Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Mengenal Anovulasi yang Ganggu Kesuburan: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Putri Monica Patricia   |   HaiBunda

Kamis, 03 Aug 2023 20:30 WIB

Young woman holding menstruation calendar serious face thinking about question, very confused idea
Mengenal Anovulasi yang Ganggu Kesuburan: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan/Foto: Getty Images/iStockphoto/AaronAmat
Daftar Isi
Jakarta -

Tahukah Bunda tentang anovulasi? Anouvulasi adalah penyebab paling umum ketidaksuburan lho, Bunda. Biasanya ini disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon yang ditandai dengan menstruasi yang tidak teratur.

Ovulasi adalah proses pelepasan sel telur dari salah satu dari dua indung telur. Sedangkan mengutip dari Cleveland Clinic, anovulasi terjadi ketika sel telur (ovum) tidak keluar dari indung telur Bunda selama siklus menstruasi.

Ketika fenomena anovulasi ini berlanjut hingga lebih dari satu tahun, Bunda dapat didiagnosis mengalami anovulasi akut dan infertilitas. Mengutip dari Mom Junction, National Institute of Health juga menjelaskan bawa masalah yang terkait dengan ovulasi mencapai sekitar 30% dari kasus infertilitas.

Meski mengalami anovulasi, bukan berarti kemungkinan untuk hamil menjadi mustahil ya, Bunda. Melalui artikel ini, Bubun akan mengajak Bunda mengenal anovulasi beserta pengobatannya.

Baca Juga : Ovulasi

Penyebab anovulasi

Melansir dari Cleveland Clinic, anovulasi adalah kondisi umum sekaligus merupakan penyebab dari sekitar 25 persen kasus infertilitas. Ini berarti, 1 dari 10 orang dengan ovarium pada usia subur, antara 12 hingga 51 tahun dapat mengalami anovulasi di beberapa titik hidupnya.

Pada umumnya, anovulasi adalah kondisi yang disebabkan oleh hormon, Bunda. Nah, berikut ini adalah beberapa hal yang bisa menyebabkan anovulasi.

1. Obesitas

Berat badan yang tinggi atau BMI (body mass index) dapat menyebabkan ketidakseimbangan kimiawi dalam tubuh jika terdapat kelebihan androgen seperti testosteron.

2. Stres

Stres yang berlebihan dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang diperlukan untuk ovulasi ya, Bunda.

3. Periode pertama atau terakhir menstruasi

Mengutip Mom Junction, anovulasi dapat terjadi kapan saja selama siklus menstruasi seseorang. Namun ini cukup umum terjadi pada anak perempuan yang baru memulai periode menstruasinya atau Bunda yang sudah memasuki masa perimenopause atau masa peralihan menuju menopause.

4. Berat badan rendah

Berat badan yang rendah karena gangguan makan anoreksi atau olahraga berlebihan dapat berdampak negatif pada kelenjar hipofisis yang menyebabkan produkasi hormon berkurang. Diet ekstrem sehingga kurang mengonsumsi cukup kalori juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang berujung pada anovulasi.

5. Kontrasepsi hormonal

Pil kontrasepsi hormonal juga bisa mencegah Bunda berovulasi sehingga mengalami anovulasi ya, Bunda.

6. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)

PCOS adalah kondisi umum yang mempengaruhi sekitar satu dari sepuluh wanita usia subur dan dapat menyebabkan anovulasi. Kista kecil dan tidak nyeri menunjukkan sindrom pada ovarium bersamaan dengan jerawat, atau pola pertumbuhan rambut pria yang berlebihan, terutama di sekitar dagu dan bibir atas. PCOS menyebabkan kelebihan produksi hormon pria atau androgen seperti testosteron. Dengan peningkatan kadar androgen, folikel ovarium yang mengandung telur tetap kecil.

7. Kelainan TSH atau prolactin

Ketidakseimbangan salah satu hormon ini dapat menyebabkan masalah ovulasi Bunda.

8. Hipogonadisme hiponadotropik (HA)

Ini adalah kondisi di mana ovarium membuat sedikit atau tidak ada hormon seks dan ditandai dengan gangguan ovulasi dan reproduksi.

9. Insufisiensi ovarium

kondisi di mana ovarium berhenti berfungsi sebelum seorang wanita berusia empat puluh tahun dan dapat menyebabkan anovulasi.

Gejala anovulasi

Berikut adalah beberapa gejala jika Bunda mengalami anovulasi.

  • Siklus menstruasi menjadi lebih panjang atau lebih pendek.
  • Tidak adanya siklus menstruasi.
  • Menstruasi tidak teratur atau amenore.
  • Kurangnya lender serviks.
  • Suhu tubuh basal tidak teratur (BBT).

Meski perubahan siklus menstruasi adalah gejala utama dalam mendetaksi anovulasi, ada juga lho Bunda kasus wanita dengan anovulasi mengalami menstruasi yang normal.

Dalam kasus seperti itu, dokter mungkin perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut mendiagnosis anovulasi seperti memeriksa kadar progesterone darah, kadar prolaktin dan tiroid darah, pemeriksaan organ panggul dengan USG, dan lainnya tergantung riwayat kesehatan Bunda.

Pengobatan anovulasi

Kehamilan hanya mungkin terjadi jika sel telur dibuahi oleh sperma. Tanpa sel telur, berarti Bunda tidak bisa hamil. Nah untuk mengatasi anovulasi, dokter mungkin akan merekomendasikan Bunda untuk memodifikasi gaya hidup seperti berikut ini:

  • Jika Bunda memiliki BMI tinggi atau obesitas, dokter mungkin akan meminta Bunda untuk menurunkan berat badan. Menurunkan berat badan mungkin sulit bagi wanita dengan anovulasi, tetapi Bunda dapat mencapainya dengan dukungan nutrisi .
  • Jika Bunda mengalami kekurangan berat badan, dukungan nutrisi dapat membantu Bunda mendapatkan berat badan yang sehat.
  • Untuk Bunda yang melakukan olahraga berat yang berlebihan, mengurangi intensitas dan frekuensi dapat membantu.
  • Terapi juga sangat membantu untuk mengurangi stres dan kecemasan.
  • Rencana diet berkelanjutan dapat membantu mencapai berat badan dan menstruasi yang sehat.

Untuk kasus yang parah di mana perubahan gaya hidup saja tidak membantu, dokter akan meresepkan obat-obat berikut ini:

  • Klomifen sitrat
  • Penghambat aromatase
  • Agen sensitisasi insulin
  • Gonadotropin

 Itulah penjelasan tentang anovulasi yang bisa ganggu kesuburan Bunda. Semoga informasinya membantu ya.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda