Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Waspadai Tanda-tanda Keguguran, Flek hingga Perdarahan di Trimester 1

dr. Gorga I.V.W Udjung, Sp. OG   |   HaiBunda

Rabu, 16 Jun 2021 08:06 WIB

Dokter Sisipan
dr. Gorga I.V.W Udjung, Sp.OG
Asian female patient warded and laying on the bed connected to multiple medical devices
Keguguran/ Foto: iStockphoto

Keguguran menjadi salah satu risiko kesehatan yang bisa menimpa setiap ibu hamil. Keguguran sendiri berasal dari kata Abortus yang berasal dari Bahasa Latin Aboriri (Keguguran), yang berarti terhentinya kehamilan secara spontan atau diinduksi sebelum janin dapat hidup.

Sedangkan menurut WHO, definisi abortus adalah terhentinya hasil konsepsi/kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu atau janin lahir dengan berat kurang dari 500 gram.

Namun sayangnya, penggunaan kata abortus sering disalahartikan karena tersirat dengan makna penghentian kehamilan secara sengaja. Di samping itu, banyak juga yang menggunakan istilah miscarriage untuk keguguran yang terjadi secara spontan.

Risiko keguguran pada setiap kehamilan

Perlu Bunda ketahui bahwa setiap kehamilan berisiko 10-20 persen mengalami abortus spontan. Biasanya, sebanyak 80 persen terjadi pada 12 minggu pertama kehamilan atau trimester satu.

Menurut ulasan di Williams Obstetrics Textbook, dijelaskan bahwa ada sekitar 50 persen ibu hamil mengalami anembryonic, yaitu kondisi kantung kehamilan tidak mengandung embrio yang dikenal dengan istilah Blighted Ovum.

Sisanya, 50 persen lagi Bunda hamil mengalami embryonic, yaitu kondisi di mana dijumpai embrio tapi kemudian berhenti berkembang. Kedua hal ini biasanya dikarenakan adanya masalah pada kromosom seperti Trisomy, Monosomy, Triploidy, dll

Tanda-tanda keguguran

Tanda-tanda keguguran yang paling umum adalah terjadinya perdarahan dari vagina, Bunda. Baik itu berupa flek-flek atau darah mengalir, bisa juga berupa keluarnya gumpalan darah dan jaringan yang merupakan bagian dari kehamilan.

Terjadinya perdarahan juga bisa disertai dengan keluhan rasa kram atau nyeri, pada perut dan punggung bagian bawah.

Jenis keguguran

Abortus atau keguguran menurut klasifikasi klinisnya dibagi menjadi 5 jenis. Simak penjelasannya di bawah ini, Bunda:

1. Abortus Imminens yaitu kondisi janin belum keluar dan belum ada pembukaan jalan lahir (Ancaman Abortus).

2. Abortus Insipiens yaitu keguguran yang terjadi saat janin belum keluar tapi sudah ada pembukaan jalan lahir.

3. Abortus Inkompletus terjadi karena sebagian jaringan kehamilan sudah keluar dari rahim.

4. Abortus Kompletus yaitu saat seluruh jaringan kehamilan sudah keluar dari rahim.

5. Missed Abortion yaitu kondisi di mana janin tidak berkembang, denyut jantung tidak ada lagi, tetapi jaringan belum keluar dari dalam rahim.

Faktor risiko penyebab keguguran

Setiap Bunda hamil perlu mewaspadai risiko penyebab keguguran. Untuk mencegah hal itu terjadi, simak beberapa faktor yang bisa memicu keguguran di bawah ini:

a. Faktor Janin itu sendiri, di mana terdapat adanya kelainan genetik (kromosom).

b. Faktor Maternal (Ibu) karena:

- Saat hamil usia Bunda berada di atas usia 35 tahun.

- Mengidap penyakit seperti Diabetes Mellitus, Lupus, Sindrom Antifosfolipid, Tiroid, Toxoplasmosis, Rubella, riwayat PCOS, adanya Mioma Uteri atau masalah pada mulut rahim (inkompetensi serviks), Malnutrisi, dan pola hidup yang tidak sehat (konsumsi alkohol dan merokok).

c. Faktor Paternal (Ayah) di mana dijumpai adanya kelainan pada sperma

Komplikasi keguguran yang mungkin terjadi

Keguguran yang menimbulkan terjadinya banyak perdarahan bisa berisiko menyebabkan anemia atau bahkan syok. Kondisi ini bila tidak segera ditangani dengan tepat bisa membahayakan nyawa Bunda.

Selain itu, ada juga resiko infeksi akibat sisa jaringan kehamilan yang tertinggal di dalam rahim.

Simak kelanjutan penjelasan lengkapnya di halaman berikut, Bunda!

Benarkah antibiotik sebabkan keguguran? Simak penjelasan dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]




MENCEGAH DAN PENANGANAN KEGUGURAN

Asian female patient warded and laying on the bed connected to multiple medical devices

Keguguran/ Foto: iStockphoto

Cara mencegah keguguran

Sebagian besar keguguran terjadi akibat masalah kelainan kromosom atau faktor kesehatan, dan beberapa penyakit yang tidak terkontrol selama kehamilan. Usaha terbaik yang bisa dilakukan adalah menjaga kesehatan sebaik mungkin sebelum hamil dan selama hamil.
 
Penting diingat bahwa Bunda harus mengupayakan pola hidup sehat, mengonsumsi makanan yang sehat, olahraga ringan dan teratur, seperti jalan santai atau ikut senam hamil, menghindari alkohol dan rokok.
 
Perlu diketahui juga bahwa Bunda yang pernah keguguran bisa mengalaminya kembali, terutama jika faktor-faktor risiko yang ditemukan tidak ditangani terlebih dahulu. Untuk itu, jangan lupa untuk selalu rutin kontrol kehamilan.

Perawatan untuk Bunda dengan riwayat keguguran

Bunda yang sudah pernah mengalami keguguran dan ingin hamil lagi, disarankan untuk menghindari makanan tertentu dan menghindari olahraga berat.
 
Di samping itu, ada baiknya memeriksakan diri dahulu secara menyeluruh sebelum memulai program kehamilan lagi. Apabila dijumpai ada faktor risiko atau penyakit yang diderita, sebaiknya ditangani atau diobati terlebih dulu agar tidak membahayakan kehamilan yang akan datang.

Kapan boleh hamil lagi?

Pada dasarnya, tidak ada aturan terbaik kapan boleh hamil lagi setelah mengalami keguguran. Hanya saja, Bunda dianjurkan untuk konsultasi ke dokter terlebih dahulu untuk mengetahui kemungkinan penyebab kegugurannya dan memeriksa kesehatan secara lengkap.
 
Jangan lupa untuk mengonsumsi vitamin seperti asam folat, mengonsumsi makanan bergizi, serta memperbaiki pola hidup sebelum hamil untuk menurunkan risiko terjadinya keguguran berulang.
 
Berbicara mengenai makanan penyebab keguguran, hingga saat ini belum ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa nanas, durian, dan tapai dapat menyebabkan abortus ya, Bunda. Dalam kondisi hamil disarankan untuk mengkonsumsi secukupnya saja.

Penanganan keguguran

Penanganan keguguran tergantung dari klasifikasi klinis yang terjadi pada Bunda dan kehamilannya. Pada prinsipnya, tindakan yang akan dilakukan dokter tetap akan mempertahankan kehamilan bila masih dalam kondisi sehat, serta mencegah komplikasi seperti perdarahan dan infeksi.


(rap/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda