Jakarta -
Bunda mengalami
morning sickness saat hamil? Sebenarnya, masa ini sangat wajar terjadi selama kehamilan. Tapi, ada enggak sih pengaruhnya terhadap perkembangan janin?
Waktu hamil anak pertama dulu, Bubun juga mengalami
morning sickness. Setiap pagi, Bubun baru berani berangkat ke kantor setelah muntah di rumah. Bersyukur banget, Bun, karena mual muntah cuma di pagi hari dan selama trimester pertama.
Melansir dari
Mayo Clinic,
morning sickness atau mual dan muntah bisa terjadi selama kehamilan. Terlepas dari namanya,
morning sickness sebenarnya dapat menyerang ibu hamil kapan saja, siang atau bahkan malam hari.
Kebanyakan ibu hamil memang merasakan mual di pagi hari, terutama di trimester pertama. Tapi, sebagian bunda mungkin mengalami
morning sickness selama masa kehamilan.
Bahkan,
morning sickness yang parah bisa berkembang menjadi
hiperemesis gravidarum, yang dapat menyebabkan dehidrasi parah atau kehilangan lebih dari lima persen berat badan sebelum kehamilan.
"Beberapa ibu hamil mengalami mual dan muntah, sementara yang lain hanya mengalami mual. Sebagian ibu hamil mengatakan, muntah sebenarnya membuat mereka merasa lebih baik, sedangkan sebagian yang lain tidak merasa lega," papar edukator persalinan Robin Elise Weiss, Ph.D, dikutip dari
Very Well Family.
 Ilustrasi morning sickness/ Foto: istock |
Perubahan hormon pada ibu hamil disebut memainkan peran terjadinya
morning sickness. Kemungkinan merasakan mual di pagi hari lebih berpotensi jika Bunda mabuk perjalanan, migrain, mencium bau atau rasa tertentu, bisa juga karena paparan estrogen dari pil KB yang dikonsumsi sebelum hamil.
Lantas, apakah
morning sickness selama kehamilan akan memengaruhi perkembangan janin? Menurut ulasan
Morning Sickness di
Mayo Clinic, mual dan muntah ringan selama kehamilan biasanya tidak akan menyebabkan komplikasi pada ibu hamil dan janin dalam kandungan.
Hanya saja, kalau tidak ditangani, mual dan muntah yang parah dapat menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, dan penurunan buang air kecil, hingga mengalami hiperemesis gravidarum.
Tapi, hasil penelitian sangat beragam tentang pengaruh
hiperemesis gravidarum terhadap kenaikan berat badan janin. Kalau Bunda mengalaminya saat hamil, disarankan segera konsultasi ke bidan atau dokter ya.
[Gambas:Video 20detik]
(muf/rdn)