
kehamilan
Apakah Hasil USG Bisa Melihat Bayi Cacat atau Kelainan Janin? Ini Kata Dokter
HaiBunda
Selasa, 17 Jan 2023 18:31 WIB

Bayi dapat terlahir cacat karena disebabkan banyak hal, Bunda. Beberapa kondisi cacat pada bayi sebenarnya sudah dapat dideteksi sejak kehamilan.
Bayi yang terlahir cacat dikenal juga dengan istilah cacat lahir (birth defect) atau kelainan janin. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), cacat lahir didefinisikan sebagai anomali struktural atau fungsional yang dapat diidentifikasi sebelum lahir, saat lahir, atau terkadang dideteksi setelah bayi lahir.
American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) menjelaskan beberapa cacat lahir dapat disebabkan gen yang dapat diturunkan dari orang tua ke anaknya. Penyebab lainnya bisa karena adanya masalah dengan kromosom.
Hanya sejumlah kecil cacat lahir disebabkan oleh paparan obat, infeksi, dan bahan kimia tertentu selama kehamilan. Faktanya, kebanyakan cacat lahir tidak diketahui penyebabnya secara pasti, Bunda.
Janin cacat sebenarnya sudah dapat dideteksi melalui pemeriksaan medis, seperti USG. Namun, tidak semuanya bisa terdeteksi melalui USG.
USG untuk mengetahui janin cacat
Pemeriksaan dengan ultrasonografi (USG) umumnya dapat mendeteksi kelainan pada janin, termasuk cacat bayi. Tinjauan studi tahun 2016 yang dilakukan oleh University of Oxford dan Universite Paris Descartes menyimpulkan bahwa USG dini dapat mendeteksi kelainan janin pada sekitar 30 persen kehamilan berisiko rendah dan 60 persen kehamilan berisiko tinggi.
Meski begitu, USG tidak sepenuhnya bisa mendiagnosis janin catat dengan tepat. Dalam beberapa kasus, hasil USG mungkin salah. Studi di BMC Pregnancy and Childbirth tahun 2014 melaporkan bahwa 8,8 persen cacat bawaan yang dideteksi oleh USG sepenuhnya salah (positif palsu). Sedangkan 9,2 persennya salah klasifikasi, Bunda.
Dari studi tersebut dapat disimpulkan bahwa USG tidak 100 persen memberikan informasi yang tepat seputar kelainan pada janin. USG juga tidak cukup untuk dijadikan patokan membuat diagnosis pasti.
Kelainan janin, seperti cacat bawaan, baik besar maupun kecil terjadi pada sekitar 3 persen dari semua kelahiran. Dari jumlah tersebut kira-kira 3 dari 4 akan terdeteksi oleh USG.
Tapi keakuratan tes ini hanya berkaitan erat dengan tahap perkembangan dan jenis kelamin janin. Demikian seperti melansir dari Very Well Family.
Deteksi janin yang cacat tak hanya dilakukan melalui USG biasa, Bunda. Menurut Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan, dr. Caroline Tirtajasa, Sp.OG(K), pemeriksaan lebih lanjut dengan USG fetomaternal juga bisa mendeteksi kelainan pada janin sejak masa kehamilan.
"Kalau cacat kromosom ini tidak terlihat USG biasa, baru terlihat kalau kehamilan sudah besar dengan USG fetomaternal," kata Caroline dalam Live Instagram HaiBunda, beberapa waktu lalu.
Selain USG, deteksi janin cacat juga dapat dilakukan melalui skrining lainnya. Simak penjelasan lengkap, di halaman berikutnya.
Bunda, yuk download aplikasi digital Allo Bank di sini. Dapatkan diskon 10 persen dan cashback 5 persen.
Simak juga 7 faktor penyebab janin tidak bergerak, dalam video berikut:
PEMERIKSAAN UNTUK DETEKSI JANIN CACAT SELAIN USG
Apakah Hasil USG Bisa Melihat Bayi Cacat atau Kelainan Janin? Ini Kata Dokter/ Foto: iStockphoto
Pemeriksaan untuk deteksi janin cacat
USG dapat membantu mendeteksi kelainan pada janin saat masih di dalam kandungan. Melansir dari beberapa sumber, berikut pemeriksaan untuk mendeteksi janin cacat:
1. NT (Nuchal Translucency) Scan
NT Scan dilakukan di trimester pertama, usia kehamilan 10 hingga 14 minggu, dapat mendeteksi risiko sindrom Down dan beberapa kelainan kromosom lainnya.
2. Â Non Invasive Prenatal Testing (NIPT)
Tes NIPT dilakukan dengan cara mengambil sampel dasar bumil melalui jarum suntik. Tes ini dapat dilakukan setelah usia kehamilan 9 minggu atau lebih awal dibandingkan tes kehamilan lain. Tes ini dapat mendeteksi tiga kondisi paling umum yang mungkin dialami bayi, yakni sindrom Down, sindrom Edward, dan sindrom Patau.
3. Ekokardiogram janin
Ekokardiogram janin saat ini banyak direkomendasikan oleh beberapa ahli sebagai alat yang lebih baik untuk skrining kelainan jantung.
4. Chorionic Villus Sampling (CVS)
CVS dilakukan pada trimester pertama. Tes ini memeriksa sampel kecil dari bagian plasenta yang disebut vili korionik untuk melihat kondisi kromosom dan genetik janin.
5. Amniosentesis
Tes amniosentesis dilakukan sekitar minggu ke-15 kehamilan. Tes ini menggunakan sampel cairan ketuban untuk memeriksa kondisi kromosom dan genetik janin di dalam kandungan.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
13 Makanan Berbahaya yang Bisa Sebabkan Bayi Lahir Cacat, Hindari ya Bumil

Kehamilan
5 Efek Suara Bising pada Bunda Hamil, Bisa Bikin Bayi Stres Lho

Kehamilan
Bunda, Yuk Kenali Penyebab Risiko Plasenta Previa dalam Kehamilan

Kehamilan
13 Buah yang Baik untuk Ibu Hamil dan Perkembangan Janin

Kehamilan
10 Hal Bikin Ibu Hamil Overthinking, Morning Sickness hingga Keguguran


5 Foto
Kehamilan
5 Potret Menakjubkan Ilustrasi Janin dalam Rahim dari Trimester 1-Trimester 3
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda