
haibunda-squad
Serba-serbi Perilaku Orang Tua yang Menyakiti Anak dan Dampaknya
HaiBunda
Rabu, 08 Feb 2023 10:50 WIB

Setiap manusia menyimpan emosi yang dapat meledak kapan saja. Tentunya, ini akan menjadi hal yang gawat ketika terjadi saat orang tua sedang mengasuh anak.
Tanpa disadari, Bunda mungkin pernah meluapkan emosi tertentu ketika sedang mengurus Si Kecil. Mulai dari bersedih hingga marah, emosi negatif dapat memberi dampak buruk pada kesehatan mental anak.
Pada dasarnya, setiap manusia memerlukan rasa nyaman. Tak hanya sehat fisik, tetapi anak juga membutuhkan perasaan nyaman dengan diri sendiri dan orang lain di sekitarnya. Dengan begitu, kesehatan mental mereka akan selalu terjaga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumber kenyamanan dan pengasuhan orang tua sangat berperan membentuk kesehatan mental anak. Hal itu karena dalam kesehariannya, anak seringkali menghabiskan waktu dengan orang tuanya.
"Anak kecil di bawah 7 tahun, pola pikir mereka masih sangat konkrit. Apa yang mereka pahami adalah sesuatu yang benar-benar bisa mereka lihat, pegang, rasakan, dan nyata," ujar psikolog klinis Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., dalam sesi HaiBunda Live, Selasa (7/2/23).
"Kalau dekat dengan anak. tapi Bundanya terus terlihat sedih dan murung, atau sebaliknya Bunda sering marah dan kesal, membanting barang, nah itu akan membuat anak tidak bisa merasa nyaman dengan Bundanya. Pada akhirnya kesehatan mental anak bisa terganggu," imbuhnya,
Wanita yang akrab disapa Nina itu memaparkan anak sudah bisa merasakan emosi ibu sejak di dalam kandungan. Hal itu terjadi karena adanya perubahan hormon secara fisiologis pada tubuh Bunda ketika sedang hamil.
Setelah itu, anak akan lebih peka terhadap emosi dari orang-orang di sekitarnya setelah mereka memasuki usia 15 bulan.
"Di usia 15 bulan dia bisa menangkap reaksi orang di sekitarnya. Bayangkan dalam keseharian, Bundanya sering marah-marah. Itu akan mengurangi level kesehatan mental anak. Bunda yang berpura-pura ceria padahal sedih juga dapat dirasakan oleh anak meski mereka tidak paham," ujar Nina.
"Ia juga bisa menangkap dari cara orang tua merespon anak. Contohnya kalau kita lagi senang, anak mau ngapain pasti respon kita cepat. Tapi kalau kita lagi sedih, mungkin kita tidak bisa menangkapnya secepat itu,"Â lanjutnya.
Selain sikap Ayah dan Bunda yang sehat terhadap anak, orang tua juga harus menjaga interaksi di depan Si Kecil. Pertengkaran antara anggota keluarga juga dapat mengguncang kesehatan mental anak.
Anak sebaiknya tidak melihat dan mendengar pertengkaran anggota keluarga, baik itu antara orang tua, dengan nenek dan kakek, atau dengan siapa pun. Seorang anak belum dapat menangkap secara kognitif untuk mencerna apa yang terjadi dalam pertengkaran, sehingga timbul rasa ketidaknyamanan dari konflik di hadapannya.
Ada banyak dampak buruk dari perilaku orang tua terhadap Si Kecil. Mulai dari pertumbuhan karakter yang buruk, emosi tidak stabil, hingga perubahan orientasi seksual. Baca di halaman setelah ini.
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Saksikan juga video tentang ciri-ciri seseorang mengalami daddy issue:
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Haibunda Squad
Simak Bun, Cara Membuat Anak Bahagia dan Kesehatan Mental Terjaga

Haibunda Squad
Penting Disadari, Ini Ciri Bunda Punya Luka Inner Child dan Cara Mengatasinya

Haibunda Squad
Yuk Sayangi Diri & Saling Berbagi Demi Kesehatan Mental Keluarga Bunda

Haibunda Squad
Jangan Diabaikan, Ini Kata Psikolog soal Kesehatan Mental Ibu Rumah Tangga

Haibunda Squad
3 Cara Atasi Parental Burnout yang Bunda Rasakan, Salah Satunya Detoks Medsos


9 Foto