Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Curhat para Bunda Tak Bisa Makan saat Hamil karena Morning Sickness

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Minggu, 26 Jun 2022 11:34 WIB

Ibu Hamil Mual
Curhat Para Bunda Tak Bisa Makan saat Hamil karena Morning Sickness/ Foto: iStock

Morning sickness adalah keluhan kehamilan yang sering dialami para bumil. Kondisi ini biasanya terjadi di awal kehamilan.

Bumil yang mengalami morning sickness sering menolak makan. Bukan karena enggak lapar ya, tapi karena 'enek' kalau melihat atau mencium aroma makanan.

Belum lama ini, beberapa Bunda curhat di kolom komentar Instagram HaiBunda. Mereka menceritakan pengalaman saat mengalami morning sickness sampai menolak makan nih.

Apa kata mereka ya?

Banner Ciri Anak Berpotensi CerdasCiri Anak Berpotensi Cerdas/ Foto: HaiBunda/ Novita Rizki

Berikut isi curhatan para Bunda tentang morning sickness yang dialami selama hamil:

"Aku sampai pingsan di lift, kenak panas pingsan. Makan gk bisa. 1-3 bulan gk bisa makan muntah trus, 4-6 bulan bisa makan tp khusus makana yg aku masak sendiri, semua makanan beli gk bisa masuk pasti muntah. Meski itu makanan ngidamku. 7-sebelum lahiran semuanya mau dimakan jatuhnya kayak kesurupan makannya BB dr 44 kg jadi 67 kg," tulis Bunda Nova.

"Menurut saya ada baiknya juga kita ngalamin mual muntah....Krn bakal berpengaruh sama BB janin....Terakhir sy hamil mual muntah sampe 6 bln...Makan minum udah nggak bener deh pokoknya...Masuk bln ke 7 baru enak makan...Dan jeng... jeeeeennngg... Bayi sy lahir beratnya 4,2 kg...Nggak kebayang kalo sy nggak mual muntah dan makan segala macem...Bisa2 bayinya jd 5 kg...," ujar Bunda Argarianti.

"Udah 35 week, berat badan dari awal hamil smp skrg cuma naik 4kg. Bukan lg morning sickness tapi all day sickness apaan aja pokoknya bau dah," ungkap Bunda Frisca.

"Makanan sih ga bikin mual, cuma air putih yg bikin mual," tulis Bunda Nadia.

"Mau minum aja parno duluan gimana dong, lapar sih.. Makan sih pengen.. Tapii baunya aja udah mual duluan," kata Bunda Fitrie.

Mual dan muntah adalah kondisi yang wajar dialami selama hamil. Tapi, kondisi ini dapat berubah menjadi parah bila tak kunjung membaik. Lalu apa penyebabnya? Baca halaman berikutnya ya.

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Simak juga 7 keluhan umum yang sering dialami Bumil di trimester 1, dalam video berikut:

[Gambas:Video Haibunda]

PENYEBAB MORNING SICKNESS

Ibu hamil makan

Curhat Para Bunda Tak Bisa Makan saat Hamil karena Morning Sickness/ Foto: iStock

Mual dan muntah atau morning sickness adalah tanda-tanda hamil muda yang sering dirasakan para Bunda. Faktanya, lebih dari 50 persen wanita hamil mengalami gejala ini.

Jurnal yang diterbitkan di Autonomic Neuroscience tahun 2017 menyatakan bahwa diperkirakan 70 hingga 80 persen Bunda hamil mengalami morning sickness. Biasanya tanda-tanda hamil muda ini dimulai sekitar minggu ke-6 kehamilan.

Morning sickness dapat disebabkan faktor hormonal, yakni peningkatan kadar hormon kehamilan human chorionic gonadotropin (hCG). Selain hCG, peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron juga dikaitkan dengan morning sickness di awal kehamilan.

Menurut Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Sub Endokrinologi & Menopouse, Prof. Dr. dr. Andon Hestiantoro, Sp.OG-KFer, setidaknya 1 dari 5 wanita akan mengalami morning sickness di trimester pertama.

"Kondisi ini umumnya tak akan lama dan dapat hilang dengan sendirinya atau setelah konsumsi obat mual," kata Prof Andon kepada HaiBunda, belum lama ini.

Namun, derajat mual dan muntah dapat meningkat hingga membuat ibu hamil sulit untuk makan. Pada kondisi serius, mual dan muntah dapat berlangsung lama hingga menyebabkan berat badan turun.

Mual dan muntah berat ini disebut hiperemesis gravidarum, Bunda. Dari 100 ibu hamil, sekitar 3 sampai 4 orang akan mengalami hiperemesis gravidarum.

"Kondisi Bumil dengan hiperemesis gravidarum harus segera ditangani secara medis agar tidak memengaruhi kondisi ibu dan janin," ujar Prof Andon.


(ank/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda