kehamilan
5 Ciri-ciri Obesitas pada Ibu Hamil, Pahami Dampak & Cara Mengatasinya
Jumat, 19 May 2023 19:20 WIB
Obesitas pada ibu hamil sangat mungkin terjadi. Demi mencegah hal tersebut terjadi, sangat disarankan untuk mengetahui ciri-ciri obesitas pada ibu hamil, beserta dampak serta cara mengatasinya.
Saat hamil, berat badan wajar jika mengalami kenaikan karena pertumbuhan janin yang sehat di rahim Bunda. Namun, tetap perlu dikontrol ya agar tak mengalami kenaikan berlebih atau bahkan berisiko obesitas.
Bunda dengan obesitas memiliki risiko kehamilan yang tinggi, bahkan bisa mengancam keselamatan saat kelahiran. Sebelum hal itu terjadi, simak yuk ciri-ciri obesitas pada ibu hamil seperti berikut ini.
Ciri-ciri obesitas pada ibu hamil
Dikutip dari March of Dimes, berikut ini adalah beberapa ciri-ciri yang bisa ditemukan jika Bunda mengalami obesitas saat hamil:
1. Angka BMI
Perbandingan BMI sebelum hamil dan setelah hamil adalah salah satu kunci untuk mengukur apakah Bunda mengalami obesitas atau tidak. BMI sendiri merupakan singkatan dari Body Mass Index yang artinya adalah indeks masa tubuh. Dihitung berdasarkan tinggi dan berat badan Bunda. Berikut adalah penjelasannya:
- Overweight: Overweight atau kegemukan adalah kondisi di mana kelebihan berat badan berasal dari otot, tulang, lemak, dan air. Bunda dapat dikatakan kegemukan jika perbandingan nilai BMI pra-kehamilan dan kehamilan Bunda ada di angka 25,0 hingga 29,9.
- Obesitas: Berbeda dengan kegemukan, obesitas berarti kelebihan lemak tubuh. Bunda dapat dikatakan obesitas jika angka BMI Bunda berada di angka 30,0 atau lebih tinggi sebelum hamil.
2. Gangguan tidur
Saat mengalami obesitas, biasanya Bunda juga mengalami gangguan tidur yang disebut apnea tidur obstrutif. Ini adalah kondisi di mana pernapasan Bunda berhenti saat sedang tidur.
3. Darah tinggi
Obesitas dapat membuat tekanan darah tinggi bahkan dapat juga menyebabkan preeklampsia. Preeklamsia adalah suatu kondisi yang dapat terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan atau tepat setelah kehamilan. Itu terjadi ketika seorang wanita hamil memiliki tekanan darah tinggi dan tanda-tanda bahwa beberapa organnya, seperti ginjal dan hati, mungkin tidak berfungsi dengan baik.
4. Infeksi saluran kemih
Ketika Bunda mengalami obesitas saat hamil, biasanya Bunda juga mengalami infeksi pada kehamilan, salah satunya infeksi saluran kemih.
5. Waktu kehamilan lebih lama
Saat Bunda mengalami obesitas saat hamil, maka kemungkinan kehamilan Bunda akan melewati tanggal jatuh tempo persalinan. Bunda juga akan bermasalah dengan anestesi, waktu persalinan serta penyembuhan yang lebih lama pula.
Dampak obesitas pada ibu hamil
Obesitas dapat menyebabkan berbagai komplikasi bagi Bunda dan Si Kecil. Semakin Bunda kelebihan berat badan, semakin besar kemungkinan Bunda mengalami komplikasi kehamilan tersebut. Berikut adalah beberapa dampak yang akan terjadi jika Bunda mengalami obesitas selama kehamilan.
Komplikasi pada ibu hamil
Berikut ini adalah komplikasi kehamilan yang mungkin akan terjadi jika Bunda mengalami obesitas saat hamil:
- Tromboemboli vena (VTE). Ini adalah kondisi saat gumpalan darah pecah dan mengalir melalui darah ke organ seperti otak, paru-paru, atau jantung yang dapat menyebabkan stroke atau serangan jantung.
- Diabetes gestasional. Memiliki ini selama kehamilan menempatkan Bunda pada risiko lebih tinggi terkena diabetes setelah melahirkan. Bunda juga berisiko mengalami bentuk yang lebih ringan yang disebut resistensi insulin.
- Komplikasi kelahiran caesar. Terlalu banyak lemak tubuh juga dapat menghalangi keluarnya bayi melalui panggul. Masalahnya, jika Bunda mengalami obesitas, kemungkinan besar Bunda juga akan mengalami komplikasi lain dari operasi caesar, seperti infeksi atau kehilangan terlalu banyak darah.
- Masalah menyusui. Bunda juga bisa mengalami masalah-masalah menyusui ketika Bunda mengalami obesitas saat hamil.
Komplikasi pada Janin
Selain pada Bunda, komplikasi akibat obesitas juga bisa terjadi pada janin, Bun. Berikut adalah beberapa di antaranya:
- Keguguran atau lahir mati. Keguguran adalah ketika bayi meninggal dalam kandungan sebelum 20 minggu kehamilan. Lahir mati adalah ketika bayi meninggal dalam kandungan sebelum lahir tetapi setelah 20 minggu kehamilan.
- Kelahiran prematur. Ini adalah kelahiran yang terjadi sebelum 37 minggu kehamilan. Lahir terlalu dini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius bagi Si Kecil.
- Cacat lahir, termasuk cacat tabung saraf (juga disebut NTD), dan cacat jantung. NTD adalah cacat lahir pada otak dan tulang belakang. Cacat lahir adalah kondisi kesehatan yang dimiliki bayi saat lahir. Cacat lahir mengubah bentuk atau fungsi dari satu atau lebih bagian tubuh dan berpengaruh hingga dewasa.
- Macrosomia. Ini berarti berat lahir Si Kecil lebih dari 8 pound, 13 ons. Ketika bayi lahir dengan berat sebesar ini, maka dapat menyebabkan komplikasi selama persalinan dan kelahiran, termasuk cedera pada bayi. Ini juga meningkatkan kemungkinan Bunda membutuhkan operasi caesar, dan komplikasi lain pada Si Kecil seperti diabetes tipe 2, penyakit jantung, asma, dan obesitas di kemudian hari.
- Penyakit Kuning. Jika saat hamil Bunda menderita diabetes gestasional, Si Kecil mungkin akan mengalami masalah pernapasan, kadar glukosa rendah, dan penyakit kuning. Penyakit kuning adalah saat kulit atau bagian putih di mata seseorang terlihat kuning.
Cara Mengatasi Obesitas pada Ibu Hamil
Sebelum hamil, baiknya Bunda melakukan pemeriksaan prakonsepsi, yakni pemeriksaan medis sebelum kehamilan. Ini penting dilakukan guna membantu Bunda mengetahui berat badan yang aman untuk hamil
Namun, jika Bunda terlanjur mengalami obesitas saat hamil, berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membantu menjaga kesehatan Bunda dan Si Kecil:
1. Perawatan Prenatal Dini Teratur
Perawatan prenatal adalah perawatan medis yang bisa Bunda dapatkan selama kehamilan. Untuk meminimalisir berbagai risiko, pergilah ke setiap perawatan pemeriksaan prenatal meskipun Bunda merasa baik-baik saja.
Bunda akan melalui beberapa tes prenatal, seperti tes skrining glukosa untuk diabetes dan USG untuk mendapatkan gambaran Si Kecil di dalam rahim Bunda.
2. Bicarakan Kenaikan Berat Badan dengan Dokter
Penting untuk Bunda mengkonsultasikan berat badan Bunda dengan dokter kandungan. Ini berguna agar Bunda bisa mengetahui apakah Bunda harus menurunkan berat badan, atau menambahnya dalam batas yang aman.
3. Makan Makanan Sehat
Bicarakan dengan dokter kandungan atau ahli gizi untuk perencanaan makan serta untuk mengetahui berbagai makanan yang pantang Bunda makan. Ini dapat membantu Bunda membuat rencana makan sehat berdasarkan usia, berat badan, tinggi badan, dan aktivitas fisik selama kehamilan.
4. Jangan Berdiet
Beberapa diet dapat mengurangi nutrisi yang dibutuhkan Si Kecil untuk tumbuh dan berkembang. Jangan mencoba mempertahankan berat badan yang sama seperti sebelum hamil atau menurunkan berat badan selama kehamilan.
5. Aktif Setiap Hari
Bergerak dengan melakukan beberapa olahraga ringan atau melakukan pekerjaan rumah tangga yang tidak berat. Bunda bisa berdiskusi dengan dokter kandungan untuk mengetahui olahraga dan aktivitas yang aman untuk Bunda lakukan selama kehamilan.
Itulah Bunda beberapa hal yang perlu Bunda ketahui perihal obesitas selama kehamilan. Semoga bermanfaat ya, Bunda.
Bunda ingin membeli produk kesehatan dan kebutuhan ibu hamil lainnya langsung aja yuk, Bun klik di sini.
Simak informasi mengenai obesitas lainnya dalam video di bawah ini:
(rap/rap)
