Jakarta -
Saat ingin merencanakan punya anak, mengetahui masa subur bisa ditentukan dengan menghitung
siklus haid. Bagi wanita yang siklus haidnya teratur tentu mudah
menghitung masa subur. Tapi bagaimana bagi yang tidak teratur?
Menurut Dr.dr.Ali Sungkar, SpOG (K), dokter spesialis kandungan dan kebidanan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), tidak ada yang namanya siklus teratur atau tidak. Karena setiap individu memiliki siklus haid yang berbeda.
"Jangan beranggapan haid tidak normal atau teratur jika belum menghitung siklusnya," kata Ali kepada
HaiBunda, baru-baru ini.
Terkait hal ini, Ali menyarankan agar setiap wanita membuat menstrual diary. Yaitu dengan mencatat siklus haid tiga bulan terakhir.
"Ada orang yang siklus haidnya panjang atau pendek. Kalau kita sudah tahu siklusnya dengan mencatat di
menstrual diary, bisa kita cari masa suburnya," ujar Ali.
Menurutnya,Â
siklus haid disebut masih dalam batas normal jika terjadi antara 21 sampai 35 hari. Dengan rata-rata
plus dan
minus-nya haid setiap bulan hanya berjarak dua hari dari bulan sebelumnya. Pada wanita yang siklus haidnya teratur, masa subur dapat ditentukan di pertengahan siklus haid.
"Meski 21 sampai 35 itu dikatakan dalam batas normal, ada wanita yang haid dua kali sebulan. Tapi bisa jadi itu normal untuk siklus haidnya," tambah Ali.
Itulah mengapa menurut Ali penting menghitung siklus haid untuk wanita yang ingin mengetahui masa suburnya. Masalah siklus yang tidak teratur, kata Ali, bisa disebabkan faktor hormonal. Dia mengingatkan, kondisi ini tidak boleh sembarangan disebut siklus tidak normal.
"Setelah kita buat
menstrual diary, kita bisa dapatkan
regularly haidnya. Barulah dihitung
masa suburnya," tutup Ali.
[Gambas:Video Haibunda] (ank/rdn)