Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Berhubungan Seks Saat Janin Sudah Masuk Panggul Boleh Dilakukan, Asalkan..

Nanie Wardhani   |   HaiBunda

Minggu, 18 Apr 2021 12:16 WIB

Ibu hamil
ilustrasi berhubungan seks saat janin sudah masuk panggul/ Foto: iStock

Jakarta - Jelang melahirkan, Bunda dan Ayah masih sering bermesraan enggak nih? Hemm, banyak Bunda yang baru pertama kali hamil takut untuk berhubungan seksual ketika sudah memasuki trimester tiga. Sebenarnya aman enggak sih berhubungan seks saat bayi sudah masuk panggul?

Salah satu pertanyaan yang sering diajukan oleh Bunda Hamil adalah apakah berhubungan seksual dengan suami saat sedang hamil akan membahayakan janin di dalam kandungan? Dilansir Parents, berhubungan seksual saat sedang hamil cenderung aman untuk dilakukan, Bunda. Hanya saja, rasanya tidak senyaman walau sebelum hamil, terlebih saat usia kandungan Bunda makin besar.

Berhubungan seksual saat hamil memang cenderung aman, namun ada beberapa kasus tertentu yang bisa menjadikan hubungan seksual saat hamil menjadi hal yang beresiko tinggi, diantaranya adalah:

  1. Jika dokter atau bidan Bunda melarang Bunda berhubungan seksual karena alasan medis tertentu
  2. Bunda mengalami pendarahan parah tanpa alasan yang pasti atau Bunda pernah melahirkan secara prematur.
  3. Bunda mengalami placenta previa, yaitu kondisi dimana sebagian area plasenta menutupi serviks.
  4. Bunda mengalami pecah ketuban
  5. Bunda sedang mengalami pendarahan
  6. Bunda sedang dalam trimester akhir dan mengandung lebih dari satu bayi, atau bayi kembar

Selama Bunda tidak mengalami hal-hal yang disebutkan di atas, maka terbilang cukup aman untuk berhubungan seksual dengan suami saat hamil. Termasuk saat janin sudah masuk panggul, berhubungan seksual tidak akan membahayakan posisinya.

Tak perlu khawatir dengan kondisi janin Bunda di dalam kandungan, walau posisinya sudah turun ke panggul, namun janin Bunda tetap berada di dalam area yang sangat terlindungi, terbungkus rapi di dalam kantung ketuban, dan dilindungi oleh otot-otot rahim Bunda yang kuat. Selain itu, serviks dan lapisan cairan yang ada di dalamnya juga menjadi pelindung tambahan bagi janin Bunda.

Jika selama perjalanan kehamilan Bunda tidak ada masalah medis, berjalan dengan normal, dan Bunda tidak sedang mengandung anak kembar, maka Bunda bisa berhubungan seksual hingga ke masa akhir kehamilan.

Namun Bunda harus ingat ya, jika Bunda mengalami pecah ketuban saat berhubungan seksual, maka segala kegiatan tersebut harus segera dihentikan, karena apa saja yang masuk ke area vagina Bunda bisa membawa bakteri dan menyebabkan infeksi dan bisa membahayakan bagi janin.

Lalu apakah jika terjadi kontraksi saat berhubungan seksual atau setelah berhubungan seksual saat hamil adalah hal yang normal? Cek artikel lengkapnya berikut ini ya, Bunda.

Untuk lebih aman mengenai hubungan seks saat hamil tua, Bunda juga bisa menyaksikannya melalui video di bawah ini:


NORMALKAH BUNDA MENGALAMI KONTRAKSI SETELAH BERHUBUNGAN SAAT HAMIL?

ilustrasi berhubungan seks saat janin sudah masuk panggul/ Foto: iStock

Setelah mengetahui fakta bahwa berhubungan seks tidak membahayakan janin, Bunda dan Ayah tidak perlu ragu melakukannya ya meskipun sudah memasuki trimester 3. Nah, bagaimana jika setelah berhubungan seksual Bunda jadi merasakan kontraksi?

Ingat ya, tubuh Bunda hamil biasanya akan bereaksi secara berbeda dibandingkan saat tidak hamil. Sebab itu, Bunda biasanya akan mengalami kontraksi baik saat berhubungan seksual, maupun setelahnya, Bunda. Kontraksi biasanya akan terjadi setelah Bunda mengalami orgasme atau penetrasi.

Hal ini cenderung normal, sama seperti kontraksi palsu yang biasa dikenal dengan sebutan kontraksi Braxton-Hicks, dan kontraksi ringan ini tidak akan menyebabkan perubahan pada saluran serviks Bunda.

Saat kontraksi palsu terjadi, Bunda enggak perlu panik ya. Melansir dari Healthline, Kontraksi-kontraksi ringan ini biasanya terjadi karena beberapa alasan, diantaranya:

  1. Tubuh Bunda melepaskan hormon Oksitosin saat Bunda orgasme, dan ini menyebabkan otot Bunda berkontraksi.
  2. Sperma dari sang Ayah mengandung prostaglandin yang juga bisa memicu kontraksi rahim.
  3. Kontraksi juga bisa disebabkan oleh rangsangan yang diberikan pada puting Bunda, karena puting Bunda menjadi sangat sensitif saat Bunda hamil.
  4. Tentu Bunda bergerak aktif saat melakukan hubungan seksual, aktivitas fisik dan perubahan-perubahan posisi ini juga bisa memancing otot-otot Bunda mengalami kontraksi.

Kontraksi setelah berhubungan seksual biasanya adalah kontraksi yang ringan. Bunda bisa meredakannya dengan berisitrahat, berbaring dan bersantai, mandi air hangat, atau minum segelas air putih. Kontraksi ringan ini biasanya tidak berbahaya dan tidak akan menyebabkan persalinan prematur.


(rap/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda