempat mengejutkan publik. Negara di Asia Selatan ini bahkan diklaim telah mendekati herd immunity atau kekebalan kelompok untuk kasus COVID-19. Seperti apa datanya?

Baca halaman berikutnya ya, Bunda.

Simak juga tips memilih obat-obatan saat positif COVID-19, dalam video Intimate Interview Fanny Fabriana di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]


ANGKA POSITIF COVID-19 MENURUN DI INDIA

Blood sample tube positive with COVID-19 virus or novel coronavirus 2019 found in Wuhan, China

Ilustrasi prediksi pandemi COVID-19 berakhir/ Foto: iStock

Kasus baru COVID-19 di India menurun

Sekitar enam bulan lalu, India menjadi salah satu negara yang mengalami krisis akibat COVID-19. Dilansir CNN, pasien COVID-19 di negara ini pun banyak yang ditolak rumah sakit.

Tak hanya itu, dokter bahkan banyak yang pingsan karena kelelahan. Virus COVID-19 menyebar melalui pemukiman kumuh yang padat di negara itu.

Kini, kenyataan tersebut telah berubah. Saat ini, kasus COVID-19 di India telah mengalami penurunan, Bunda.

Dari 90.000 infeksi di bulan September 2020, kasus baru di negara ini turun menjadi lebih dari 10.000 per hari di bulan Februari. Pada 9 Februari lalu, Ibu Kota New Delhi bahkan melaporkan nol kematian akibat virus ini untuk pertama kali dalam hampir 9 bulan.

India tidak menerapkan aturan lock down khusus seperti di Selandia Baru atau Australia. Pemerintah India sejauh ini hanya menerapkan pembatasan jarak sosial dan membantu rumah sakit mengatasi masalah, tanpa menutup akses ekonomi atau perjalanan domestik.

Angka penurunan ini kemungkinan besar juga bukan karena vaksinasi. India telah memulai program vaksinasi sejak Agustus 2020, namun masih jauh tertinggal dibandingkan negara-negara lain.

Beberapa peneliti meyakini bahwa herd immunity berperan dalam angka penurunan kasus COVID-19 di India. Apa kata mereka?

Selengkapnya bisa Bunda baca di halaman berikutnya ya.

INDIA DEKATI HERD IMMUNITY?

Virus Corona di udara

Ilustrasi prediksi pandemi COVID-19 berakhir/ Foto: iStock

Benarkah India mendekati herd immunity?

Salah satu faktor di balik penurunan kasus COVID-19 di India diyakini karena peningkatan antibodi. Hingga kini, peneliti masih mempelajari kaitan virus Corona ini dan kekebalan manusia.

"Ada sejumlah besar orang yang terpapar infeksi dan terlindungi," kata Shahid Jameel, seorang ahli virus dan direktur Trivedi School of Biosciences di Ashoka University.

Tetapi, menurut sebuah penelitian di Amerika Serikat, setelah tertular virus dan mengembangkan antibodi, pasien dapat terlindungi setidaknya selama 8 bulan.

Menurut Johns Hopkins University, India sendiri telah melaporkan lebih dari 11 juta kasus dan 156 ribu kematian sejak pandemi. Meski begitu, India belum memiliki herd immunity seperti yang banyak dibicarakan publik.

Kekebalan populasi mungkin ditemukan dan bisa memperlambat infeksi di kota-kota besar, tetapi hal ini membutuhkan sebagian dari populasi negara untuk mendapatkan kekebalan yang baik melalui kejadian infeksi atau vaksinasi. "Herd immunity bukanlah sesuatu yang dapat kita perhitungkan terjadi di seluruh negeri," ujar Jameel.


(ank/muf)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda