cerita-bunda
Suami Galak Langsung Jinak Saat Kakak Menengahi Perceraian Kami
Senin, 01 Nov 2021 17:25 WIB
Saya dan kakak sebenarnya enggak begitu dekat. Dia anak kedua, saya anak kelima dari enam bersaudara. Jadi memang hubungannya agak jauh.
Tapi dari kecil, kakak nomor dua inilah yang paling sering belain kami adik-adiknya saat diganggu anak lain. Pernah dulu saya dicubit sama anak tetangga, eh si kakak lelaki ini balas dendam dengan cara ngejambak rambut kepang si pelaku. Hahah...kakak saya baik deh pokoknya.
Saat kami besar-besar, sudah menikah, enggak ada yang mencampuri urusan kami dalam berumah tangga. Kakak-kakak saya enggak tahu aja bagaimana suami dan saya sudah enggak serumah.
Saya sudah bulat mau cerai sama suami. Dia orangnya galak, toxic, pemalas, dan selalu mau enaknya sendiri. Selalu membuat saya macam Asisten Rumah Tangga (ART) dan mengkondisikan agar saya terkucil dari orang-orang terdekat.
Nafkah lahir tidak diberikan sama sekali. Semua uang dia makan sendiri, entah untuk jajan apa di luar sana, dan untuk uang dapur dia kasih secukup bin irit bin pelit. Jadi jangan harap saya kasih dia nafkah batin!
Saya enggak ngerti dia ngomong apa ke keluarganya, tapi yang jelas keluarganya kini men-cap saya janda gatal. Idih, janda gimana? Saya minta cerai aja enggak dikasih sama anak mereka.
Kakak-kakak saya tadinya enggak tahu. Tapi setelah omongan tetangga sampai ke kuping mereka, saya disidang. Di situ saya curhat nangis menceritakan perlakukan suami pada saya.
"Kenapa enggak bilang?" tanya kakak kedua saya.
"Karena saya enggak mau buka aib. Saya juga enggak mau pisah sama anak," jelas saya waktu itu.
Ternyata enggak butuh waktu lama untuk keluarga saya ambil tindakan. Kali ini mereka datang ke rumah saya dan ngomong sama suami. Seperti sudah saya perkirakan, suami kicep saat bicara dengan kakak kedua saya. Syukurin!
Kakak ngomong baik-baik, nada bicara datar, dan sopan. Tapi semua isi pembicaraannya menohok. Semua ucapannya enggak terbantahkan karena ya emang benar, mau gimana lagi? Singkat kata saya akhirnya maju ke Pengadilan, selama itu terjadi kakak-kakak saya urunan untuk menafkahi saya berproses menjadi single-mom.
Alhamdulillah semua lancar. Sidang enggak berbelit karena bukti-bukti sudah jelas. Untuk pekerjaan pun saat ini saya sudah bisa berdiri dengan kaki sendiri, juga udah biaya anak.
(Bunda I, meminta lokasi dirahasiakan)
Mau berbagi cerita, Bunda? Share yuk ke kami dengan mengirimkan Cerita Bunda ke [email protected] yang ceritanya terpilih untuk ditayangkan, akan mendapat hadiah menarik dari kami.
Simak juga video berikut mengenai Mona Ratuliu yang menangis dengar kesetiaan seorang suami.
(ziz/ziz)