
cerita-bunda
Suami Penjudi Sering Memukul, Menyiksa Fisik & Mental Sampai Saya "Sakit Jiwa"
HaiBunda
Rabu, 12 Jan 2022 17:30 WIB

Perkenalkan saya ibu dua anak. Saya menikah sudah hampir enam tahun dan selama lima tahun suami saya selalu menyakiti. Ia bahkan selalu mengulang-ulang kesalahan itu.
Saya bingung apa yang harus saya lakukan. Saya selalu mendoakan dia yang terbaik tapi dia tidak pernah berubah. Kesalahan yang saya maksud di sini adalah suami saya suka main judi. Jadi waktu itu saya tahu pas dia diberhentikan dari perusahaan. Saya lihat dia sering main kartu-kartu gitu.
Setiap saya tanya dia bilang main game. Namun, tiba saatnya anak kami harus masuk rumah sakit, kami tidak memiliki biaya. Saya terpaksa jual HP seharga Rp2 juta untuk melunasi tunggakan BPJS selama setahun.
Setelah HP itu terjual, dia tidak pulang ke rumah dan dia menghilang tanpa kabar. Saya jadi pusing nyari uang, sementara anak saya sudah lemas. Terpaksa saya gadaikan motor sama keluarga. Pas dikasih uang, saya langsung bayar BPJS lalu bawa anak saya ke RS.
Setelah dirawat saya bingung mau hubungi suami gimana. Sedangkan saya enggak megang uang, enggak bawa baju, dan pada hari itu juga saya ikutan sakit muntaber. Tapi saya tahan demi anak. Dengan keadaan yang sakit, saya ditagih lagi dari pihak RS soal denda rawat inap. Saya coba pinjam HP orang yg ada di situ untuk menghubungi suami, tapi dia tidak peduli.
Untungnya ada kakak saya datang dan bayar semua biaya denda. Lega hati saya. Tapi tidak lama kemudian, saya dapat info dari orang tua saya kalau ada pinjol (pinjaman online) yang nelpon untuk menagih.
Saya kaget karena untuk apa suami saya nyari pinjol? Ke mana juga uang itu dia gunakan? Akhirnya suami saya datang keesokan harinya itu pun tengah malam. Saya tanyain dia enggak jawab, marah, dan pergi lagi. Total anak kami dirawat selama empat hari dan saya urus semua sendirian. Dan, tanpa saya sadari saat itu saya sedang hamil anak kedua.
Dia malah makin enggak karuan dan ngejar saya dengan pisau daging. Simak ceritanya di HALAMAN SELANJUTNYA, Bun.
Dia Makin Brutal Sampai Aku Harus Minum Penenang
Ilustrasi KDRT/Foto: iStock
Di hadapan keluarga, saya selalu sabar dan membaikkan namanya. Tapi setelah pulang dari RS, pihak keluarga yang meminjamkan uang tadi minta saya untuk mengembalikannya.
Terpaksa saya jual lagi TV dan kulkas lewat bantuan suami. Tapi sesudah semua barang itu terjual, dia malah enggak pulang!! Dia bawa lari uang itu dan saya hanya bisa nangis di kamar mandi.
Saya akhirnya beranikan diri mencari keberadaan suami dengan membawa anak yang masih berumur setahun dan hamil muda. Saya keliling mencari dia, tidak peduli apa yang akan dikatakan keluarga saya.
Saya akhirnya berhasil menemukan dia di tempat temannya. Di situ dia minta saya diam untuk menunggu dan kami baru pulang jam 12.00 malam. Itu pun kami berdebat di atas motor karena dia sama sekali tidak mau pulang. Saya juga tidak mau turun dari motor, HP-nya juga terus berbunyi. Akhirnya di atas motor saya dicubit, dipukul sampai biru-biru lebam bengkak. Dia dorong agar saya turun dan dia meninggalkan saya di jalan tengah malam bersama anak.
Selang beberapa minggu, dia akhirnya pulang. Tapi ya gitu cuma sebentar dan enggak pernah nafkahi kebutuhan anak dan saya. Saat ditanya orang tua saya, dia marah dan kabur. Besok paginya saya coba hubungi dia, ternyata dapat kabar dia ditangkap polisi karena narkoba dan judi.
Saat itu keluarga besar sudah mulai turun tangan. Mama saya bilang,”Kita bebaskan dia dan kamu ceraikan dia.” Tapi saya bodoh selalu membela dia. Selang berapa minggu dia mengulangi lagi, sampai saya harus diusir dari rumah Mama dan dia tidak tahu ada di mana.
Beberapa tahun kemudian, Corona membuat kerjaan kuli semakin susah. Kami memutuskan untuk ikut orang tuanya merantau dari barat ke timur. Tapi Mama saya dan semua keluarga besar melarang. Saya kekeuh tetap memilih ikut suami.
Setelah itu ternyata kebiasaan dia kembali terulang. Dia malah semakin kasar membabi-buta bermain judi dan memukul saya terus-menerus. Parahnya sekarang dia selalu mengancam saya dengan pisau daging, mengejar saya di depan anak. Saya menulis ini dengan kondisi badan penuh lebam. Saya benar-benar capek! Mental saya sudah lama dirusak, saya sudah banyak mengalah dan sabar. Sampai tiba di titik saya jadi kasar karena semua perlakuan dia selama lima tahun ini .
Saya sangat trauma, depresi, sampai setahun terakhir ini saya harus dihantui rasa takut berlebihan cemas berlebihan. Bahkan sampai harus mengonsumsi obat anti-depresi agar bisa tenang dan tidur. Sesakit ini lho saya .
(Bunda Na, tidak memberi lokasi)
Mau berbagi cerita, Bunda? Share yuk ke kami dengan mengirimkan Cerita Bunda ke [email protected] yang ceritanya terpilih untuk ditayangkan, akan mendapat hadiah menarik dari kami.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Cerita Bunda
Salahku Enggak Peka Lihat Sahabat jadi Korban KDRT, Nasibnya Kini...

Cerita Bunda
Suami, Aku Sabar Demi Keluarga Kita Tapi Kenapa Kamu Jadi Ngelunjak?

Cerita Bunda
Suami Tidak Pernah Beribadah, Tapi Kalau Marah Selalu Bawa-bawa Agama

Cerita Bunda
Malunya Aku, Ribut Sama Suami Sampai Diseret Keluar Rumah & Dipisahkan Satpam

Cerita Bunda
Suami Kasar dan Pengangguran, Seenaknya Perlakukanku Kayak Pembantu

Cerita Bunda
Aku Pergoki Suami Selingkuh di Rumah Mertua, Wajahku Malah Ditonjok
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda