Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Kenali Tanda-tanda Kehamilan Palsu, Penyebab dan Cara Mengetahuinya

Melly Febrida   |   HaiBunda

Jumat, 07 Apr 2023 19:45 WIB

Test pack
Kenali Tanda-tanda Kehamilan Palsu, Penyebab dan Cara Mengetahuinya/ Foto: Getty Images/rudi_suardi

Bunda mengalami gejala hamil tapi setelah cek ternyata tidak hamil? Ini dikenal dengan kehamilan palsu atau pseudocyesis. Kenali tanda-tanda kehamilan palsu, penyebab dan cara mengetahuinya, Bunda.

Pada wanita yang mengalami kehamilan palsu kemungkinan mengalami gejala hamil seperti mual, payudara membengkak serta lunak. Bahkan tiga perempat wanita dengan kehamilan palsu bisa merasakan janinnya bergerak, atau mengalami nyeri persalinan.

Layan Alrahmani, M.D., ob-gyn, MFM, mengatakan bahwa kehamilan palsu ini jarang terjadi. Perkiraannya berkisar dari 1 sampai 6 kasus per 22.000 kelahiran di Amerika Serikat. Kehamilan palsu ini sering terjadi di masa lalu, sebelum menggunakan USG secara luas.

Menurutnya, 80 persen wanita yang mengalami kehamilan palsu sudah menikah dan sebagian besar berusia 20 dan 44 tahun meski ini bisa terjadi pada usia berapapun. Seorang wanita bisa mengalami kehamilan palsu lebih dari satu kali, bahkan bisa terjadi pada pria dan ini sangat jarang terjadi. Ini disebut kehamilan simpatik atau sindrom Couvade.

Apakah kehamilan palsu sama dengan kehamilan delusi? Ternyata tidak sama. Pada kehamilan delusi, wanita tidak mengalami gejala kehamilan. Wanita yang berkhayal hamil adalah orang yang sakit jiwa dan percaya bahwa hamil, meskipun tidak bergejala apapun. 

"Penting bagi dokter untuk membedakan keduanya karena kehamilan delusi membutuhkan perawatan psikiatri yang berbeda dari kehamilan palsu," kata Alrahmani dilansir dari Babycenter.

Tanda dan penyebab kehamilan palsu

Tanda atau gejala kehamilan palsu, kata Alrahmani,pada dasarnya sama dengan kehamilan, termasuk:

  1. Perubahan menstruasi (tidak ada periode atau siklus tidak teratur)

  2. Berat badan naik, perut buncit

  3. Payudara membesar dan lembut

  4. Sensasi gerakan janin

  5. Gejala gastrointestinal dan nyeri perut

  6. Mual

  7. Muntah

  8. Sering buang air kecil

  9. Mengidam makanan

Lama gejala kehamilan palsu

Berapa lama gejalanya? "Wanita dengan kehamilan hantu mungkin memiliki gejala selama beberapa minggu, selama 9 bulan, atau lebih lama," jelas Alrahmani.

Pada wanita yang mengalami kehamilan palsu, tambah Alrahmani, pada tes kehamilannya akan negatif. Tubuhnya tidak memproduksi human chorionic gonadotropin (hCG), hormon kehamilan. Ultrasonografi juga akan mengungkapkan bahwa tidak ada bayi.

Lantas apa penyebab kehamilan palsu? Klik halaman berikutnya untuk mengetahui jawabannya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

Simak juga arti mimpi haid, apakah pertanda hamil. Temukan jawabannya dalam video di bawah ini:

[Gambas:Video Haibunda]



PENYEBAB & CARA MENGETAHUI KEHAMILAN PALSU

Female hands holding negative pregnancy test and showing it into camera, closeup

Kenali Tanda-tanda Kehamilan Palsu, Penyebab dan Cara Mengetahuinya/ Foto: iStock

Alrahmani mengatakan, belum tahu apa yang menyebabkan kehamilan palsu, meskipun para ahli berpendapat bahwa faktor psikologis dan hormonal berperan. Kondisi ini memang langka, tidak banyak data dan penelitian, sebagian besar hanya didasarkan pada laporan kasus individual.

"Pada dasarnya, tubuh tertipu untuk mengira dirinya hamil. Peningkatan hormon seperti estrogen dan prolaktin menyebabkan gejala kehamilan," katanya.

Berikut adalah teori utama tentang apa yang menyebabkan kehamilan palsu:

1. Kondisi psikosomatis

Otak wanita bisa memicu perubahan hormonal yang menyebabkan gejala hamil karena tekanan atau keinginan yang kuat untuk hamil. Kondisi ini mungkin terjadi ketika seorang wanita berjuang dengan infertilitas atau mengalami keguguran atau kehilangan bayi, atau peristiwa traumatis lainnya. Terkadang juga terjadi pada wanita yang takut hamil.

"Beberapa ahli berteori bahwa pertumbuhan perut, sensasi merasakan gerakan janin, dan pengalaman nyeri persalinan mungkin disebabkan oleh peningkatan aktivitas pada sistem saraf simpatik (sistem "fight or flight" tubuh)," katanya.

2. Kondisi medis lainnya

Sejumlah penyakit terkadang dapat meningkatkan kadar hormon atau reaksi fisik lainnya yang menyebabkan gejala kehamilan. Kondisi ini termasuk tumor ovarium, depresi berat, kanker, obesitas, dan kehamilan ektopik. 

Bahkan penambahan berat badan, konstipasi, atau gas bila dipasangkan dengan faktor psikologis, dapat menyebabkan perut kembung yang dapat diartikan sebagai kehamilan oleh seorang wanita.

"Dalam satu studi baru-baru ini, lebih dari 16 persen kasus kehamilan hantu dikaitkan dengan kondisi medis," kata Alrahmani.

Banner THR

3. Gangguan depresi mayor

Wanita dengan depresi berat atau stres berat mungkin mengalami perubahan hormon reproduksi. Selain itu, obat antipsikotik dapat menyebabkan beberapa gejala yang mirip dengan kehamilan, seperti penambahan berat badan, kehilangan menstruasi, dan nyeri payudara.

Untuk mengetahui seseorang mengalami kehamilan palsu, Dr. Katie Mena yang berspesialisasi dalam perawatan primer, penyakit dalam umum, dan perawatan umum anak, mengatakan USG menjadi cara paling sukses menunjukkan bahwa wanita itu tidak hamil, dan kehamilan palsu pun berakhir.

Hasil tes atau USG yang menyatakan bahwa tidak hamil sudah cukup untuk membuat banyak gejala kehamilan berkurang, terutama jika tidak disebabkan oleh masalah medis lainnya.

"Kehamilan palsu dianggap tidak memiliki penyebab fisik langsung, jadi tidak ada rekomendasi umum untuk mengobatinya dengan obat-obatan. Tetapi jika seorang wanita mengalami gejala seperti ketidakteraturan menstruasi, obat dapat diresepkan," ujar Mena dikutip dari Healthline.

Tetapi banyak wanita dengan kehamilan palsu tidak percaya dengan bukti tidak hamil. Dalam hal ini, wanita tersebut mungkin perlu berada di bawah perawatan psikiater atau psikolog. Dalam beberapa kasus, obat-obatan psikotropika, dikombinasikan dengan psikoterapi, dapat membantu.


(rap/rap)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda