Perlukah Membersihkan Garis Hitam di Leher saat Hamil seperti Tasya Farasya?

Perlukah Membersihkan Garis Hitam di Leher saat Hamil seperti Tasya Farasya?/Foto: Instagram @tasyafarasya

Saat menjalani kehamilan, Bunda tentu akan mengalami beragam perubahan baik secara fisik maupun suasana hati. Namun memang fisik merupakan perubahan yang mudah untuk dilihat dan diatasi ya Bunda.

Ada banyak perubahan fisik yang biasanya dialami bumil, mulai dari payudara, kuku, hingga kulit. Khusus untuk kulit, ada banyak perubahan yang bisa dialami bumil, salah satunya adalah kulit yang menggelap.

Tasya Farasya alami garis kehitaman pada leher

Hal itu dialami beauty vlogger Tasya Farasya yang kini tengah mengandung anak keduanya dan telah memasuki trimester akhir. Melalui Insta Story akun instagram beberapa waktu lalu, Tasya bercerita bahwa selama kehamilannya ini, dia mengalami garis hitam di leher.

Mungkin beberapa Bunda di sini juga ada yang pernah mengalaminya ya. Netizen yang mendengar kabar tersebut langsung mempertanyakan apakah garis hitam itu merupakan kotoran seperti daki atau perubahan kulit yang normal saat hamil.

Kemudian, entah itu kotoran atau perubahan kulit saat hamil, Tasya memutuskan untuk membersihkannya karena ia ingin lehernya bersih. Untuk mengatasi kehitaman tersebut, Tasya menggunakan produk exfoliate, Bunda.

Ia pun merasa puas saat melihat lehernya yang bersih setelah dieksfoliasi. "Bukan langsung cerah atau langsung ilang giana gitu sih, lebih ke "okeyyy ini leher gue bersih dan lembut," tulisnya.

Tasya pun berpendapat meski garis hitam tanda kehamilan itu biasanya akan pudar setelah melahirkan, ia meyakini kondisi kulit tetap harus dirawat selama kehamilan karena ada beberapa yang sulit hilang meski sudah melahirkan.

Garis hitam di leher saat hamil

Sebenarnya garis kehitaman yang dialami Tasya adalah hal yang normal karena saat kehamilan, kulit memang mengalami beberapa perubahan. Sebagian besar ibu hamil mengalami perubahan pada kulit mereka, beberapa perubahan ini tidak berbahaya, tapi ada juga yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan frustrasi.

Apa yang dialami Tasya ini mungkin saja melasma, Bunda. Apa itu melasma pada kehamilan?

Melasma merupakan kelainan kulit dengan melanosit di kulit menghasilkan pigmen ekstra karena beberapa alasan. Ini sering disebut sebagai chloasma atau topeng kehamilan dan tidak memengaruhi calon bayi atau menunjukkan komplikasi kehamilan lainnya.

Orang-orang dari Afrika, Afrika Utara, Timur Tengah, Latin, Asia, India atau keturunan Mediterania biasanya memiliki lebih banyak pigmen di kulitnya sehingga sangat mungkin mengalami chloasma karena secara alami mereka memiliki produksi melanin yang lebih aktif.

Melasma juga bukanlah kanker. "Melasma bukanlah jenis kanker. Itu juga bukan tanda kanker kulit. Melasma berbeda dari kanker kulit karena biasanya terasa datar dan muncul di kedua sisi wajah Anda." demikian bunyi penjelasan AAD dikutip dari laman resminya.

Klik halaman berikutnya yuk Bunda untuk tahu ciri-ciri melasma.

Pilihan Redaksi

Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.

Saksikan juga yuk video tentang penyebab dan cara mengatasi kulit berjerawat pada ibu hamil.

[Gambas:Video Haibunda]

CIRI-CIRI MELASMA PADA KEHAMILAN

Perlukah Membersihkan Garis Hitam di Leher saat Hamil seperti Tasya Farasya?/Foto: Getty Images/Eva-Katalin

Ciri-ciri melasma pada kehamilan

Gejala utama pada melasma adalah penggelapan pada kulit wajah. Saat ini terjadi, mungkin Bunda akan melihat bercak gelap di beberapa area yakni:

Dahi
Pipi
Dagu
Sekitar mulut
Leher
Lengan
Ketiak

Semua area ini juga akan lebih gelap jika Bunda terpapar sinar matahari. Jika Bunda mengalami nyeri, gatal, dan iritasi parah ini bukanlah gejala melasma.

Kemungkinan itu adalah kondisi lain, segera temui dokter kulit untuk memeriksanya untuk mengetahui penyebab dari kondisi itu, apakah disebabkan oleh bakteri, jamur atau lainnya.

Penyebab melasma pada kehamilan

Mungkin selama kehamilan, Bunda melihat puting atau areola, ketiak, dan vagina menjadi lebih gelap dan hiperpigmentasi kulit selama kehamilan ini memang umum terjadi. Penyebab utama adanya melasma selama kehamilan adalah adanya perubahan hormon. Terutama jika kelebihan estrogen dan progesterone.

Namun, di luar itu flek hitam pada wajah bisa diperparah oleh paparan sinar matahari, penggunaan produk atau perawatan kulit tertentu dan juga genetika. Chloasma ini dapat diperburuk oleh ketidakseimbangan hormon yang mungkin ada sebelum kehamilan.

Melasma bisa terjadi kapan sama selama kehamilan, tapi paling sering terjadi di trimester kedua dan ketiga. Pigmen yang menggelap ini terjadi karena beberapa faktor, seperti seberapa seringnya terkena paparan sinar matahari dan lainnya.

Hiperpigmentasi ini tidak akan semakin memburuk setelah Bunda melahirkan dan membutuhkan beberapa waktu agar memudar tanpa perawatan yang ditargetkan.

Cara mengatasi melasma saat hamil

Lakukanlah perawatan dengan berdiskusi dengan dokter kulit tenang cara mengobati melasma yang dialami selama kehamilan. Namun, beberapa ahli tidak merekomendasikan dilakukannya pengobatan melasma selama kehamilan karena melasma bisa memudar dengan sendirinya.

Serta beberapa metode pengobatan melasma mungkin tidak aman atau efektif jika dilakukan saat hamil. Perawatan terbaik adalah pencegahan dengan beberapa perubahan gaya hidup. Melansir laman Healthline, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memulihkan melasma.

1. Hindari paparan sinar matahari

Sebaiknya Bunda hindari paparan sinar matahari karena dapat memicu perkembangan pigmen lebih banyak, terutama dalam jangka waktu yang lama. Jika ingin berolahraga, pilihlah waktu di pagi atau sore hari saat matahari terbenam.

2. Gunakan tabir surya

Bunda bisa menggunakan tabir surya yang aman untuk kehamilan dengan SPF 30+ saat ke luar rumah. Carilah produk yang mengandung seng oksida, titanium dioksida atau lainnya. Jangan gunakan produk yang mengandalkan penghambat kimia.

3. Makan dan istirahat yang baik

Terjadinya melasma mungkin juga karena ketidakseimbangan hormon. Untuk itu, pastikan diri tetap terhidrasi, makan makanan sehat, perbanyak buah dan sayuran, dan tidur dengan waktu yang cukup.