
kehamilan
Adakah Kondisi Ibu Hamil yang Dilarang Puasa?
HaiBunda
Rabu, 05 Apr 2023 19:22 WIB


Ibu hamil diperbolehkan menjalankan puasa Ramadan. Puasa bagi ibu hamil dapat memberikan banyak manfaat, Bunda.
Puasa bisa mengendalikan kalori yang masuk ke tubuh, terutama bagi ibu hamil yang sebelumnya mengalami kelebihan berat badan, dan sulit mengontrol asupan kalori. Puasa juga dapat mengatur kadar gula darah pada ibu hamil yang didiagnosis diabetes melitus gestasional.
Sampai saat ini, tidak ada penelitian yang menemukan adanya bahaya puasa pada ibu hamil, terutama bagi yang mampu memenuhi persyaratan seperti kondisi tubuh fit dan pertumbuhan janin baik.
Puasa memang dapat menyebabkan penambahan berat badan janin yang terkesan lambat. Tapi ini hanya sementara. Penambahan berat janin akan kembali normal apabila nutrisi sudah terpenuhi sebelum ibu hamil berpuasa.
Anjuran puasa bagi ibu hamil
Sebelum memutuskan puasa, ibu hamil perlu melakukan dan memerhatikan beberapa hal, seperti:
1. Kontrol ke dokter
Evaluasi kondisi kehamilan oleh Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekolog, perlu dilakukan sebelum ibu hamil memutuskan berpuasa. Ada beberapa pertimbangan dokter untuk menentukan apakah ibu hamil dibolehkan puasa atau tidak.
Di trimester 1, kalori yang dibutuhkan ibu hamil memang belum banyak, tapi kondisi mual dan muntah bisa berefek pada saat puasa. Mual dan muntah bisa membuat pengosongan lambung lebih cepat, sehingga kalori yang masuk tidak bisa tercapai. Pada akhirnya, kondisi ini dapat memengaruhi lambung.
Memasuki trimester 2 dan 3, kondisi mual dan muntah sudah tidak terjadi lagi. Namun, di masa kehamilan ini perlu dilihat lebih detail lagi kondisi kesehatan ibu, seperti ada atau tidaknya penyakit yang dapat menjadi berat karena berpuasa.
2. Status nutrisi ibu hamil
Pastikan status nutrisi ibu hamil baik sebelum berpuasa. Status nutrisi yang tercukupi dapat dilihat dari berat badan, apakah underweight, normal, atau overweight.
Sementara itu, status nutrisi yang tidak tampak berhubungan dengan mikronutrien. Ini dapat dilihat dari pemeriksaan di laboratorium. Misalnya, kadar zat besi yang rendah berpotensi menyebabkan anemia. Kondisi ini nantinya bisa memengaruhi asupan yang dimakan selama berpuasa.
3. Status pertumbuhan janin
Pertumbuhan janin harus dalam kondisi baik saat Bunda memutuskan berpuasa. Salah satu pertimbangan ibu hamil tidak diperbolehkan puasa bisa dinilai dari pertumbuhan janin yang tidak sesuai usia, atau masih mengejar berat yang sesuai.
Selain itu, hal yang juga berkaitan dengan pertumbuhan janin adalah kondisi cairan ketuban. Cairan ketuban yang belum cukup harus dievaluasi sebelum memutuskan berpuasa.
Pentingnya evaluasi sebelum dan setelah ibu hamil berpuasa
Evaluasi ke dokter menjadi sangat penting sebelum ibu hamil memutuskan berpuasa. Satu kondisi saja tidak bisa menentukan kelayakan ibu hamil untuk puasa.
Misalnya, ibu hamil dengan berat badan kurang belum tentu kekurangan nutrisi. Ibu hamil dalam kondisi ini kemungkinan masih dapat berpuasa bila asupan makronutrien dan mikronutrien cukup, kondisi tubuh fit, pertumbuhan janin baik, dan masih bisa mengejar kalori input dari makanan ketika berpuasa.
Evaluasi lanjutan dapat dilakukan setelah 1-2 minggu berpuasa. Bunda dapat melihat ada atau tidaknya gejala medis yang terjadi akibat berpuasa selama waktu tersebut. Bila tidak ada, puasa dapat dilanjutkan.
Apakah ada kondisi medis yang dilarang untuk berpuasa saat hamil?
Tidak ada penyakit medis tertentu yang menjadi patokan secara mutlak, apakah boleh atau tidak puasa saat hamil. Paling penting adalah melihat adaptasi tubuh ibu terhadap penyakit tersebut saat berpuasa.
Misalnya, ibu hamil dengan gangguan pencernaan dapat berpuasa dengan mengatur kalori yang masuk dan konsumsi obat. Beberapa penelitian bahkan menemukan, gejala gangguan pencernaan justru dapat berkurang pada saat puasa karena pola makan lebih teratur.
Satu-satunya kondisi ibu hamil yang tidak disarankan berpuasa adalah ketika ia tidak dapat mengatur kalori yang masuk ke tubuh. Misalnya, ibu hamil dengan gangguan pencernaan atau mual dan muntah tidak dapat makan dengan porsi normal di saat sahur dan buka puasa.
Apa boleh ibu hamil mendekati HPL berpuasa?
Bunda yang sedang hamil tua atau mendekati Hari Perkiraan Lahir (HPL) diperbolehkan berpuasa. Syarat utamanya adalah melakukan evaluasi ke dokter, memiliki status nutrisi ibu dan status pertumbuhan janin yang baik.
Namun, puasa tidak disarankan bila Bunda mengalami kontraksi atau kondisi tubuh menjadi lemas. Kontraksi adalah salah satu tanda ibu hamil kurang asupan cairan atau mengalami dehidrasi.
Tanda bahaya ibu hamil puasa
Bunda sebaiknya segera membatalkan puasa bila muncul tanda-tanda bahaya, seperti:
- Berat badan ibu berkurang signifikan
- Muncul gejala dari penyakit tertentu yang diidap ibu hamil
- Tumbuh kembang janin terhambat.
- Gerakan janin berkurang dari normalnya 10 kali dalam 12 jam atau setidaknya 2 kali gerakan dalam 10 menit.
- Muncul tanda dehidrasi, seperti lemas, kulit kering, buang air kecil berkurang, urine menjadi keruh, kontraksi.
Komposisi makanan ibu hamil yang puasa
Memperhatikan komposisi makan selama berpuasa sangat penting bagi ibu hamil. Komposisi makan yang tepat adalah 40-60 persen karbohidrat, 30-40 persen protein, sisanya adalah lemak dan serat.
Berikut pilihan makanan yang dapat dikonsumsi selama ibu hamil berpuasa:
1. Karbohidrat kompleks
Konsumsi karbohidrat kompleks sangat penting di waktu sahur dan berbuka. Jenis karbohidrat kompleks lambat diserap oleh tubuh, sehingga dapat mengenyangkan dalam waktu lama. Contoh makanan sumber karbohidrat kompleks adalah nasi merah, kentang, dan sereal.
2. Protein nabati atau hewani
Protein adalah nutrisi penting yang perlu dipenuhi selama ibu hamil berpuasa. Protein berperan penting dalam pertumbuhan janin.
Selama puasa, Bunda dapat mengonsumsi protein hewani dan nabati atau salah satunya. Setidaknya ibu hamil perlu mengonsumsi protein hewani minimal 100-150 gram per hari dari makanan seperti daging merah, ikan, atau ayam. Sementara itu, sumber protein nabati dapat dipenuhi dari konsumsi tempe atau tahu.
3. Makanan sumber lemak
Makanan sumber lemak juga diperlukan selama Bunda berpuasa. Pilihlah makanan sumber lemak yang sehat, seperti telur atau ikan.
4. Sumber mikronutrien
Mikronutrien terdiri dari vitamin dan mineral. Kedua sumber mikronutrien ini bisa didapatkan dari buah-buahan dan sayuran hijau.
Contoh buah-buahan yang dapat dikonsumsi selama sahur dan berbuka adalah buah yang mengandung banyak air dan antioksidan, seperti buah naga, kurma, atau buah bit. Makanan lain yang mengandung mikronutrien adalah kacang-kacangan.
5. Cairan
Jangan lupa untuk memenuhi asupan cairan untuk mencegah dehidrasi selama berpuasa. Minumlah sedikit demi sedikit untuk menghindari kembung, Bunda.
Total cairan yang dibutuhkan ibu hamil dalam sehari adalah 2 sampai 2,5 liter. Bunda dapat konsumsi cairan saat sahur sebanyak 3-4 gelas, di mana 1 gelas (250 cc) sebelum sahur, 1 gelas saat sahur, dan 1 gelas setelah sahur.
Kebutuhan sisa cairan dapat dipenuhi di waktu buka puasa. Perlu diingat, jangan paksakan minum air 1,5 liter dalam satu waktu.
Makanan yang perlu dihindari ibu hamil saat puasa
Berikut beberapa jenis makanan yang perlu dihindari ibu hamil saat puasa:
1. Makanan sumber karbohidrat simpleks
Hindari konsumsi makanan sumber karbohidrat simpleks karena sulit dicerna tubuh, sehingga membuat Bunda cepat lapar. Contoh sumber karbohidrat simpleks adalah nasi putih, roti putih, dan makanan bertepung.
2. Camilan manis
Hindari camilan manis secara berlebihan selama bulan puasa ya. Camilan manis seperti kue, juga cepat mengenyangkan sehingga dikhawatirkan asupan makan ibu menjadi tidak optimal.
3. Makanan dan minuman lain yang perlu dihindari
Selama berpuasa, ibu hamil juga perlu menghindari konsumsi kopi, teh, dan minuman bersoda, terutama di waktu sahur.
Anjuran makan selama sahur dan berbuka
Selama sahur dan berbuka, Bunda sebaiknya tidak makan sampai kekenyangan. Selain itu, jangan hanya makan satu sumber makronutrien saja ya. Pastikan komposisi nutrisi yang diasup proporsional.
Selain itu, hindari makanan yang dapat menginduksi asam lambung, seperti gorengan, makanan pedas, dan asam.
Bolehkah ibu hamil berpuasa minum susu dan suplemen agar tak lemas?
Konsumsi susu diperbolehkan di waktu sahur atau berbuka bagi ibu hamil yang berpuasa. Bila dirasa nutrisi sudah cukup dari makanan, Bunda dapat minum susu biasa. Namun, bila nutrisi yang masuk dikhawatirkan kurang, Bunda bisa minum susu khusus ibu hamil atau susu tinggi protein.
Selain susu, ibu hamil juga diperbolehkan mengonsumsi suplemen selama berpuasa. Tapi, suplemen yang dimaksud adalah khusus untuk ibu hamil, misalnya suplemen asam folat, zat besi, vitamin D, atau suplemen lainnya sesuai resep dokter.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
Simak informasi mengenai puasa ibu hamil lainnya dalam video di bawah ini:
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Pentingnya Pemeriksaan Pap Smear untuk Cegah Kanker Serviks, Ini Manfaat & Prosedurnya

Kehamilan
Takut Berhubungan Seks saat Hamil? Simak 7 Aturan Aman agar Tak Bahayakan Janin

Kehamilan
Makanan Penambah Darah Ibu Hamil untuk Penuhi Zat Besi agar Tak Bahayakan Janin

Kehamilan
Efek Samping KB Hormonal & Non-Hormonal, Benarkah Ada yang Tak Cocok untuk Tubuh?

Kehamilan
Tanda hingga Penyebab Janin Stres Dalam Kandungan, Simak Juga Cara Mengatasinya


7 Foto