kehamilan
Pengaruh Tinggi Badan dan Peluang Melahirkan Normal, Bunda Perlu Tahu
Jumat, 24 Mar 2023 11:32 WIB
Melahirkan normal merupakan jalan persalinan yang diharapkan sebagian besar ibu hamil. Kendati demikian, terdapat beberapa faktor yang memengaruhi peluang untuk bisa melahirkan normal. Di samping komplikasi yang terjadi saat hamil, tinggi badan ibu hamil ternyata berkaitan dengan proses persalinan normal.
Mengapa demikian? Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLOS Medicine pada 2015 lalu menemukan bahwa wanita yang memiliki perawakan lebih pendek tidak hanya memiliki bayi dengan berat dan panjang lahir yang lebih rendah, tetapi durasi kehamilan mereka sebenarnya juga lebih pendek. Ini berarti bahwa perawakan yang lebih pendek sangat mungkin menjadi faktor risiko kelahiran prematur, yang tentu tidak bisa melalui persalinan normal.
Para ilmuwan di March of Dimes Prematurity Research Center Ohio Collaborative mempelajari lebih dari 3.000 wanita dan menemukan hubungan yang menarik antara tinggi badan ibu dan bayi yang lahir lebih awal.
"Sebagai bagian dari studi genetik kami tentang faktor-faktor yang meningkatkan risiko kelahiran prematur, kami mengumpulkan informasi lain tentang ibu, seperti tinggi, berat, dan usia mereka," kata penulis studi Dr. Louis Muglia, M.D., Ph.D., co-direktur Perinatal Institute di Cincinnati Children's Hospital Medical Center.
"Kami menemukan ketika kami menjalankan analisis kami bahwa tinggi ibu merupakan faktor risiko kelahiran prematur, jadi kami memutuskan untuk menyelidiki ini lebih lanjut."
Tinggi Badan Ibu Hamil dan Peluang Melahirkan Normal
Mengutip penelitian Stulp, dkk. yang dipublikasi PLOS One, tinggi badan yang pendek dikaitkan dengan risiko masalah kehamilan, seperti lahir mati, bayi baru lahir dengan berat badan rendah, skor APGAR rendah (penilaian cepat kesehatan langsung setelah melahirkan, berdasarkan Penampilan, Denyut Nadi, Meringis, Aktivitas dan Respiras;), dan kematian perinatal.
Meskipun memiliki neonatus yang lebih kecil, ibu yang lebih pendek juga berisiko lebih tinggi mengalami persalinan yang lama, yang mengakibatkan persalinan dengan bantuan, khususnya operasi caesar. Persalinan terhambat berhubungan dengan panggul yang lebih sempit dari wanita yang lebih pendek, di mana kepala (yaitu disproporsi sefalopelvik) atau bahu bayi terhalang.
Ukuran janin juga merupakan faktor risiko yang terkenal untuk persalinan yang lama atau terhambat. Bayi baru lahir yang lebih berat dan lebih besar meningkatkan kemungkinan persalinan yang sulit atau persalinan dengan bantuan akibat distosia bahu.
Wanita pendek dengan bayi baru lahir yang berat dan/atau besar tampaknya sangat berisiko mengalami persalinan terhambat. Sebaliknya, untuk wanita yang lebih tinggi, ukuran bayi baru lahir cenderung tidak menjadi masalah dan memungkinkan dapat melahirkan normal.
Tinggi Badan Ibu Hamil Turut Pengaruhi Berat Janin
Dilansir Parents, Muglia dan rekan-rekan juga menemukan kaitan genetik dari tinggi ibu dengan berat dan panjang lahir bayi. Ibu kecil kemungkinan menghasilkan bayi kecil. "Kami menemukan bahwa tinggi badan ibu berhubungan sangat signifikan dengan durasi kehamilan, berat bayi saat lahir, dan panjang bayi saat lahir," ujar Muglia.
Muglia mengatakan bahwa ibu yang lebih tinggi memiliki kehamilan yang lebih lama, dan bayi yang lebih panjang dan lebih berat. Dia mengatakan kecenderungan itu telah diperhatikan sebelumnya, tetapi dokter belum menemukan penyebab sebenarnya.
Namun, panjang durasi kehamilan dan dapat melahirkan normal tidak hanya terpengaruh oleh tinggi badan ibu. Nutrisi dan kebiasaan sehat lainnya turut memengaruhi. Baca di halaman berikutnya.
Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan ibu hamil lainnya langsung aja yuk, Bun klik di sini.
Simak tips persalinan normal berjalan lancar dalam video di bawah ini:

