Jakarta -
Kehadiran anggota baru di rumah tentu menyenangkan. Tapi, ada juga lho Bunda yang justru stres dan depresi saat mengurus anak yang baru dilahirkan. Pemicunya nggak jauh-jauh dari kelelahan dan stres yang mendera, sehingga membuat mereka mengalami
baby blues, Bun.
Istilah ini tentu sudah sangat populer di kalangan, Bunda kan? Ibu yang baru memiliki bayi membutuhkan adaptasi terhadap kebiasaan baru, sehingga rentan mengalami depresi. Kehadiran si kecil yang menyita waktu Bunda, sehingga mengurangi jatah untuk tidur, mandi, makan dan melakukan aktivitas lainnya.
Istirahat yang minim, dengan tanggung jawab baru, serta kurangnya waktu untuk diri sendiri akan menempatkan Bunda seperti berada di
roller coaster emosional.
Kondisi 'nano-nano' alias
baby blues itulah, yang banyak dirasakan Bunda usai persalinan. Meski
baby blues sebenarnya sangat normal, tetapi gejala yang tidak hilang setelah beberapa minggu atau bahkan semakin parah, justru memungkinkan Bunda terserang depresi. Yuk, kenali lebih dalam apa itu
baby blues, agar Bunda bisa terhindar dan dapat memilih solusi terbaik ketika sedang mengalaminya.
Cara mencegah baby blues/ Foto: thinkstock |
Mengenal baby blues
Kehadiran bayi harus disyukuri karena mendatangkan kenikmatan dan kebahagiaan, Bun. Tetapi kenyataannya, tak jarang membuat Bunda justru merasa ingin terus menangis, gelisah, dan lelah. Mungkin Bunda tidak menyadarinya, tetapi depresi ringan atau kegelisahan dan perubahan suasana hati sering terjadi pada ibu baru. Kondisi ini sangat umum terjadi.
Mayoritas wanita mengalami beberapa gejala
baby blues setelah melahirkan. Perasaan itu muncul karena perubahan hormon yang terjadi secara tiba-tiba setelah melahirkan. Kondisi tubuh yang kelelahan bercampur jadi satu dengan stres, terisolasi dan kurang tidur. Bunda akan merasa kewalahan, dan rapuh secara emosional. Umumnya, kondisi ini akan terjadi pada beberapa hari pertama setelah melahirkan. Biasanya, akan mencapai puncaknya sekitar satu minggu dan makin meruncing pada akhir minggu kedua pascapersalinan, seperti diulas
Helpguide.
"
Baby blues sangat normal dan sangat umum. Memiliki bayi, bahkan jika itu adalah bayi kedua atau bayi ketiga, adalah perubahan besar dalam hidup Anda. Dan itu dikombinasikan dengan hormon yang berfluktuasi ketika tubuh Anda berubah dari hamil menjadi tidak hamil, dimana dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang besar," kata Catherine Monk, PhD, Asisten Profesor Psikologi Klinis di Departemen Psikiatri dan Obstetri di Columbia University College of Physicians and Surgeon, seperti dirilis
WebMd.
(rap/muf)