Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Ketahui Beragam Risiko Bumil Alami Makrosomia, Hamil Bayi Berukuran Besar

vania dinda   |   HaiBunda

Minggu, 19 Feb 2023 19:00 WIB

Mother caressing her newborn baby
Ketahui Beragam Risiko Bumil Alami Makrosomia, Hamil Bayi Berukuran Besar/Foto: iStock

Ada beberapa Bunda yang melahirkan bayi dengan ukuran besar bahkan di atas rata-rata. Kondisi ini disebut dengan makrosomia, Bunda.

Makrosomia adalah istilah yang digunakan untuk bayi yang tumbuh terlalu besar di dalam rahim. Namun, apakah makrosomia dapat menyebabkan masalah pada Si Kecil yang baru lahir? Berikut penjelasannya yang dikutip dari Babycenter.

Risiko melahirkan bayi berukuran besar 

Bayi yang didiagnosis menderita makrosomia ini memiliki berat lebih dari 4 kg tanpa memandang usia kehamilannya. Kondisi ini termasuk langka karena hanya ada sekitar 9 persen bayi di seluruh dunia yang memiliki berat lebih dari 4 kg.

Makrosomia berarti 'tubuh besar' dan digunakan untuk menggambarkan bayi baru lahir yang jauh lebih besar dari rata-rata. Rata-rata bayi yang baru lahir memiliki berat sekitar 3,2 kg.

Biasanya, bayi dengan makrosomia memiliki berat lebih dari 4 kg atau lebih dari 4,5 kg saat lahir. Si Kecil dengan kondisi makrosomia lebih cenderung mengalami persalinan yang sulit. 

Tetapi risiko komplikasi secara signifikan akan lebih besar ketika Si Kecil lahir dengan berat lebih dari 4,5 kg. Pusat Pengendalian Penyakit CDC memperkirakan bahwa 7 persen bayi yang lahir pada 2018 memiliki berat setidaknya 4 kg saat lahir, dan 1 persen memiliki berat 4,5 kg atau lebih.

Memang sulit untuk mengukur tubuh Si Kecil saat dia masih berada di dalam kandungan, tetapi dokter mungkin akan menduga makrosomia melalui tanda-tanda yang dapat dilihat. Janin yang lebih besar akan menghasilkan lebih banyak cairan ketuban, cairan ketuban yang berlebihan (polihidramnion) mungkin merupakan pertanda.

Beberapa dari Bunda mungkin secara genetik cenderung memiliki keturunan yang lebih besar dan berat lahir juga cenderung meningkat pada setiap kehamilan berikutnya.

Mother holding newborn baby boy on her knees, closeupIlustrasi makrosomia/ Foto: Getty Images/iStockphoto/CokaPoka

Faktor penyebab melahirkan bayi berukuran besar

Sebagian besar Bunda yang memiliki bayi dengan berat lebih dari 4,5 kg tidak memiliki faktor risiko, tetapi makrosomia lebih mungkin terjadi jika:

  • Memiliki kadar gula darah tinggi yang tidak terkelola akibat diabetes atau diabetes gestasional
  • Mengalami obesitas
  • Tubuh Bunda tinggi
  • Berat badan Bunda bertambah berlebihan selama kehamilan
  • Pernah memiliki bayi yang besar, karena jika sebelumnya Bunda pernah melahirkan bayi makrosomia, Bunda memiliki kemungkinan lima hingga 10 kali lebih besar untuk melahirkan bayi yang besar lagi
  • Lebih dari dua minggu melewati tanggal perkiraan lahir
  • Usia kehamilan Bunda terlalu lama
  • Bunda yang hamil berusia di atas 35 tahun
  • Memiliki kelainan atau sindrom genetik tertentu.

Klik halaman berikutnya untuk tahu risiko bila melahirkan bayi berukuran besar.

Selama kehamilan, Bunda juga bisa menjaga kesehatan kulit agar tak muncul stretch mark dengan skincare yang aman. Bunda mau beli produk ini? Langsung aja yuk, Bun klik di sini.

Saksikan video tentang menu makanan diet sehat untuk ibu hamil.

[Gambas:Video Haibunda]



RISIKO MELAHIRKAN BAYI BERUKURAN BESAR DAN CARA MENCEGAHNYA

A mother carrying an Asian (Japanese) newborn baby (0 year old 0 month old)

Ketahui Beragam Risiko Bumil Alami Makrosomia, Hamil Bayi Berukuran Besar/Foto: Getty Images/iStockphoto/maruco

Risiko komplikasi makrosomia

Kemungkinan risiko komplikasi Bunda dari makrosomia janin yang dikutip dari Mayo Clinic, di antaranya:

1. Si Kecil terjepit

Makrosomia janin dapat menyebabkan bayi terjepit di jalan lahir (distosia bahu), mengalami cedera lahir, atau memerlukan penggunaan forsep atau alat vakum selama persalinan (persalinan vagina operatif).

2. Laserasi saluran genital

Saat melahirkan, makrosomia janin dapat menyebabkan Si Kecil melukai jalan lahir, seperti dengan merobek jaringan vagina dan otot antara vagina dan anus (otot perineum).
Pendarahan setelah melahirkan

Makrosomia janin meningkatkan risiko otot rahim tidak berkontraksi dengan baik setelah melahirkan (atonia uteri). Hal ini dapat menyebabkan perdarahan yang berpotensi serius setelah melahirkan.

Cara Cegah Autisme Sejak di Kandungan

3. Pecahnya rahim

Jika Bunda pernah menjalani operasi caesar atau operasi rahim besar sebelumnya, makrosomia janin meningkatkan risiko pecahnya rahim selama persalinan.

Pecahnya rahim merupakan komplikasi yang jarang namun serius di mana rahim robek di sepanjang garis bekas luka dari operasi caesar atau operasi rahim lainnya. Operasi caesar darurat diperlukan untuk mencegah komplikasi yang mengancam jiwa.

Risiko makrosomia pada janin

Si Kecil dengan makrosomia juga berisiko lebih tinggi untuk mengalami:

  • Gula darah rendah
  • Skor Apgar lebih rendah
  • Obesitas masa kecil
  • Sindrom metabolik pada masa kanak-kanak, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan stroke
  • Masalah pernapasan segera setelah lahir

Cara mencegah makrosomia

Ada beberapa hal yang dapat Bunda lakukan untuk mencegah melahirkan bayi makrosomia:

  • Mulailah kehamilan dengan berat badan yang sehat. 
  • Turunkan berat badan sebelum hamil jika Bunda mengalami obesitas.
  • Pertahankan berat badan kehamilan yang sehat.
  • Jika Bunda menderita diabetes atau mengalami diabetes gestasional, lakukan apa yang diperlukan untuk mengontrol gula darah.

Itulah beberapa risiko dan cara mencegah mengandung bayi makrosomia. Semoga membantu!


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda