Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

cerita-bunda

Suami, Aku Sabar Demi Keluarga Kita Tapi Kenapa Kamu Jadi Ngelunjak?

Sahabat HaiBunda   |   HaiBunda

Senin, 17 Jan 2022 17:11 WIB

ilustrasi pasangan kdrt
Ilustrasi KDRT oleh suami/Foto: dok. iStock
Jakarta -

Sebenarnya dengan berbagi cerita ini, saya juga berharap masukan dari Bunda-bunda yang lain. Mungkin saja ada yang sudah pernah menghadapi masalah seperti ini dan punya solusi untuk saya.

Saya seorang istri berusia 28 tahun dengan satu balita laki-laki yang sangat aktif. Usia pernikahan saya kurang lebih tiga tahun. Sebelum menikah, saya mengenal suami sebagai sosok laki-laki yang sederhana, lembut, dan bertanggung jawab. Namun, setelah menikah, barulah terungkap satu per satu watak aslinya.

Suami mabuk, berbicara kasar, bahkan memukul. Dan, setiap kali memukul selalu di depan anak. Tahun pertama menikah, keluarga suami kerap ikut campur dan menyalahkan saya. Menurut mereka, sikap suami saya itu karena watak saya sendiri yang juga keras dan tidak mau mengalah.

Banner Shio Paling Cuan 2022Foto: HaiBunda/Mia

Tahun kedua pernikahan saya memutuskan untuk berhijrah. Saya pelan-pelan berusaha menjadi lebih sabar. Keluarga suami juga melihat perubahan itu dan mulai memihak saya. Nah, mungkin karena saya menjadi lebih sabar, suami saya bertindak lebih seenaknya.

Ketika kami berbeda pendapat, suami selalu mengatakan saya istri yang pembangkang hanya karena saya mau dia mendengarkan pendapat saya. Suami juga melarang saya kerja dan fokus mengasuh anak di rumah sementara dia tidak bekerja. Beberapa kali saya diusir dari rumah, atau dia yang pergi dari rumah.

Sampai akhirnya perasaan saya terhadap suami benar-benar hilang. Tapi saya tetap bertahan demi anak. Karena perasaan saya sudah hilang, pernikahan kami menjadi hambar. Tidak pernah lagi ada pembicaraan hangat, komunikasi dalam rumah pun untuk hal hal yang penting saja.

Tiap kali saya mencoba ajak ngobrol, berujung konflik. Perbedaan pendapat sedikit pun bisa jadi pertengkaran hebat. Kadang suami saya sampai melontarkan makian yang sangat kasar.

Saya benar-benar bingung apa yang harus saya lakukan, perceraian ditentang oleh keluarga besarnya dengan alasan demi kebaikan anak.Tapi dengan bertahan pun mental anak saya juga akan rusak.Keluarga suami saya selalu meminta saya untuk lebih bersabar dan memaklumi sikap suami. Dalam hati, saya selalu berpikir kalau 'I deserve to be happy.'

Dengan memikirkannya saja saya tidak sanggup untuk menjalani kehidupan rumah tangga seperti ini seumur hidup. Apakah saya harus terus bersabar dan memaklumi semua sikap kasar suami? 

(Bunda Ann, tidak memberi lokasi)

Mau berbagi cerita, Bunda? Share yuk ke kami dengan mengirimkan Cerita Bunda ke [email protected] yang ceritanya terpilih untuk ditayangkan, akan mendapat hadiah menarik dari kami.

Simak juga video berikut mengenai cerita istri almarhum Syekh Ali Jaber mengenai kebijakan suami izinkan istri bekerja.

(ziz/ziz)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda