Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

5 Fakta Meninggalnya Pria Jaktim Usai Vaksin COVID-19 AstraZeneca

Mutiara Putri   |   HaiBunda

Selasa, 03 Aug 2021 18:15 WIB

Scientists are done research on vaccine in laboratory with test tubes on Covid19 Coronavirus type for discover vaccine.
Ilustrasi Vaksin/Foto: Getty Images/iStockphoto/chayakorn lotongkum

Beberapa bulan terakhir pemerintah semakin gencar melakukan vaksinasi COVID-19, Bunda. Hal ini dilakukan guna menekan angka penularan virus Corona serta mencapai masyarakat yang herd immunity.

Ada beberapa jenis vaksin yang digunakan oleh Indonesia, Bunda. Salah satunya adalah vaksin asal Inggris, AstraZeneca.

Pada awal kemunculannya, banyak kabar yang beredar bahwa vaksin AstraZeneca mengandung unsur hewani yang tidak halal. Namun, pihak AstraZeneca membantah hal ini. Tak hanya itu, vaksin AstraZeneca bahkan dipakai di negara Islam, Arab Saudi, Bunda.

Kontroversi vaksin AstraZeneca belum berakhir sampai sana. Pada Mei lalu, seorang pria asal Buaran, Jakarta Timur, Trio Fauqi Virdaus, dilaporkan meninggal dunia usai mendapat suntikan vaksin COVID-19 AstraZeneca, Bunda. Masyarakat pun khawatir pria malang ini mengalami pembekuan darah.

Setelah menunggu lama, akhirnya Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) mengungkapkan hasil autopsi pemuda ini, Bunda. Hasil autopsi mengungkap bahwa Fauqi tidak menunjukkan indikasi adanya pembekuan darah akibat vaksin AstraZeneca.

Fakta meninggalnya Fauqi usai vaksin AstraZeneca

Untuk lebih jelas mengetahui kasus Fauqi, berikut fakta yang perlu Bunda ketahui terkait meninggalnya pria asal Jakarta Timur ini, yang dilansir dari berbagai sumber.

1. Tim autopsi temukan kelainan paru

Autopsi jenazah Fauqi diketuai oleh Dr. dr. Ade Firmansyah Suhijarto, SpFM(K), Bunda. Menurutnya, autopsi memakan waktu lama karena jenazah sudah dimakankan sekitar 2 minggu sebelum akhirnya diperiksa.

Dokter Ade juga mengungkap bahwa pemeriksaan mendapatkan hasil bahwa ditemukan kelainan pada paru Fauqi. Meski begitu, belum bisa dipastikan apakah kelainan paru ini merupakan penyebab pasti meninggalnya Fauqi lantaran kondisi tubuh yang sudah membusuk.

"Dari hasil autopsi klinis ditemukan kelainan di paru, namun tidak adekuat untuk ditetapkan sebagai penyebab kematian karena jenazah telah membusuk lanjut saat diautopsi," sebut Dr. Ade.

Klik baca halaman berikutnya untuk melihat fakta yang lainnya yuk, Bunda.

Intip juga video tata cara menyimpan vaksin berikut ini:

[Gambas:Video Haibunda]




TIDAK CUKUP BUKTI HINGGA TIM PROFESIONAL

Seorang peneliti sedang menguji sebuah vaksin di laboratorium PT Bio Farma, Bandung. FOTO: dokumantasi Bio Farma

Ilustrasi Vaksin/Foto: Bio Farma

2. Tidak ada cukup bukti

Berdasarkan dari hasil autopsi, Ketua Komnas KIPI, Prof Hindra Irawan Satari menjelaskan bahwa tim autopsi tak menemukan cukup bukti untuk mengaitkan kematian Fauqi dengan vaksinasi yang diberikan, Bunda. Hal ini juga didukung dengan hasil pemeriksaan yang menunjukkan tidak adanya pembekuan darah pada tubuh Fauqi.

"Kesimpulannya, tidak cukup bukti sampai dengan saat ini untuk mengaitkan KIPI yang terjadi dengan imunisasi yang diberikan. Hasil autopsi klinis juga tidak menunjukkan adanya pembekuan darah, atau blood clot, yang selama ini diduga dapat ditimbulkan karena vaksin AstraZeneca," ungkap Prof Hindra.

3. Tim profesional

Autopsi yang dilakukan untuk memeriksakan jenazah Fauqi tak dilakukan secara sembarangan, Bunda. Doktor Ade menjelaskan bahwa ia melakukan pemeriksaan secara menyeluruh berdasarkan makroskopik dan mikroskopik.

Tak hanya itu, Bunda. Doktor Ade juga menggaet tim dokter profesional yakni ahli forensik dan medikolegal, patologi anatomik, patologi klinik, mikrobiologi, serta ahli penyakit dalam.

"Pemeriksaan dilakukan secara menyeluruh secara makroskopik dan mikroskopik serta laboratorium dengan melibatkan ahli kedokteran forensik dan medikolegal, patologi anatomik, patologi klinik, mikrobiologi, dan ilmu penyakit dalam," tutur Dr. Ade.

Bunda masih ingin melihat fakta lainnya? Klik baca halaman berikutnyaa, ya!

TAK MELAPORKAN GEJALA HINGGA GEJALA VAKSIN ASTRAZENECA

Ilustrasi Vaksin COVID-19

Ilustrasi Vaksin/Foto: dok Kaspersky

4. Fauqi tak melaporkan gejala

Sebelum meninggal dunia, Fauqi tak langsung melaporkan keluhan yang ia rasakan pada nomor telpon yang ada di belakang kartu vaksinasinya, Bunda. Ia memilih untuk berobat ke dokter umum sehingga kondisinya semakin memburuk.

Sementara itu, Fauqi mengalami gejala seperti demam tinggi, menggigil, dan sakit kepala usai vaksinasi. Hal ini juga diungkapkan oleh Prof Hindra.

"Tengah malam dia demam, tinggi, nggak berobat juga, kemudian paginya dia merasa pegal, jadi dipijit, yang bersangkutan belum menikah jadi tinggal serumah dengan keluarga. Setelah dipijat itu pingsan dia, lalu dibawa ke RS di Rawamangun, namun ternyata sampai di RS death on arrival," tuturnya.

Fauqi meninggal pada pukul 12 siang, Bunda. Hal ini bertepatan pada 24 jam pasca Fauqi melaksanakan vaksinasi COVID-19.

5. Gejala vaksin AstraZeneca

Sebelum dibawa ke rumah sakit, Fauqi memang sempat mengalami gejala yang sama dengan vaksin AstraZeneca, Bunda. Meski begitu, Prof Hindra mengaku bahwa vaksin AztraZeneca tidak menyebabkan kematian serta pembekuan darah.

"Untuk mencari keterkaitan kalau demam menggigil itu memang gejala vaksin AstraZeneca, namun tidak menyebabkan kematian, kalau kematian kan blood clot," ungkap Prof Hindra.

Juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi pun mengungkap bahwa setelah adanya kejadian ini, kegiatan vaksinasi akan tetap berlanjut. Hal ini juga didukung oleh stok vaksin di Indonesia yang terus meningkat.


(mua/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda