Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

haibunda-squad

Kunci Lancar Menyusui Tanpa Baby Blues, Pentingnya Peran Ayah sejak Proses Persalinan

Annisa A   |   HaiBunda

Rabu, 24 Aug 2022 12:32 WIB

Ilustrasi ibu menyusui
Tips Lancar Menyusui, Berikan ASI Eksklusif Tanpa Baby Blues / Foto: Getty Images/iStockphoto/Liudmila_Fadzeyeva

Menyusui merupakan fase paling krusial dalam kehidupan Bunda dan juga Si Kecil. Hal ini dapat menjadi momen yang membahagiakan sekaligus melelahkan bagi Bunda.

Tak sedikit wanita yang mengalami baby blues usai melahirkan. Ada juga yang bahkan sampai jatuh ke fase depresi. Hal ini tentunya akan sangat memengaruhi proses menyusui bayi.

Perlu dipahami bahwa tidak ada Bunda yang gagal menyusui. Tetapi Bunda bisa mempelajari proses menyusui sejak masih masa kehamilan untuk mencegah baby blues.

"Disarankan dari 28 minggu konsultasi ke konselor laktasi dengan ditemani suami dan orang tua. Karena biasanya stigma yang paling sering terjadi itu orang terdekat kita, yang membuat kita jadi down dan memicu baby blues," ujar ujar Dr Ameetha Drupadi, CIMI dalam sesi HaiBunda Live, Selasa (23/8/22).

Dr Ameetha memaparkan, produksi ASI sangat dipengaruhi oleh dua hormon yang erat kaitannya dengan kebahagiaan, yaitu prolaktin dan oksitosin. Kedua hormon ini dapat memperlancar produksi ASI.

Sebaliknya, Bunda akan mengalami kesulitan menyusui apabila kekurangan dua hormon tersebut. Salah satu penyebabnya adalah baby blues.

Dijelaskan Psikolog Klinis Dewasa dan Pejuang ASI, Farida Eka Putri, M.Psi., Psi., CMHA, baby blues dikategorikan sebagai depresi ringan. Ini adalah kondisi mental seorang Bunda yang terjadi setelah melahirkan.

"Gejala umumnya biasanya gangguan emosi, panik, tiba-tiba marah, mood swings, dan sulit konsentrasi. Tapi itu biasanya hanya 2 minggu dan akan berangsur pulih. Jika lewat dari itu sudah masuk depresi," tuturnya.

Baby blues yang dibiarkan dapat berubah menjadi kondisi yang sangat membahayakan bagi Bunda dan juga Si Kecil. Apabila tidak membaik, baby blues akan berlanjut hingga ke fase post partum depression yang bahkan dapat mencapai tahunan.

Kondisi depresi sangat berbahaya karena dapat menimbulkan halusinasi serta psikosis. Tak hanya ingin melukai diri sendiri, seorang ibu yang mengalami depresi juga dapat menyakiti bayinya.

"Sampai depresi dan ingin melukai anaknya dengan timbul pikiran melemparnya dari lantai atas apartemen. Baby blues itu nyata, perlu pendampingan, setidaknya peran dari suami," papar Farida.

Simak juga peran suami agar Bunda dapat memberikan ASI eksklusif dan terhindar dari baby blues, di halaman selanjutnya.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Saksikan juga video tentang pentingnya belajar menyusui sejak masa kehamilan:

[Gambas:Video Haibunda]

AGAR BUNDA TERHINDAR DARI BABY BLUES

Ilustrasi ibu menyusui makan makanan bervitamin

Ilustrasi Menyusui / Foto: Getty Images/iStockphoto/monkeybusinessimages

Dibutuhkan peran Ayah demi menjaga kestabilan Bunda pasca melahirkan dan menjalani masa menyusui. Apalagi, menyusui merupakan proses yang sangat melelahkan. Dalam satu kali menyusui, wanita bisa membakar hingga 300 kalori.

Ayah dapat memberikan Bunda perhatian dengan membawakan air putih serta makanan setelah menyusui. Tak hanya itu, peran Ayah dalam mengurus anak juga akan sangat meringankan beban seorang ibu.

Ayah juga bisa lho, memijat punggung Bunda setelah menyusui. Sebab, hal ini dapat merangsang keluarnya hormon oksitosin pada ibu menyusui. Apabila berada dalam mood yang baik, Bunda dapat menghindari risiko baby blues sehingga dapat mencapai keberhasilan ASI eksklusif.

Banner Diet Nanas

"Mind your body. Bunda perlu makanan sehat dan tidur yang cukup agar ASI lancar. Lalu soul, jiwa. Ini tidak terlihat, tapi bisa menentukan keberhasilan ASI eksklusif, khususnya yang mengalami baby blues. Kalau emosi kita positif, otak kita aktif untuk memicu keluarnya ASI," tutur Farida.

"Baby blues dapat cepat teratasi dengan pengetahuan menyusui yang benar. Prosesnya seperti apa. Lalu apabila ada kelainan anatomi yang menyulitkan seorang ibu ketika menyusui, itu juga harus diketahui dari awal," imbuh Dr Ameetha.

Bunda memiliki waktu 9 bulan selama mengandung. Pergunakanlah untuk mempelajari ilmu menyusui sehingga Bunda dan suami siap menjadi orang tua dan terhindar dari baby blues.

Namun apabila Bunda mengalami gejala baby blues yang tak kunjung membaik, segera cari pertolongan dari profesional, ya.

"Ketika terbersit pikiran mau mencelakai bayi, bahkan membunuh bayi, itu sudah masuk ke depresi. Di fase ini sudah saatnya Bunda mencari bantuan profesional," ujar Farida.


(anm/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda