Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

7 Fakta Santri Tutup Telinga Saat Ada Musik, MUI hingga Yenny Wahid Angkat Bicara

Tim HaiBunda   |   HaiBunda

Kamis, 16 Sep 2021 19:00 WIB

Ilustrasi Santri
Ilustrasi Santri / Foto: Getty Images/iStockphoto/wichianduangsri

Beberapa waktu lalu, beredar sebuah video viral yang menampilkan para santri ketika akan melakukan vaksinasi COVID-19. Mereka menutup telinga karena mendengar lagu yang diputar di tempat tersebut.

Video yang beredar di media sosial itu langsung viral dan menuai polemik. Dalam video itu, seluruh santri tampak membungkuk sambil menutupi telinga mereka dengan sangat rapat.

Berbagai reaksi ditimbulkan oleh video tersebut. Banyak orang menilai santri yang terdapat di dalam video itu merupakan kelompok radikal.

Meski begitu, tak sedikit pula yang membela para santri lantaran kejadian di video tersebut masih belum jelas kronologinya. Selain itu, belum diketahui juga dari mana para santri ini berasal. Lokasi mereka melakukan vaksinasi juga tidak diketahui.

5 Efek Alat KB Suntik5 Efek Alat KB Suntik/ Foto: HaiBunda/Mia

Video tersebut viral hingga ke kalangan publik figur. Tokoh ulama, artis, hingga pemerintah turut menyoroti video santri yang viral karena menutup telinga mereka saat mendengar lagu.

Bunda, berikut ini 7 fakta mengenai peristiwa santri yang menutup telinga saat mendengar musik di lokasi vaksinasi COVID-19 seperti dirangkum dari detikcom:

1. Terjadi di tempat vaksinasi COVID-19

Kejadian viral itu direkam di dalam sebuah video berdurasi singkat yang tersebar di media sosial. Tidak diketahui dengan jelas siapa orang-orang yang terdapat dalam video tersebut. Namun yang pasti, mereka tengah berada di sebuah ruang tunggu.

Pria yang merekam video tersebut menjelaskan bahwa para santri itu tengah menunggu giliran untuk melakukan vaksinasi. Namun terdapat lagu yang diputar di tempat itu, Bunda.

"Masyaallah, santri kami sedang antre untuk vaksin. Qodarullah di tempat vaksin ini ada suara musik," ujar pria di dalam video tersebut.

Pria itu kemudian menjelaskan bahwa para santri menutup telinga agar tidak mendengar lantunan lagu di ruang tunggu vaksinasi.

"Maka bisa dilihat para santri kami menutup kupingnya agar mereka tidak mendengar suara musik ini," ujarnya.

Dari keterangan pria tersebut, baru bisa dipastikan bahwa para santri tengah berada di ruang tunggu vaksinasi saat mendengar lantunan lagu. Bunda, baca fakta lainnya mengenai video viral santri tutup telinga di halaman berikutnya.

Jangan lupa saksikan video tentang aturan baru di taliban yang memisahkan mahasiswa dan mahasiswi.

[Gambas:Video Haibunda]


SANTRI SEDANG MENGHAFAL?

Ilustrasi Santri

Ilustrasi Santri / Foto: Getty Images/iStockphoto/wichianduangsri

2. Santri adalah penghafal Al-Quran

Setelah viral, video tersebut langsung mendapat tanggapan dari berbagai pihak. Video itu juga telah sampai ke Majelis Ulama Indonesia atau MUI, Bunda.

Wakil Sekjen MUI, M Ziyad turut mengomentari video tersebut. Menurutnya video itu tidak bisa disimpulkan karena tak dijelaskan di mana posisi santri berada.

Meski belum mengetahui jelas perkara sesungguhnya, Ziyad mengaku bahwa dia adalah pengajar dari Tahfiz Al-Quran, atau penghafal Al-Quran. Menurutnya, para santri memang harus menjaga konsentrasi agar hafalannya tidak terganggu.

"Anak santri ini memang dijaga betul hafalan alqurannya termasuk jangan sampai mendengarkan hal-hal yang dapat mengganggu konsentrasi hafalan-nya. Itu salah satunya itu adalah musik. Suara-suara, nggak hanya musik saja gitu," ujar Ziyad, dikutip dari detikcom.

