kehamilan

BB Janin Kecil tapi Berat Ibu Hamil Naik Drastis, Waspada Karbohidrat Berlebih

dr. Adila Rossa Amanda Malik, Sp.OG   |   HaiBunda

Senin, 04 Sep 2023 17:20 WIB

Dokter Sisipan
dr. Adila Rossa Amanda Malik, Sp.OG
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Paruh Waktu di RS Hermina Jatinegara. Berpraktik di RS Hermina Jatinegara pada hari Selasa (15.00 - 18.00 WIB dan hari Jum'at (16.00 - 18.00 WIB).
Jakarta -

Pertambahan berat badan ideal saat hamil akan sangat memengaruhi perkembangan janin di tiap trimester. Namun terkadang, ada kondisi berat badan janin kecil meskipun sang bunda sudah naik drastis sejak awal kehamilan.

Saat berat badan ibu hamil tidak ideal, berat janin bisa kecil dan berisiko lahir prematur. Berat badan yang turun atau melonjak drastis saat hamil dapat mengganggu sistem metabolisme tubuh.

Pada akhirnya, hal tersebut dapat mengganggu asupan nutrisi dan oksigen dari ibu ke janin. Penting untuk mengontrol kenaikan bobot setiap kontrol ke dokter kandungan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Pertambahan berat badan ideal ibu hamil

Pertambahan berat badan ideal ibu hamil dapat dilihat dari berat badan sebelum hamil. Kenaikan ini dihitung berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT).

Berikut kenaikan maksimal berat badan ibu hamil yang ideal sesuai IMT sebelum hamil:

  • Jika IMT sebelum hamil < 18,5 (underweight), maka disarankan berat badan saat hamil naik maksimal 13 kg.
  • Jika IMT 18,5 - 25 (normal), maka disarankan berat badan saat hamil naik 11 - 15 kg.
  • Jika IMT 25 - 30 (overweight), maka disarankan berat badan saat hamil naik 6,8 - 11 kg.

Pertambahan berat badan saat hamil tersebut terhitung dari trimester pertama sampai trimester ketiga atau sampai melahirkan.

Selain itu, ada juga Teori Warning terkait pertambahan berat badan selama hamil untuk di trimester 3, yakni maksimal berat badan ibu hamil bertambah hanya 500 gram per minggu atau 1 kg per 2 minggu.

Penyebab berat badan ibu hamil melonjak

Ada 4 penyebab dan faktor risiko berat badan ibu hamil melonjak, yakni:

1. Perubahan normal yang terjadi selama kehamilan

Kehamilan sendiri dapat membuat berat badan ibu hamil melonjak atau naik. Pada usia kehamilan cukup bulan, sumber kenaikan berat badan normal ibu hamil berasal dari:

  • Berat rahim yang dapat mencapai 1 kg
  • Berat ketuban mencapai 1 kg
  • Berat plasenta yang dapat mencapai 500 gram
  • Berat lemak tubuh untuk persiapan persalinan
  • Berat payudara untuk persiapan menyusui

Selain itu, berat volume cairan di dalam tubuh dan volume darah juga berperan dalam pertambahan berat badan Bunda selama hamil.

2. Asupan makan yang salah: tinggi karbohidrat sederhana

Asupan makan yang salah selama hamil dapat membuat berat badan Bunda melonjak drastis melebihi batas normal. Salah satu penyebabnya adalah konsumsi makanan mengandung tinggi gula (karbohidrat sederhana).

Konsumsi jenis makanan tersebut dapat menyebabkan insulin naik atau disebut insulin spike. Kondisi ini terjadi ketika insulin naik secara tiba-tiba untuk mencerna gula yang masuk dalam jumlah banyak.

Akibat insulin spiking, karbohidrat yang dijadikan sumber energi, tidak semuanya digunakan oleh tubuh. Sumber energi akan tertumpuk dan tersimpan hingga menjadi lemak. Inilah yang membuat berat badan ibu melonjak tapi janin kecil.

3. Reaksi peradangan akibat insulin spike

Insulin spike yang terjadi juga dapat menginduksi peradangan pada tubuh Bunda. Saat tubuh mendeteksi peradangan, organ-organ akan merespons dengan menumpuk makanan yang sudah dicerna, hingga menjadi lemak.

Efek peradangan akibat insulin spike dapat memengaruhi janin. Janin tidak mendapatkan nutrisi karena tubuh ibu sedang 'berperang' melawan peradangan.

4. Penyakit metabolisme

Penyakit metabolisme juga dapat memengaruhi berat badan ibu selama hamil. Beberapa penyakit metabolisme ini adalah hipotiroid dan diabetes.

Hipotiroid merupakan kondisi di mana tubuh kekurangan hormon tiroid. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan metabolisme dan berakibat pada melonjaknya berat badan.

Hipotiroid selama kehamilan dapat diperbaiki dengan pemberian obat-obatan. Penting untuk mendeteksinya guna memahami sumber kenaikan berat badan yang melonjak secara signifikan selama hamil.

Selain hipotiroid, penyakit metabolik seperti diabetes juga bisa menjadi salah satu penyebab kenaikan berat badan ibu yang melonjak saat hamil. Perawatan diabetes juga dapat dibantu dengan obat-obatan untuk mengalokasikan gula dalam darah.

Menghitung taksiran berat janin

Taksiran berat janin bisa menjadi salah satu parameter janin sehat dan berkembang dengan baik. Taksiran ini dapat dilihat dari hasil pemeriksaan USG.

Ada tiga komponen yang dihitung rasionya, yakni diameter lingkar kepala, lingkar perut, dan panjang tulang paha. Setiap komponen ini memiliki rasio nilai yang menyesuaikan usia kehamilan.

Setelah rasio ditemukan, kemudian dokter akan mencocokkan di grafik taksiran berat janin. Grafik ini terdiri dari persentil 50 dan 90. Bila hasilnya di bawah persentil 50, maka janin lebih kecil dari usia kehamilan. Sedangkan jika di atas persentil 90, maka janin lebih besar dibanding usia kehamilan.

Berat badan ibu hamil melonjak belum tentu janin tidak sehat

Berat badan ibu hamil yang melonjak (di batas normal), belum tentu janin di kandungan tidak sehat. Dokter biasanya akan melakukan evaluasi dengan USG untuk melihat kondisi ibu dan janin.

Ibu hamil tidak akan diminta menambah atau mengurangi berat badannya bila kebutuhan nutrisinya sudah tercukupi, tidak mudah lelah meski aktif bergerak, taksiran berat janin sesuai ketentuan, arus aliran darah janin normal, dan pertumbuhan janinnya sesuai usia kehamilan.

Dampak berat badan berlebih pada ibu hamil yang menyebabkan janin kecil

Pemeriksaan lebih lanjut perlu dilakukan bila berat badan ibu hamil berlebih dan ukuran janinnya kecil. Ada beberapa dampak dari kelebihan berat badan saat hamil yang dapat memengaruhi janin, termasuk menyebabkan janin kecil. Berikut dampaknya:

1. Diabetes melitus

Konsumsi karbohidrat sederhana yang tinggi bisa menyebabkan ibu hamil terkena diabetes melitus. Ada dua kondisi yang terkait dengan DM, yakni gula darah ibu tinggi, namun gula darah janin menjadi rendah, sehingga aliran darah terganggu untuk membawa nutrisi dan oksigen. Berat janin pun bisa tidak bertambah dan perkembangannya terhambat.

Kedua, kadar gula darah ibu hamil tinggi, begitu pun pada janin. Akibatnya, berat janin besar, tapi banyak organnya yang belum matang.

2. Hipertensi dalam kehamilan

Efek peradangan yang dialami karena konsumsi makanan tinggi gula dapat memicu hipertensi dalam kehamilan, Bunda. Kondisi ini membuat tekanan darah ibu hamil menjadi macet, sehingga arus aliran darah dari ibu ke janin terhambat. Janin pun tidak tumbuh dengan baik.

Dampak janin kecil

Dampak dari janin kecil atau berat badan rendah adalah gangguan pertumbuhan. Sementara risikonya dapat menyebabkan kelahiran prematur karena janin tidak mendapatkan cukup nutrisi dan oksigen yang cukup.

Nah, bayi yang lahir prematur berisiko mengalami beberapa masalah kesehatan jangka panjang, seperti retinopati, sesak napas, cerebral palsy, hingga nekrosis.

Makanan untuk menaikkan berat janin yang kecil

Ada cara yang dapat dilakukan untuk menaikkan berat badan janin yang kecil selama kehamilan. Salah satunya dengan memperbaiki asupan makan atau mengatur pola makan.

Pastikan ibu hamil untuk memenuhi asupan makronutrien dan mikronutrien. Takaran sumber makronutrien yang disarankan adalah 1/5 bagian untuk karbohidrat (karbohidrat kompleks yang mengandung serat), 3/5 untuk protein (paling banyak), dan 1/5 untuk lemak. Sisanya dapat digunakan untuk memenuhi mikronutrien yang juga dapat ditemukan di sumber makronutrien.

Berikut pilihan makanan yang dapat membantu menaikkan berat janin:

  1. Sumber karbohidrat kompleks: nasi merah
  2. Sumber protein hewani: daging merah, ikan, unggas, putih telur
  3. Sumber lemak dapat diperoleh dari protein hewani dan buah alpukat
  4. Sumber vitamin dan mineral yang tinggi serat dan rendah gula: buah alpukat, buah beri, sayuran berdaun hijau.

Makanan yang dipantang adalah sumber karbohidrat sederhana yang tinggi gula, seperti:

  1. Nasi putih
  2. Umbi-umbian
  3. Roti mengandung gluten
  4. Minuman manis (kopi susu, boba, es krim tinggi gula)
  5. Beberapa jenis buah-buahan, seperti semangka, mangga, pisang, dan melon.

Selain memperbaiki pola makan, evaluasi lebih menyeluruh akan dilakukan bila berat janin kecil di trimester 3. Dokter akan melihat perkembangan janin dan kondisi ibu hamil, Bunda.

Bila dalam 2-3 minggu tidak ada perkembangan, berat janin tidak mencapai yang seharusnya, dan aliran darah terganggu, maka bayi mungkin harus segera dilahirkan. Tindakan serupa juga dilakukan bila ibu hamil mengalami tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol dan di saat yang sama, berat janin kecil atau tidak bertambah.

Benarkah minum susu hamil dan suplemen multivitamin bisa menaikkan berat janin?

Konsumsi susu ibu hamil justru tidak disarankan bila Bunda sudah overweight. Sebab, kandungan gula yang tinggi di susu hamil dikhawatirkan justru membuat berat badan melonjak drastis.

Alih-alih susu hamil, dokter biasanya akan menyarankan minum susu protein yang kandungan proteinnya tinggi dan rendah lemak. Perlu diingat ya, asupan protein yang cukup dapat membantu menambah berat janin.

Berbeda dengan susu hamil, dokter bisa saja menyarankan konsumsi suplemen multivitamin tertentu untuk menaikkan berat janin. Meski begitu, suplemen multivitamin ini sifatnya hanya membantu ya. Asupan protein utamanya paling baik diperoleh dari makanan sehari-hari.

Setelah mengetahui penyebab BB janin kecil meski berat ibu hamil naik drastis, pastikan juga Bunda tahu cara menanganinya. Semoga informasi ini bisa membantu Bunda mendapatkan kehamilan yang sehat ya.

(rap/rap)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT