
Bundapedia
Postnatal
Nanie Wardhani | Haibunda
Apa itu periode postnatal?
Periode postnatal mengacu pada enam minggu pertama setelah melahirkan. Ini adalah saat yang membahagiakan, tetapi sekaligus merupakan masa penyesuaian dan penyembuhan bagi para Bunda pasca melahirkan. Selama minggu-minggu ini, Bunda akan terikat dengan bayi dan Bunda akan menjalani pemeriksaan pasca melahirkan rutin dengan dokter.
World Health Organization menyatakan bahwa perawatan postnatal didefinisikan sebagai perawatan yang diberikan kepada ibu dan bayinya yang baru lahir segera setelah lahirnya plasenta dan selama enam minggu pertama kehidupan.
Menyesuaikan diri menjadi seorang Bunda
Menyesuaikan diri dengan kehidupan sehari-hari setelah kelahiran bayi biasanya memiliki tantangan tersendiri, terutama jika Bunda adalah seorang ibu baru. Meskipun penting untuk merawat Si Kecil, Bunda juga harus merawat diri sendiri.
Kebanyakan bunda baru tidak kembali bekerja setidaknya selama enam minggu pertama setelah melahirkan. Ini memberikan waktu untuk beradaptasi dan mengembangkan kebiasaan baru.
Mengingat Si Kecil yang masih bayi harus sering diberi makan dan diganti popok, Bunda mungkin sering kurang tidur dan hal ini bisa membuat frustrasi serta terasa sangat melelahkan. Kabar baiknya adalah pada akhirnya Bunda akan jatuh ke dalam rutinitas. Sementara bergulir dengan rutinitas, berikut ini yang dapat Bunda lakukan untuk transisi yang lebih mudah, seperti dilansir dari Healthline:
1. Istirahat yang cukup
Berusahalah untuk bisa tidur sebanyak mungkin ketika ada kesempatan untuk mengatasi kelelahan Bunda. Bayi mungkin bangun setiap dua hingga tiga jam untuk menyusu. Untuk memastikan Bunda cukup istirahat, usahakanlah untuk tidur juga saat bayi Bunda tidur.
2. Mencari bantuan
Jangan ragu untuk menerima bantuan dari keluarga dan teman selama masa nifas, maupun setelahnya. Tubuh Bunda perlu proses untuk pulih, dan bantuan praktis di sekitar rumah dapat membantu mendapatkan istirahat yang sangat dibutuhkan. Teman atau keluarga dapat menyiapkan makanan, mengerjakan tugas rumah, atau membantu merawat anak lain di rumah.
3. Makan makanan sehat
Pertahankan pola makan yang sehat untuk mempercepat penyembuhan. Tingkatkan asupan biji-bijian, sayuran, buah-buahan, dan protein. Bunda juga harus meningkatkan asupan cairan, terutama jika sedang menyusui.
4. Olahraga
Dokter akan memberi tahu Bunda kapan Bunda bisa mulai kembali berolahraga. Aktivitas yang dilakukan tidak boleh berat. Cobalah berjalan-jalan di dekat rumah. Perubahan pemandangan menyegarkan dan dapat meningkatkan tingkat energi tubuh.
Berfungsi sebagai unit keluarga baru
Bayi baru adalah penyesuaian bagi seluruh keluarga dan dapat mengubah dinamika Bunda dengan pasangan. Selama masa nifas, Bunda dan pasangan mungkin juga akan kekurangan waktu bersama yang berkualitas. Ini adalah periode yang luar biasa dan menegangkan, tetapi ada cara untuk mengelolanya.
Sebagai permulaan, bersabarlah. Pahami bahwa setiap pasangan mengalami perubahan setelah kelahiran bayi. Butuh waktu untuk menyesuaikan, tetapi Bunda akan mengetahuinya. Merawat bayi yang baru lahir akan terasa semakin mudah setiap harinya.
Juga, berkomunikasilah sebagai satu keluarga. Jika seseorang merasa tersisihkan, apakah itu pasangan atau anak-anak lain di rumah, bicarakan masalahnya dan jadilah pengertian. Meskipun bayi membutuhkan banyak perhatian dan Bunda dan pasangan akan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk memenuhi kebutuhannya, jangan merasa bersalah menghabiskan waktu berdua saja sebagai pasangan selama masa nifas.
Gangguan mood postnatal
Apa saja jenis gangguan mood postnatal? Ada tiga jenis gangguan mood postnatal:
Baby Blues
Baby blues pada masa nifas adalah hal yang wajar. Ini biasanya terjadi beberapa hari setelah melahirkan dan dapat berlangsung hingga dua minggu. Dalam kebanyakan kasus, seorang bunda tidak akan mengalami gejala terus menerus, dan gejala akan bervariasi.
Sekitar 70 hingga 80 persen bunda baru mengalami perubahan suasana hati atau perasaan negatif dalam periode postnatal. Baby blues disebabkan oleh perubahan hormonal dan gejalanya meliputi:
- Tangisan yang tidak bisa dijelaskan
- Sifat lekas marah
- Insomnia
- Kesedihan
- Perubahan suasana hati
- Kegelisahan
![]() |
Depresi pasca melahirkan
Baby blues berbeda dengan depresi pasca melahirkan. Depresi pasca melahirkan terjadi ketika gejala berlangsung selama lebih dari dua minggu.
Gejala tambahan mungkin termasuk perasaan bersalah dan tidak berharga, dan kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari. Beberapa wanita dengan depresi pasca persalinan menarik diri dari keluarga, tidak tertarik pada bayinya, dan berpikir untuk menyakiti bayinya.
Depresi pasca melahirkan membutuhkan perawatan medis. Bicaralah dengan dokter jika Bunda mengalami depresi yang berlangsung lebih dari dua minggu setelah melahirkan, atau jika berpikir untuk menyakiti bayi Bunda. Depresi pasca melahirkan dapat muncul kapan saja setelah melahirkan, bahkan hingga satu tahun setelah melahirkan.
Depresi pasca melahirkan memengaruhi sekitar 1 dari 7 orang tua baru. Jika pernah mengalami depresi pasca melahirkan sebelumnya, risiko meningkat hingga 30 persen pada kehamilan berikutnya. Bunda mungkin mengalami pasang surut bergantian, sering menangis, lekas marah dan lelah, serta perasaan bersalah, cemas dan ketidakmampuan untuk merawat bayi atau diri sendiri.
Gejala berkisar dari ringan hingga parah dan dapat muncul dalam waktu seminggu setelah melahirkan atau secara bertahap, bahkan hingga satu tahun kemudian. Meski gejalanya bisa bertahan beberapa bulan, pengobatan dengan psikoterapi atau antidepresan sangat efektif.
Psikosis pasca melahirkan
Menurut Cleveland Clinic, psikosis pasca melahirkan adalah bentuk depresi pasca melahirkan yang sangat parah dan membutuhkan perhatian medis darurat. Kondisi ini relatif jarang, hanya menyerang 1 dari 1.000 orang setelah melahirkan.
Gejala umumnya terjadi dengan cepat setelah melahirkan dan parah, berlangsung selama beberapa minggu sampai beberapa bulan. Gejala termasuk agitasi parah, kebingungan, perasaan putus asa dan malu, insomnia, paranoia, delusi atau halusinasi, hiperaktif, bicara cepat atau mania. Psikosis postpartum membutuhkan perhatian medis segera karena ada peningkatan risiko bunuh diri dan risiko bahaya pada bayi. Perawatan biasanya akan mencakup rawat inap, psikoterapi dan pengobatan.
Faktor yang meningkatkan risiko mengalami depresi setelah kelahiran
Menurut Cleveland Clinic, terdapat faktor-faktor tertentu yang dapat meningkatkan risiko depresi pasca melahirkan:
- Memiliki riwayat depresi pribadi atau keluarga, depresi pasca melahirkan, atau gangguan disforik pramenstruasi (PMDD)
- Dukungan sosial yang terbatas
- Konflik perkawinan atau hubungan
- Ambivalensi tentang kehamilan
- Komplikasi kehamilan seperti kondisi kesehatan, persalinan yang sulit atau kelahiran prematur
- Berusia di bawah 20 tahun atau orang tua tunggal
- Memiliki bayi berkebutuhan khusus atau bayi yang sering menangis
Menyesuaikan diri dengan kondisi dan peran yang baru sebagai ibu tentu akan membutuhkan proses. Yakinlah bahwa Bunda bisa melalui setiap tantangan dalam proses ini dan nikmati setiap momen baru yang tercipta bersama Si Kecil pada periode postnatal yang terbilang singkat ini.