3. Musik menempel pada ingatan santri

Ziyad menduga, para santri menutupi telinga mereka karena tidak ingin konsentrasi mereka dalam menghafal ayat Al-Quran terganggu. Mereka memiliki masalah jika mendengarkan musik, karena musik dapat menempel pada ingatan santri.

Ia juga menjelaskan soal Imam Syafi'i yang melakukan hal serupa. Ziyad bercerita, Imam Syafi'i selalu menyumpal telinganya dengan kapas ketika pergi ke masjid.

"Apa tujuannya, dia tidak ingin dengar apapun selama perjalanan dari rumah ke masjid. Saking cerdas beliau, hanya mendengar itu beliau hafal di pikiran dia. Takut tercampur dengan hafalan hadis, fikih, dll. Kita harus proporsional, jernih melihat itu," tuturnya.

4. Panitia tempat vaksinasi dikritik

Lebih lanjut, Ziyad menyinggung soal kebijakan panitia vaksinasi COVID-19 di tempat tersebut. Sebab menurutnya, apabila benar para santri tengah menghafal Al-Quran, seharusnya musik dimatikan terlebih dahulu.

"Maka justru seharusnya saya bertanya, apakah panitia pelaksana vaksinasi lihat siapa pesertanya. Harusnya menghormati, kalau peserta para santri, penghafal Alquran, maka musik harus dimatikan kalau kita hormati itu. Sebab ada ada santri yang terganggu hafalan-nya makanya santri kemudian menutup telinga," imbuh Ziyad.

Simak fakta soal video santri viral di halaman berikutnya, Bunda.

SANTRI DAPAT DUKUNGAN

Ilustrasi Santri

Ilustrasi Santri / Foto: Getty Images/iStockphoto/wichianduangsri

5. Pandangan soal musik

Peristiwa tersebut mengundang sejumlah komentar negatif terhadap pandangan Islam mengenai musik. Pasalnya, beberapa orang menilai musik diharamkan dalam Islam.

"Jangan lantas terburu-buru menilai mereka mengharamkan musik. Tidak. Meskipun di kalangan para ulama, terjadi perdebatan pandangan ada yang mengharamkan musik secara mutlak," ujar Ziyad.

Menurut Ziyad, pandangan soal mengharamkan musik terjadi karena adanya pandangan musik dapat mengantarkan Muslim kepada kemaksiatan.

"Tetapi ada juga yang mengatakan ulama Muslim boleh (mendengar musik) kalau menjadi wasilah untuk berdakwah," imbuhnya.

6. Santri punya memori mereka sendiri

Ketua Komisi VIII DPR RI, Yandri Susanto turut buka suara mengenai video santri yang viral karena menutup telinga. Ia mengatakan hal tersebut wajar dilakukan karena santri memiliki memori mereka sendiri.

"Setiap sel dalam tubuh kita punya memori tersendiri, telinga punya memori tersendiri, kalau santri penghafal Quran tidak mau telinganya diisi memori lain selain Al-Quran, itu pilihan mereka. Tidak menjelaskan mereka radikal," kata Yandri.

Selain itu, ia mengimbau agar masyarakat tidak termakan hate speech atau ucapan kebencian terhadap para santri di video tersebut.

"Jangan gampang melabeli orang lain radikal lah. Itu sikap yang biasa. Mereka santri penghafal al-Quran. Wajar saja jika ingin memilih fokus pada hafalannya dan tidak mau mendengar musik. Itu hak mereka," ucapnya.

7. Santri dan pesantren dapat dukungan

Dukungan tak hanya diberikan oleh MUI dan DPR, melainkan juga Muhammadiyah. Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad menyayangkan adanya komentar negatif terkait sikap santri tersebut.

"Santri itu mungkin sedang konsentrasi terhadap hafalannya jadi takut terbuyarkan oleh suara musik," kata Dadang.

Di sisi lain, Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid mengapresiasi pihak pesantren yang memberikan vaksin COVID-19 kepada santrinya.

"Saya senang para gurunya mengatur agar mereka divaksinasi. Dengan divaksin, mereka bukan saja melindungi dirinya, tetapi juga orang-orang di sekelilingnya dari ancaman COVID-19," tulis Yenny di laman Instagramnya.

Mantan Komisaris Garuda Indonesia itu juga berharap agar masyarakat lebih bijak dalam menilai orang lain, "Yuk kita lebih proporsional dalam menilai orang lain. Janganlah kita dengan gampang memberi cap seseorang itu radikal, seseorang itu kafir dan lain lain."


(anm/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda