Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Pahami Mengapa Kegemukan Pengaruhi Kesuburan dan Sebabkan Sulit Hamil

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Minggu, 10 Apr 2022 19:25 WIB

Close-up of overweight woman measuring her waist with tape measure
Ilustrasi hubungan Kegemukan dengan Kesuburan/Foto: iStock

Jakarta - Bukan hanya rentan terhadap beberapa gangguan kesehatan, tubuh yang terlalu gemuk juga bisa menjadi kendala dalam mendapatkan kehamilan lho. Lantas, bagaimana sebenarnya kaitan antara kegemukan dan kesuburan, Bunda?

Melansir Pennmedicine, kegemukan atau obesitas memang dapat memengaruhi kemampuan pasangan untuk hamil. Faktanya, kelebihan berat badan memang menjadi penyebab kesulitan kesuburan pada 6 persen wanita yang belum pernah hamil sebelumnya, menurut The American Society for Reproductive Medicine (ASRM).

Obesitas atau kegemukan memengaruhi infertilitas dengan mengubah cara tubuh wanita menyimpan hormon seks. Bagaimana bisa ya, Bunda?

Nah, begini, Bunda. Sedianya, sel lemak mengubah hormon pria sebagai androstenedion menjadi hormon wanita yang disebut estron. Estron akan memengaruhi  metabolisme bagian otak yang mengatur fungsi ovarium dan testis.

Hal ini kemudian dapat mengganggu fungsi reproduksi ya, Bunda. Dan, bukan hanya berat badan wanita yang memengaruhi kesuburan. Tetapi juga, pria gemuk lebih cenderung memiliki jumlah sperma yang rendah atau tidak ada sama sekali, menurut sebuah artikel di Jama Internal Medicine.

Alasannya memang terjadi karena berbagai faktor ya, Bunda. Di antaranya kegemukan memang dapat meningkatkan suhu tubuh, terutama di sekitar skrotum. Ini juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon.

Female hands holding negative pregnancy test and showing it into camera, closeupIlustrasi hubungan Kegemukan dengan Kesuburan/Foto: iStock

Seperti diketahui bahwa pria gemuk lebih cenderung memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi, dikombinasikan dengan kadar hormon penghasil sperma yang lebih rendah. Hal inilah yang dapat mengacaukan jumlah sperma, konsentrasi sperma dan kemampuan sperma untuk berenang dengan baik.

Selain itu, kegemukan dan ketidaksuburan juga bisa memiliki hubungan melingkar yang aneh. Sulit untuk membedakan mana yang menyebabkan satu sama lain. Misalnya, stres seperti yang dialami pasangan selama perjalanan kesuburan yang panjang ternyata tidak hanya dapat menyebabkan menstruasi yang tidak teratur tetapi juga beberapa wanita stres makan yang artinya mereka makan junk food selama masa stres.

Klik di halaman selanjutnya ya, Bunda.

Simak juga video tentang 4 olahraga cocok dukung promil Bunda.

[Gambas:Video Haibunda]




APA HUBUNGAN KEGEMUKAN DAN KESUBURAN?

plus size asian girl look mirror and measure her weight by scale

Ilustrasi hubungan Kegemukan dengan Kesuburan/Foto: iStock

Pengaruh kegemukan terhadap kesuburan

Ya, kelebihan berat badan memang dapat memengaruhi kesuburan termasuk pada wanita. Karena, sedianya kuantitas dan distribusi lemak tubuh memengaruhi siklus menstruasi melalui berbagai mekanisme hormonal.

Semakin banyak kelebihan berat badan dan semakin banyak lemak perut, semakin besar risiko kesulitan kesuburan, seperti dikutip dari laman The Conversation.

"Kelebihan berat badan, terutama kelebihan lemak perut, terkait dengan resistensi insulin (ketika tubuh harus memproduksi lebih banyak insulin untuk menjaga kadar gula darah tetap normal) dan penurunan kadar globulin pengikat hormon seks, protein yang terlibat regulasi hormon seks androgen dan estrogen," ujar Karin Hammarberg, Senior Research Fellow, Jean Hailes Research Unit School of Public Health dari Monash University.

Kondisi tersebut tak ditampik dapat meningkatkan risiko siklus menstruasi yang tidak teratur yang pada gilirannya mengurangi kesuburan. Satu studi menemukan wanita yang mengalami obesitas jauh lebih kecil kemungkinannya untuk hamil dalam waktu satu tahun setelah menghentikan kontrasepsi jika dibandingkan dengan wanita dalam kisaran berat badan normal.

Perubahan keseimbangan hormon yang mengatur siklus menstruasi yang dipicu oleh kelebihan berat badan dan obesitas juga dapat meningkatkan risiko anovulasi (ketika tidak ada sel telur yang dilepaskan ovarium). Selain itu, wanita dengan BMI di atas 27 tiga kali lebih mungkin daripada wanita dalam kisaran berat badan normal untuk tidak dapat hamil karena mereka tidak berovulasi.

Memang, banyak wanita yang memiliki kelebihan berat badan tetap berovulasi, tetapi ternyata kualitas sel telur yang dihasilkan akan berkurang. Bukti ini adalah bahwa diantara wanita yang berovulasi, setiap unit BMI di atas 29 mengurangi kemungkinan mencapai kehamilan dalam waktu 12 bulan sekira 4 persen.

Ini artinya, bahwa untuk wanita dengan BMI 35, kemungkinan hamil dalam setahun ialah 26 persen lebih rendah, dan untuk wanita dengan BMI 40, sekira 43 persen lebih rendah dibandingkan dengan wanita dengan BMI antara 21 dan 29.

Dan, ketika pasangan menggunakan IVF untuk hamil, kemungkinan kelahiran hidup lebih rendah untuk wanita yang kelebihan berat badan atau obesitas dibandingkan wanita dengan BMI normal.

Rata-rata, jika dibandingkan dengan wanita dalam kisaran berat badan yang sehat, peluang kelahiran hidup dengan IVF berkurang sebesar 9 persen pada wanita dengan kelebihan berat badan dan 20 persen pada wanita yang obesitas.

Pada wanita gemuk dengan infertilitas anovulasi, bahkan penurunan berat badan yang sederhana sebesar 5-10 persen meningkatkan kesuburan dan peluang untuk hamil.

Penurunan berat badan 7 persen dari berat badan dan peningkatan aktivitas fisik setidaknya 150 menit seminggu aktivitas intensitas sedang dianjurkan untuk meningkatkan kesehatan dan kesuburan orang yang membawa kelebihan berat badan.

Terakhir, pria dan wanita dua kali lebih mungkin untuk membuat perubahan perilaku kesehatan yang positif jika pasangan mereka juga melakukannya. Jadi, kemungkinan hamil akan lebih besar jika Bunda dan pasangan melakukan diet dan olahraga bersama.

Semoga informasinya membantu ya, Bunda.

 


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda