Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

cerita-bunda

Anakku Ngga Mampu Beli Buku, Bapaknya Malah Belikan Rumah untuk Istri Muda

Sahabat HaiBunda   |   HaiBunda

Senin, 25 Jan 2021 17:05 WIB

Ilustrasi ibu dan anak
Ilustrasi ibu dan anak/ Foto: Getty Images/iStockphoto/airdone

Andai Mas Tomas tidak menikah lagi dengan perempuan yang telah gagal berumah tangga, pasti aku fokus mengurus anak-anak kami. Tapi, takdir berkata lain.

Justru, dia menuduhku yang pertama selingkuh. Katanya, dia tak betah hidup denganku lantaran rumah kami selalu didatangi orang bank. Dia mengatai-ngataiku. Sempat pula berkata, aku perempuan tak tahu diri karena selalu berutang. Padahal, aku berutang demi anak-anak kami. Selain itu, untuk membayar kredit rumah dan mobil yang dibeli mantan suamiku itu.

Sungguh, aku tidak pernah berselingkuh. Memang, aku adalah tipe perempuan yang dekat dengan beberapa kawan lelaki. Tapi, suamiku mengetahui sejak kami masih pacaran. Lagi pula, aku dan teman lelaki tidak pernah berbicara empat mata. Melainkan, hanya berbincang jika ada tetangga. Aku takut fitnah. Walau pun telah difitnah hingga kami bercerai.

Empat anak kami ikut denganku yang saat itu tidak punya pekerjaan. Aku tidak lagi menerima sebagian gaji dari mantan suamiku yang bekerja sebagai aparat negara. Semua uangnya sudah diberikan untuk istri baru yang lebih seksi dan muda.

Mau tidak mau, aku pun harus bekerja. Tidak ada pilihan lain, aku pun menjadi pengemudi ojek online.

Karena tuntutan pekerjaan ini, aku harus merelakan anak kami yang masih berumur satu tahun diasuh oleh neneknya. Mulai pagi hingga sore, bahkan pernah juga selepas Isya. Aku harus mencari penumpang demi memenuhi kebutuhan sehari-hari dan biaya pendidikan ke empat buah hati yang dulu pernah jadi sumber cinta suami kepada saya.

"Kasihan ya. Anak-anak Bu Darma masih kecil. Tapi, mesti kehilangan kasih sayang dari kedua orang tua," begitu bunyi gunjingan tetangga yang pernah aku dengar. Mereka ngga salah, tapi masak saya harus diam aja melihat anak-anak kelaparan atau tidak bisa bersekolah?

Ibu dan bapak pernah menyuruhku untuk menikah lagi. Tapi, siapa yang mau dengan ibu empat anak? Selain itu, aku bukanlah janda yang memiliki harta berlimpah dan tubuh yang masih ideal. Kulit pun sudah tak kencang. Bahkan, karena sering berkeliling mencari penumpang, kulitku kusam dan agak gelap.

Rasa sakit ini makin bertambah saat mendengar mantan suami malah mampu membeli harta dan bukannya membiayai anak-anaknya. Lihat di HALAMAN SELANJUTNYA ya, Bun.

Simak juga video berikut mengenai cerita Kirana Larasati menjelaskan perceraian pada anaknya yang masih balita

[Gambas:Video Haibunda]

Banner Deva Rachman



Aku Dengar Mantan Suami Malah Beli Harta, Anak-anakku Bagaimana?

Ilustrasi ibu dan anak

Ilustrasi ibu dan anak/ Foto: Getty Images/iStockphoto/spukkato

Aku mendengar kabar angin dari tetangga bahwa mas Tomas membeli rumah baru, mobil baru, dan motor baru. Tak mungkin jika aku mengemis padanya untuk membeli kebutuhan anak-anak. Meski, kutahu anak-anak masih menjadi tanggung jawabnya.

Padahal hampir setiap hari anak-anakku meminta kebutuhan. Seperti beberapa hari lalu si anak tengah bilang begini,"Bu, tadi guru mengharuskan saya membeli buku cetak. Katanya, buku itu menjadi bahan acuan utama selama satu tahun."

Aku ibu yang melahirkannya. Tak mungkin acuh mendengar aduan dari anak keduaku. Setelah dia masuk ke kamar, aku mulai rebah dan memeluk si bungsu. Tak terbayang olehku bagaimana mencari uang untuk membeli buku yang diperlukannya.

Aku tak mau anakku menjadi bahan tertawaan kawan-kawannya. Bisa-bisa, dia akan menjadi anak yang selalu minder sehingga tak memiliki semangat untuk meraih masa depan gilang-gemilang.

Tuhan, lemah nian hambamu. Bekerja dari pagi hingga malam. Tapi, belum bisa membahagiakan anak-anak. Andai bisa menangis di depan anak-anak. Sungguh, mampukah aku bertahan lebih lama?

Tuhan. Tidak ada yang lebih kuasa di dunia ini. Engkau pasti melihat dan mendengar. Rumah ini tak mungkin kujual. Satu-satunya harta yang kumiliki adalah tempat ini.

(Bunda Darma, menolak memberikan lokasi)

Mau berbagi cerita, Bunda? Share yuk ke kami dengan mengirimkan Cerita Bunda ke email [email protected]. Bunda yang ceritanya terpilih untuk ditayangkan, akan mendapat hadiah menarik dari kami.


(ziz/ziz)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda