sign up SIGN UP search

kehamilan

Takut Berhubungan Seks saat Hamil? Simak 7 Aturan Aman agar Tak Bahayakan Janin

dr. Adila Rossa Amanda Malik, Sp.OG   |   Haibunda Selasa, 13 Sep 2022 15:00 WIB
Serba-serbi hubungan seks saat hamil caption
Jakarta -

Keamanan berhubungan seks saat hamil sering menggelitik calon orang tua baru. Banyak pasangan yang khawatir dengan kondisi janin saat berhubungan seks, Bunda.

Lalu sebenarnya boleh enggak sih ibu hamil atau bumil berhubungan seks? Jawabannya boleh ya!

Ibu hamil boleh berhubungan seks, selama tidak ada masalah dengan kehamilan dan tidak ada riwayat permasalahan pada kehamilannya. Namun sampai saat ini, belum ada data atau penelitian yang mempermasalahkan berhubungan seks dalam kehamilan.


Risiko rendah boleh berhubungan seks saat hamil

Bunda diperbolehkan berhubungan seks saat hamil, terutama ketika tidak mengalami masalah kehamilan atau masuk kategori risiko rendah (low risk). Menurut penelitian dari National Center for Biotechnology Information (NCBI) 2011, berikut kondisi kehamilan yang masuk risiko rendah:

  1. Hamil tunggal atau tidak kembar.
  2. Tidak ada riwayat penyakit, seperti radang panggul.
  3. Tidak ada riwayat infeksi di organ intim, seperti di vagina.
  4. Tidak pernah ada riwayat prematur.
  5. Tidak memiliki masalah di kehamilan, seperti muncul flek atau keluar darah saat hamil.
  6. Tidak memiliki masalah pada plasenta
  7. Tidak mengalami keputihan abnormal

Di luar risiko rendah tersebut, tidak pernah disinggung ada masalah lain yang melarang untuk berhubungan seksual saat hamil.

Jadwal berhubungan seksual saat hamil

Secara umum, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), pasangan suami istri dapat berhubungan seksual secara teratur, yakni 1 sampai 3 kali seminggu. Frekuensi berhubungan seksual ini juga berlaku bagi Bunda yang sedang hamil.

Tapi, kembali lagi pada kondisi masing-masing Bunda, apakah ada atau tidaknya risiko tinggi pada kehamilan.

Berhubungan seks di tiap trimester kehamilan

Sejauh ini, tidak ada aturan berhubungan seksual di tiap trimester kehamilan. Namun, ada beberapa saran yang perlu dipertimbangkan sebelum berhubungan seks di tiap trimester kehamilan, Bunda. Berikut penjelasan lengkapnya:

1. Trimester 1

Di awal kehamilan, perubahan selama bumil dapat mengganggu psikologi hubungan seksual. Selain itu, Bunda juga akan mengalami perubahan mood dan rasa mual.

Dokter menganjurkan untuk meminimalkan hubungan seksual atau tidak dianjurkan sama sekali di trimester 1. Tapi, kalau kehamilan baik-baik saja dan risiko rendah, bumil boleh melakukan hubungan seksual.

2. Trimester 2

Bunda bisa mulai teratur berhubungan seksual di trimester kedua. Tapi, sebelum berhubungan seksual, Bunda konsultasi dulu ke dokter ya. Selain itu, dilihat dulu apakah ada masalah enggak, muncul rasa kencang di perut, atau muncul rasa flek setelah hubungan.

Sering muncul kontraksi usai berhubungan seks

Berhubungan seksual bisa menyebabkan kontraksi kecil, meski bumil termasuk kelompok risiko rendah. Hal ini dapat disebabkan sperma mengenai mulut rahim, sehingga memicu prostaglandin.

Bila kontraksi sering muncul dan intensitasnya tinggi, Ayah dan Bunda perlu menggunakan kondom atau sperma dibuang keluar saat berhubungan seksual.

Serba-serbi hubungan seks saat hamilSerba-serbi hubungan seks saat hamil/ Foto: iStockphoto

3. Trimester 3

Benarkan berhubungan seks bisa menginduksi persalinan?

Berhubungan seks memang bisa menginduksi persalinan di trimester ketiga kehamilan. Meski begitu, hal tersebut tidak secara pasti dapat menginduksi persalinan, Bunda.

Secara teori, sperma yang masuk saat berhubungan seksual dapat menginduksi kontraksi atau tanda persalinan. Pada saat sperma mengenai mulut rahim, zat-zat peradangan yang disebut prostaglandin akan terpanggil dan dapat menginduksi persalinan.

Di trimester akhir, prostaglandin sebenarnya sudah ada karena plasenta yang sudah cukup umur dan posisi janin sudah siap keluar. Nah, dengan berhubungan seksual, prostaglandin semakin 'terpanggil' untuk menginduksi persalinan.

Benarkah berhubungan seksual percepat kontraksi?

Berhubungan seksual untuk memudahkan persalinan dapat dilakukan di akhir trimester ketiga, atau mulai usia 37 minggu ke atas. Namun perlu diketahui, persalinan enggak melulu soal kontraksi, tapi dari ketuban pecah dini.

Kondisi ketuban pecah dini memang dikaitkan dengan kontraksi persalinan, yang bisa dipicu tingginya prostaglandin atau pasien masuk kelompok risiko tinggi. Jadi, sebelum berhubungan seksual saat hamil, sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter. Jangan sampai proses persalinan juga menjadi risiko tinggi.

Serba-serbi hubungan seks saat hamilSerba-serbi hubungan seks saat hamil/ Foto: iStockphoto

Kondisi janin saat ibu hamil berhubungan seks

Berhubungan seksual saat hamil tidak akan mengganggu janin. Sebab, janin terlindungi dengan baik di dalam rahim.

Secara teori, berhubungan seksual itu hanya di vagina. Lokasi janin dari vagina ke rahim dipisahkan mulut rahim atau serviks yang panjangnya sekitar 3-4 cm. Janin juga dilindungi selaput ketuban dan cairan ketuban, sehingga aman untuk melakukan hubungan seksual.

Benarkan hormon kehamilan menyebabkan libido kehamilan meningkat?

Libido seorang wanita bisa naik saat sedang hamil, terutama hamil anak laki-laki. Hal ini disebabkan oleh hormon androgen atau disebut 'hormon anak laki-laki'.

Meski begitu, kehamilan juga bisa menurunkan libido atau keinginan berhubungan seks, Bunda. Hal ini dipicu oleh perubahan yang dialami selama hamil, seperti perubahan mood atau psikis dan perubahan fisik di trimester kedua atau ketiga.

Posisi seks untuk ibu hamil

Tidak ada posisi seks tertentu yang harus dihindari atau disarankan saat hamil. Paling penting adalah bumil merasa nyaman dengan posisi seks yang dipilih.

Meski begitu, tidak disarankan untuk melakukan hubungan seks dengan posisi yang ekstrem. Bunda juga perlu menghindari posisi yang dapat memicu kontraksi, seperti menghindari sperma mengenai mulut rahim.

Bila Bunda khawatir dengan posisi seks ini, sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter. Terutama untuk menghindari kontraksi di awal trimester ketiga.

Oral seks saat hamil

Oral seks saat hamil tidak dilarang. Tapi, Ayah dan Bunda perlu memastikan kebersihan saat berhubungan seksual ya.

Selama tidak ada infeksi atau penyakit menular seksual, oral seks diperbolehkan saat hamil. Sejauh ini, belum ditemukan dampak negatif dari oral seks, kecuali yang menyangkut dengan kebersihan.

Meniup vagina saat berhubungan seksual

Meniup vagina biasanya dilakukan saat oral seks. Beberapa mitos mengatakan bahwa meniup bvagina dapat berakibat fatal terutama pada kehamilan.

Faktanya, meniup vagina tidak sampai menyebabkan masalah serius. Sebab, secara anatomi, vagina itu tertutup rapat. Bila tidak ada yang membuka dengan dorongan kuat, hal tersebut tidak akan berdampak buruk.

Beberapa hal yang bisa membuka vagina seperti penis masuk ke vagina (berhubungan seksual), bayi keluar saat persalinan (melahirkan), atau tindakan medis yang membuka vagina.

Dampak buruk dari udara masuk ke vagina adalah emboli pembuluh darah vena. Meski berbahaya, hingga kini kasus ini hampir tidak dilaporkan lagi, Bunda.

Simak juga

(rap/rap)
kehamilan
Kehamilan Trimester 1 Ketahui perkembangan kehamilan Trimester 1 setiap minggu. Cek Yuk arrow-right
Share yuk, Bun!
BERSAMA DOKTER & AHLI
Bundapedia
Ensiklopedia A-Z istilah kesehatan terkait Bunda dan Si Kecil
Rekomendasi
Menanti kelahiran Si Kecil dengan arti nama bayi yang pas untuknya nanti hanya di Aplikasi HaiBunda!
ARTIKEL TERBARU
  • Video
detiknetwork

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Ikuti perkembangan kehamilan Bunda setiap minggunya di Aplikasi HaiBunda yuk, Bun!