Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

trending

Kisah Sedih Ade Jigo Temukan Jenazah Istri Usai Tragedi Tsunami Selat Sunda

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Rabu, 29 Dec 2021 13:45 WIB

Ade Jigo
Komedian Ade Jigo/ Foto: Instagram @adejigo

Ade Jigo menjadi saksi hidup tragedi tsunami Selat Sunda yang menelan ratusan korban jiwa pada 22 Desember 2018 silam. Ade Jigo sendiri kehilangan sahabat dan istrinya, Meyuza.

Usai tsunami menerjang, Ade Jigo bersama anak keduanya yang selamat mencoba mencari pertolongan di lokasi kejadian. Ia sempat kembali ke hotel untuk mengganti pakaiannya dan sang buah hati.

"Gue cek sudah berantakan semua, air mati, listrik mati. Untungnya gue masih tahu letak koper di mana, gue ganti baju celana, anak juga ganti baju celana, gue keluar dari situ," kata Ade Jigo, dikutip dari YouTube CERITA UNTUNGS, Rabu (29/12/21).

Sesampainya di parkiran depan hotel, Ade Jigo mendatangi mobil yang lampunya menyala. Orang di mobil tersebut ternyata sedang menunggu atasannya dan tidak tahu bahwa ada peristiwa tsunami.

Banner Basic Skincare untuk Kulit GlowingFoto: HaiBunda/Mia

"Dia enggak tahu, jadi antara lokasi parkiran dan acara itu lumayan jauh. Gue bilang, 'Mas ada tsunami', dia enggak percaya, 'Ini saya korban, ayo Mas lebih baik kita selamatkan diri, kita keluar dari sini'. Di jalan sudah berantakan," ujar Ade Jigo.

Ade Jigo pun dibawa ke mess karyawan Tanjung Lesung dan di sana sudah banyak ditemukan korban tsunami. Ade menggunakan handphone yang dipinjamnya mengunggah video di Instagram.

"Gue masih pegang handphone. Satu-satunya cara gue (komunikasi) Instagram. Itu bapak security (pemilik handphone) tidak punya Instagram, gue download ada setengah jam untung ada kuota, gue masuk akun gue, gue bikin video pertolongan, itu semua banyak yang enggak percaya," ungkapnya.

Ade lalu memutuskan untuk pergi dari mess karena keadaan sudah mulai ramai. Ia mencoba memberhentikan kendaraan untuk diangkut ke balai pengobatan bersama anaknya.

Ia pun berhasil membawa anaknya ke balai pengobatan. Namun, keadaan di sana justru lebih ramai dari tempat sebelumnya, Bunda.

"Anak gue nangis terus, sudah mulai biru (bibirnya), takutnya dehidrasi. Gue dibawa ke balai pengobatan warga, itu lebih ramai dari mess itu. Anak gue makin nangis," kata Ade.

Ada yang sedang panik, tiba-tiba bertemu dengan seorang pria yang akan membawa pasien dari balai pengobatan. Ia pun ikut dan dibawa ke klinik di daerah Panimbang.

Di sana, Ade mendapatkan keajaiban karena bertemu dengan anak pertama dan babysitter-nya. Keduanya ditemukan selamat.

"Ini keajaiban gue yang ketiga. Gue turun, anak gue yang pertama sudah tergeletak di lantai lobi sama babysitter-nya. Ada fotonya sudah bengep lagi diselimuti sama driver kantor," ujarnya.

Selama berada di klinik, Ade berusaha mencari pertolongan untuk anak-anaknya. Simak kisah lengkap di halaman berikutnya ya.

Simak juga pesan Ade Jigo untuk dua anaknya yang selamat dari tsunami, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

PERJUANGAN ADE UNTUK MENGATASI DEHIDRASI ANAK

Ade Jigo

Komedian Ade Jigo/ Foto: Instagram @adejigo

Selama berada di klinik, Ade Jigo berusaha mencari makanan untuk diberikan ke anak-anaknya. Ia mengaku sempat pasrah karena lokasi klinik pun ternyata dekat dengan laut.

Suasana di klinik juga tak jauh berbeda dengan tempat-tempat sebelumnya. Klinik sudah ramai dengan korban, sementara tenaga medis terbatas.

"Gue cari ruangan, gue masuk, anak gue tidurin sebentar, 'tunggu di sini, ayah mau cari minum'. Gue cari teh hangat," kata Ade Jigo.

Ade pun bergegas keluar klinik untuk mencari teh manis hangat. Ia sampai meminjam uang Rp20 ribu pada petugas untuk membeli minum di kantin belakang klinik.

"Gue jalan ke belakang, kantinnya tutup. Gue harus cari teh karena anak gue sudah dehidrasi, gue mau balik ke arah depan, ada saung. Itu keajaiban kayak disiapin sama Allah, ada satu kardus air minum gelas sama termos air panas. Gue sampai, 'Bu, Bapak, ini punya siapa?' Enggak ada yang menyahut. Ya Allah, saya minta maaf ini saya bawa," ujarnya.

Minuman yang ditemukannya itu pun dibagikan ke orang-orang yang membutuhkan. Kemudian, Ade kembali mencari teh manis untuk anak-anaknya.

Ade Jigo lalu mendatangi sekolah yang letaknya tak jauh dari klinik. Di sana Ade mendapatkan pertolongan dan dibuatkan teh manis oleh petugas di sekolah.

"Gue bawa dua gelas, anak gue tenangin, gue istigfar belum pikir apa-apa. Cuma nanti bada Subuh, cuaca sudah cerah, terus hujan sudah berhenti, gue cari istri gue, gue yakin istri gue selamat," ungkapnya.

Ade pun dipertemukan dengan sang istri, namun sudah tak bernyawa. Simak kisah lengkap di halaman berikutnya ya.

KEBERADAAN JENAZAH ISTRI TERNYATA DEKAT DENGAN ADE JIGO

Ade Jigo dan Mendiang Istri

Ade Jigo bersama Mendiang Istri/ Foto: Instagram

Saat berada di klinik, tiba-tiba satpam klinik mendatangi Ade Jigo. Satpam itu meminta Ade Jigo untuk memeriksa jenazah perempuan yang mungkin dikenali Ade.

Namun, Ade kerap menolak untuk melihat jenazah itu, Bunda. Saat itu, dia memang tengah sibuk mengurus dua anaknya.

"(Satpam bilang) Di belakang kamar jenazah, ada jenazah satu perempuan bapak cek siapa tahu kenal, 'Oh iya pak' gitu saja gue enggak cek," kata Ade.

Satpam klinik kembali mendatangi Ade Jigo untuk memintanya memeriksa jenazah di klinik tersebut. Ade kembali menolak. Namun, manajer Ade akhirnya memeriksa jenazah tersebut. Benar saja, itu ternyata adalah jenazah istrinya, Meyuza.

"Kemudian satpam itu datang lagi pas manajer gue datang, dia bilang lagi, 'Pak, itu cek saja siapa tahu bapak kenal'. Secara enggak langsung, manajer gue ngecek ke belakang," kata Ade Jigo.

"Sudah ngecek enggak mau ngomong, ketakutan, (bingung) cara kasih tahu gimana. Bada subuh, gue mau wudhu di belakang, satpam itu datang lagi bawa ustaz ngasih gue pencerahan, nguatin bahwa kematian itu ada, nyambunglah ke Surat An-nisa ayat 78 itu." sambungnya.

Saat ingin ambil wudhu di belakang klinik, manajer Ade melarangnya. Ade lalu memaksa dan mengecek sendiri keadaan di belakang klinik. Dari situ, ia baru tahu bahwa jenazah yang dimaksud satpam adalah jenazah sang istri.

"Gue mau ambil wudhu ditarik suruh wudhu di depan. 'Enggak gue mau wudhu di belakang'. Akhirnya gue cek ke belakang, benar alharhum istri," ujarnya.

"Ini ruang opname gue, ini sebelah kamar jenazah. Jadi dari malam sudah sebelah-sebelahan sama almarhum. Satpam itu kekeh sampai bahwa ustaz, dari situ gue percaya takdir itu ada."


(ank/fir)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda