
Bundapedia
Surrogate Mother
Nanie Wardhani | Haibunda
Di banyak negara barat terutama Amerika Serikat dan Eropa, surrogate mother merupakan salah satu pilihan upaya yang bisa dilakukan oleh pasangan yang ingin memiliki keturunan untuk mewujudkan impian mereka. Namun bagaimana dengan di Indonesia?
Apa itu surrogate mother?
Seperti dikutip dari What to Expect, surrogate mother atau ibu pengganti adalah ketika seorang wanita yang mengandung kehamilan untuk pasangan lain karena sang wanita tidak mampu, mungkin karena tidak dapat mempertahankan kehamilan, tidak memiliki rahim atau memiliki kondisi medis yang menyebabkan kehamilan jadi berbahaya atau tidak mungkin.
Menurut Healthline, ada banyak alasan pasangan di beberapa negara tertentu memilih program surrogacy, di antaranya:
- Masalah kesehatan yang mencegah seorang wanita untuk hamil atau hamil sampai cukup bulan.
- Masalah infertilitas yang mencegah pasangan untuk hamil atau tetap hamil, seperti keguguran berulang.
Jenis surrogate mother
Istilah surrogate mother atau 'ibu pengganti' umumnya digunakan untuk menggambarkan beberapa skenario yang berbeda.
Gestational surrogacy
Ibu pengganti membawa kehamilan untuk individu atau pasangan menggunakan sel telur yang bukan milik ibu pengganti. Sel telur bisa berasal dari ibu yang dituju atau donor. Demikian pula, sperma bisa berasal dari ayah yang dituju atau donor. Kehamilan dicapai melalui fertilisasi in vitro (IVF).
Cara menemukan surrogate mother
Beberapa orang meminta bantuan teman atau anggota keluarga yang bersedia menjadi ibu pengganti. Yang lain beralih ke agen pengganti di Amerika Serikat atau di luar negeri untuk menemukan pasangan yang cocok. Agensi menyaring kandidat terlebih dahulu untuk memastikan mereka memenuhi kriteria yang terkait dengan proses tersebut. Kemudian mereka mencocokkan keinginan atau kebutuhan untuk menemukan situasi terbaik untuk keluarga Bunda.
Kriteria untuk menjadi surrogate mother
Kualifikasi untuk menjadi ibu pengganti gestasional bervariasi menurut agensi, tetapi mencakup hal-hal seperti:
- Usia. Kandidat harus berusia antara 21 dan 45 tahun. Sekali lagi, rentang spesifik bervariasi berdasarkan lokasi.
- Latar belakang reproduksi. Mereka juga harus menjalani setidaknya satu kehamilan tanpa komplikasi untuk cukup bulan tetapi memiliki kurang dari lima persalinan pervaginam dan dua operasi caesar.
- Gaya hidup. Pengganti harus tinggal di lingkungan rumah yang mendukung, sebagaimana dikonfirmasi oleh studi di rumah. Penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol adalah pertimbangan lain.
- Tes. Selain itu, calon ibu pengganti harus menjalani pemeriksaan kesehatan mental, pemeriksaan fisik lengkap termasuk pemeriksaan untuk infeksi menular seksual (IMS).
Orang tua yang dituju memiliki persyaratan tertentu untuk dipenuhi juga. Ini melibatkan:
- Memberikan riwayat kesehatan yang lengkap
- Menjalani pemeriksaan fisik untuk memastikan mereka berhasil melalui siklus pengambilan fertilisasi in vitro
- Skrining penyakit menular
- Pengujian untuk penyakit genetik tertentu yang dapat diturunkan ke anak
- Konseling kesehatan mental juga dianjurkan untuk mencakup hal-hal seperti ekspektasi dari ibu pengganti, kecanduan, pelecehan, dan masalah psikologis lainnya.
![]() |
Masalah tak terduga dengan surrogacy
Saat merencanakan ibu pengganti, semuanya mungkin tampak cukup mudah. Namun, penting untuk dicatat bahwa seperti kebanyakan hal dalam hidup, ada peluang munculnya masalah dan membuat segalanya menjadi rumit.
Beberapa pertimbangan:
IVF atau IUI bukan jaminan kehamilan. Terkadang prosedur ini tidak berfungsi pada percobaan pertama atau bahkan percobaan berikutnya. Bunda mungkin memerlukan beberapa siklus untuk mencapai kehamilan.
Pertimbangan lain adalah bahwa meskipun kehamilan terjadi, keguguran masih mungkin terjadi. Sama seperti jalur kehamilan-ke-orang tua tradisional, selalu ada kemungkinan masalah kesehatan dengan bayi atau komplikasi dengan ibu pengganti atau kelahiran yang sebenarnya.
Kehamilan dengan IVF dan IUI dapat menyebabkan kehamilan kembar dua atau lebih. Sementara studi di rumah dan evaluasi psikologis adalah bagian dari proses penyaringan, mereka tidak dapat menjamin bahwa ibu pengganti tidak akan terlibat dalam perilaku yang dianggap berisiko.
(Di sisi lain, sebagian besar ibu pengganti melahirkan bayi karena keinginan untuk membawa kegembiraan menjadi orang tua bagi orang-orang yang mungkin tidak mengalaminya.)
Hukum surrogate mother di Indonesia
Metode Surrogate mother atau ibu pengganti mungkin sudah dikenal dan banyak dijalankan oleh pasangan di Amerika Serikat dan Eropa, namun metode ini memang sangat jarang terdengar di Indonesia. Hal ini disebabkan karena kenyataannya surrogate mother ini dilarang di Indonesia.
Surrogate mother dilarang di Indonesia, hal ini mengacu pada Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 127. Di sini telah diatur bahwa upaya kehamilan di luar cara alamiah hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah.
Di dalamnya juga dijelaskan bahwa kehamilan di luar cara alamiah hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan ditanamkan dalam rahim istri dari ovum berasal, kemudian harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan dan kewenangan, serta adanya fasilitas yang memadai.
Oleh karena ini lah, Bunda mungkin lebih sering mendengar surrogate mother dari film-film, atau dari kisah-kisah kehidupan para selebriti di Amerika Serikat atau Eropa saja, karena di sana, metode surrogate mother atau ibu pengganti ini adalah hal yang terbilang umum. Di negara-negara ini, Surrogacy sudah cukup lama menjadi salah satu metode yang dapat diandalkan untuk mewujudkan terbentuknya keluarga baru bagi mereka yang membutuhkan.