Jakarta -
Salah satu cara untuk menunda atau membatasi kehamilan adalah dengan menggunakan alat kontrasepsi. Pil KB merupakan satu di antara alat kontrasepsi yang cukup efektif untuk digunakan. Lalu bagaimana cara tepat mengonsumsi pil KB?
Dijelaskan dr.Gita Pratama, Sp.OG.MrepSc, saat memilih pil KB sebagai alat kontrasepsi, maka Bunda harus mengonsumsinya menurut aturan yang dianjurkan. Pil mesti dikonsumsi setiap hari, di waktu yang sama. Misalnya selalu pagi, selalu siang, atau selalu malam.
"Banyak yang enggak tahu kalau misal lupa minum lalu bagaimana. Kalau lupa 1 tablet kemarin, maka hari ini harus minum dua tablet," terang Gita, dikutip dari detikcom.
Alasan mengapa harus diminum di waktu yang sama setiap hari adalah karena hormon bersifat fluktuatif atau naik turun. Selain itu perlu diperhatikan, pil KB baiknya mulai dikonsumsi saat hari pertama menstruasi. Efektivitas pil KB bisa dirasakan setelah konsumsi 7 tablet.
"Kadarnya bisa tinggi, bisa turun lagi. Kalau enggak teratur minumnya khawatir tidak ter-cover dalam 24 jam. Jadi kalau minumnya pagi ya pagi terus, siang ya siang terus," ujar Gita.
Melansir
Web MD, pil KB terbagi menjadi beberapa dosis, namun yang sering digunakan biasanya paket 21 atau 28 hari. Kedua paket ini fungsinya sama saja, hanya berbeda di dosisnya.
Paket 21 terdiri dari 21 pil berisi hormon, sedangkan paket 28 terdiri dari 21 pil berisi hormon, 7 pil sisanya biasanya pil bebas hormon. Tujuan penggunaan paket 28 hari ini untuk menjadi pengingat atau kebiasaan. Karena tidak ada jeda waktu untuk berhenti seperti menggunakan paket 21.
Pada paket 21 hari, Bunda mesti minum satu pil pada waktu yang sama setiap hari selama 21 hari, kemudian berhenti selama 7 hari sebelum memulai paket yang baru. Selama 7 hari itu pula biasanya Bunda akan mengalami menstruasi.
Pada paket 28 hari, Bunda minum pil pada waktu yang sama setiap hari selama 28 hari. Kemudian Bunda bisa lanjut paket yang baru di hari ke 29. Ini artinya tidak ada waktu jeda seperti pada paket 21 hari.
Pada dasarnya, pil KB aman dikonsumsi semua orang, hanya saja beberapa kondisi berikut tidak disarankan untuk menggunakan pil KB, di antaranya, memiliki tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dengan baik, berusia lebih dari 35 tahun dan merokok.
Pil KB juga tak disarankan bagi Bunda yang memiliki riwayat stroke, penyakit jantung, masalah sirkulasi, atau kanker payudara.
Selain itu, ibu yang mulai menyusui dalam sebulan terakhir juga tidak disarankan. Mengalami sakit kepala migrain yang berkepanjangan, memiliki komplikasi terkait diabetes seperti nefropati, retinopati, atau neuropati. Masih dalam penyembuhan luka operasi, atau baru menjalani operasi, juga memiliki penyakit hati atau pendarahan uterus yang tidak jelas.
Simak pula mitos dan fakta seputar pil KB ini Bunda
(yun/muf)