Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

haibunda-squad

MPASI Homemade Vs Instan, Cek Kelebihan dan Kekurangannya Bun

Annisa Afani   |   HaiBunda

Kamis, 27 Jan 2022 11:15 WIB

Ilustrasi MPASI
Ilustrasi MPASI/Foto: Getty Images/iStockphoto/SolStock

Menyiapkan makan untuk anak harus dilakukan dengan nutrisi terbaik ya, Bunda. Oleh karena dengan begitu, kita akan berhasil mendukung pertumbuhannya dengan maksimal.

Menurut penelitian terkini, disebut bahwa pemberian nutrisi yang benar pada 1000 hari pertama kehidupan, dimulai sejak konsepsi sampai anak berusia 2 tahun.

Jika hal tersebut berhasil dilakuka, maka ini akan menentukan kualitas hidup jangka pendek dan jangka panjang anak nantinya.

Perlu untuk Bunda ketahui, malnutrisi yang terjadi pada masa awal kehidupan akan berdampak berat badan. Praktik pemberian makan yang tidak benar (inappropriate feeding practices) ini bisa jadi penyebab utama awal terjadinya malnutrisi pada bayi dan batita.

Ada beberapa hal yang terjadi jika anak mengalami inappropriate feeding practices, Bunda. Berikut di antaranya:

  1. Menurunnya kemampuan kognitif, IQ dan prestasi pendidikan
  2. Meningkatnya masalah mental health
  3. Menurunnya daya tahan tubuh (imunitas)>rentan infeksi
  4. Menurunkan kapasitas kerja dan kompetisi di dunia kerja
  5. Meningkatkan risiko penyakit kronis yang berhubungan dengan nutrisi seperti obesitas, diabetes, kardiovaskular, dan hipertensi
  6. Menurunnya kemampuan kognitif, IQ dan prestasi pendidikan

Perlu untuk Bunda pahami, kita enggak bisa menilai anak mengalami inappropriate feeding practices hanya dari penglihatan kasat. Misalnya saja jika anak terlihat lebih kurus atau kurang tinggi.

"Setiap kali kita bilang anak kita kurus, atau kurang tinggi, itu balik lagi ke kurva pertumbuhan. Jadi jangan pernah bilang 'Anak saya kelihatannya kurus'. Karena perbedaan perawakan anak satu dengan lainnya itu bisa berbeda-beda. Yang harus dilihat itu adalah posisinya di kurva," tutur Ahli Gizi Leona Victoria, BSc., MND., dalam Kuliah WhatsApp (Kulwap) HaiBunda belum lama ini.

"Dari kurva harus dilihat juga, beratnya naik atau turun, atau mendatar. Jadi harus dilihat track dari sebelumnya, berapa naik turun berat tubuhnya," sambungnya.

Bicara soal pertumbuhan dan MPASI anak, Bunda juga perlu memahami jenis-jenisnya, nih. Simak penjelasan dari Leona lainnya di halaman berikut ya, Bunda.

Bunda, simak juga tips memberi makan untuk Si Kecil ala Caca Tengker dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

MPASI HOME MADE VS INSTAN

Ilustrasi MPASI

Ilustrasi MPASI/ Foto: Istock

Dalam Kulwap, Leona Victoria membahas soal jenis MPASI. Bunda dua anak lulusan UNSW Australia ini juga beberkan soal pentingnya anak makan nasi putih.

Akan tetapi, beberapa anak memang tampak enggan mengonsumsi sumber karbohidrat tersebut ya, Bunda. Jika hal tersebut juga terjadi pada Si Kecil, Bunda enggak usah khawatir.

Leona ungkap bahwa Bunda bisa menggantinya dengan makanan lain. Misalnya saja umbi-umbian serta bijian-bijian utuh.

"Jangan takut kalau anak Bunda tidak bisa mengonsumsi nasi putih. Karena sumber karbohidrat itu tidak hanya dari nasi putih. Ada pilih-pilihannya."

"Anak-anak itu juga memang sebaiknya diberikan pilihan variasi makanan. Termasuk umbi-umbian, dan juga gandum-ganduman, seperti jagung, atau oatmeal. Tapi kalau oatmeal itu memang butuh lebih banyak lagi volumenya," tuturnya.

Untuk bahan MPASI yang perlu dipenuhi lainnya, tentunya ada protein serta lemak ya, Bunda. Dipaparkan Leona, untuk protein, per harinya cukup dari satu sumber saja.

"Protein itu per hari per satu sumber. Jadi misalnya ayam atau sapi, kalau misalnya ada ayam, ada telur, ya dikurangi, berarti enggak sebanyak itu."

"Bagaimana cara tahu berapa banyaknya, kita bisa lihat di food wrapping (MPASI). Itu ada di halaman protein (kira-kira berapa gram)," paparnya.

Begitu pula dengan lemak ya, Bunda. Ini juga sumber nutrisi yang penting dan sangat dibutuhkan oleh Si Kecil.

Membuat MPASI dengan lemak ini juga bisa dikombinasikan dengan sumber lemak lainnya, jangan selalu dalam bentuk minyak, ya.

"Kombinasikan juga misalnya dengan santan atau alpukat jadi enggak harus semuanya dalam bentuk minyak. Karena ada arang yang ngasih minyak banyak banget, sehingga makanan itu menjadi eh enek karena terlalu banjir minyak. Padahal enggak harus kayak begitu."

MPASI homemade pun memiliki dua sisi penilaian, di antaranya:

Positif

1. Bervariasi, bertekstur, ada rasa, berbentuk.
2. Rasanya lebih enak.
3. Makro dan mikronutrient bisa disesuaikan kebutuhan butuh

Negatif

1. Butuh planning dan prepping lebih lama (termasuk cari ide resep)
2. Kadang lebih mahal
3. Butuh waktu dan tenaga lebih banyak

Lalu bagaimana perbandingannya dengan MPASI instan?

Menjawab pertanyaan ini, Leona sebut bahwa tak ada salahnya juga jika anak makan MPASI instan kok, Bunda. Menurutnya, MPASI instan atau fortifikasi ini tak kalah bergizi dengan homemade.

"Secara kalori dan nutrisi, sebenarnya bubur fortifikasi ini sangat enak ya dipakai, karena kalorinya cukup tinggi, mikro nutrient-nya juga cukup tinggi sehingga merendahkan atau lebih rendah risiko untuk terkena stunting dan malnutrisinya," ujar Leona.

Fortifikasi ini juga memiliki beberapa nilai positif dan negatif, di antaranya:

Positif

1. Mudah, cepat, murah
2. Rasanya enak dan gurih
3. Higienis
4. Mikro dan makronutrient terukur

Negatif

1. Tidak ada variasi rasa, tekstur
2. Rasa terlalu kuat
3. Tidak menunjang perkembangan oromotor

"Menurut saya variasinya kurang banyak. Hanya ada beberapa pilihan rasa, rasanya itu-itu saja sebenarnya diputar-putar. Dan jenis teksturnya itu hanya sedikit, hanya dua jenis tekstur enam bulan plus dan delapan bulan plus."

"Berbeda dengan makanan yang kita bikin sendiri, kita bisa atur kekentalannya, kita bisa atur rasanya, sesuai dengan keinginan kita. Kita bisa atur rasanya atau modifikasi makro dan mikro nutrient-nya jika anak kita butuh protein lebih banyak atau lemak lebih banyak, jadi kita bisa tambahkan lagi sendiri," bebernya.

Simak kelanjutannya di halaman berikut ya, Bunda.

MODIFIKASI MPASI INSTAN

Ilustrasi MPASI

Ilustrasi MPASI/ Foto: Istock

Dari penjelasan tersebut, Leona berpendapat bahwa enggak ada salahnya dari kedua MPASI ini, Bunda. Katanya, masing-masing memiliki sisi positif dan negatif.

"Jadi menurut saya bubur fortif maupun yang homemade sama-sama punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kalau fortif itu tentu kita bisa bilang dia mudah dan cepat untuk digunakan dan di beberapa kesempatan, itu lebih murah daripada bikin sendiri. Rasanya enak, gurih dan kuat, higienis tinggal air panas dan mikro dan makro nutrisi terukur."

"Sayangnya bubur fortif itu tidak mempunyai atau tidak memberikan pilihan variasi rasa dan tekstur. Rasanya terlalu kuat dan tidak menunjang perkembangan orang motor karena teksturnya begitu-begitu saja," sambungnya.

Meski begitu, Leona memberikan solusi tambahan. Katanya, kita bisa menambahkan beberapa sumber nutrisi pada MPASI fortif.

"Solusi dari saya adalah menambahkan fortif sendiri. Jadi misalnya kalau kita bikin puding, saya suka tambahkan santan atau susu lagi atau cooking cream dan ditambahkan kocokan telur sehingga lebih banyak lagi isinya lebih bervariasi dan bervariasi juga rasa dan teksturnya sebenarnya," paparnya.


(AFN/som)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda