Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Tanda Janin Cacat dalam Kandungan yang Bisa Dideteksi Melalui USG

Asri Ediyati   |   HaiBunda

Selasa, 22 Aug 2023 09:05 WIB

A pregnant female of Asian decent, lays out on an exam table as a technician conducts her ultrasound.  She is dressed casually and has her belly exposed as she looks to the screen to see her baby.
Tanda Janin Cacat dalam Kandungan yang Bisa Dideteksi Melalui USG/Foto: Getty Images/FatCamera
Jakarta -

Ultrasonografi prenatal (atau sonogram) adalah tes selama kehamilan yang memeriksa kesehatan dan perkembangan bayi. Seorang dokter kandungan, bidan perawat atau teknisi ultrasound (sonographer) melakukan ultrasound selama kehamilan karena berbagai alasan.

Terkadang ultrasound terjadi untuk memeriksa bayi dan memastikan mereka tumbuh dengan baik. Selain itu, USG juga merupakan salah satu tes yang dapat mendeteksi masalah kehamilan seperti adanya cacat pada janin.

Untuk Bunda ketahui, janin dikatakan cacat karena janin mengalami perubahan pertumbuhan abnormal pada tubuh yang terjadi selama perkembangan mereka. Perubahan ini dapat memengaruhi bagian mana pun dari tubuh anak. Dokter dapat mendeteksi cacat lahir selama kehamilan, setelah bayi lahir atau setelahnya ketika anak lahir.

Tanda janin cacat dalam kandungan

Dilansir The Birth Company, beberapa cacat yang paling umum dijumpai pada janin termasuk:

  • Bibir sumbing dan/atau celah langit-langit.
  • Kelainan pertumbuhan tulang yang menyebabkan perawakan pendek, anggota tubuh hilang atau skoliosis.
  • Kondisi jantung bawaan.
  • Kelainan kromosom (sindrom Down).
  • Kaki pengkor (club foot).

Jika USG mendeteksi masalah

Pemindaian ultrasound atau USG penting selama kehamilan karena beberapa alasan. Yang terpenting, pemindaian ultrasound adalah cara paling awal dan teraman untuk mendeteksi kelainan tertentu seperti sindrom Down dan spina bifida. Jika salah satu kelainan ini terdeteksi, satu atau lebih tes lain mungkin diperlukan untuk memastikannya.

Ultrasonografi dapat mendeteksi beberapa tanda janin cacat dalam kandungan:

  • Cairan berlebih pada leher belakang janin

Ini dilakukan dengan pemindaian nuchal translucency, biasanya pada 12 hingga 14 minggu, digunakan untuk mendeteksi sindrom Down, sindrom Edwards, dan sindrom Patau. Mengutip laman CDC, jika ditemukan cairan yang meningkat pada USG, mungkin ada kelainan kromosom atau kelainan jantung pada bayi.

  • Penampilan organ yang berbeda

Pemindaian kelainan umum pada 20 hingga 22 minggu mendeteksi masalah seperti spina bifida, anencephaly, dan kelainan jantung. Spina bifida yang dapat dideteksi dari USG adalah tengkorak berbentuk lemon, otak kecil berbentuk pisang, dan visualisasi lesi tulang belakang. Sementara anencepahly ditandai penampilan mata katak dapat dilihat pada bidang koronal gambar AS atau MR karena tidak adanya tulang tengkorak atau otak, dan orbit yang menonjol.

  • Abnormalitas pada plasenta

Pemindaian abnomalitas umum juga memeriksa apakah organ bayi berkembang secara normal, dan apakah plasenta sehat atau tidak. Sebaliknya, jika terdapat perkembangan yang tidak normal atau abnormalitas, maka akan ada pemeriksaan lanjutan untuk mengetahui apakah janin mengalami cacat atau tidak.

Penyebab janin cacat dalam kandungan

Ada beberapa kemungkinan penyebab cacat lahir, antara lain:

  • Perubahan genetik.
  • Efek samping dari suatu obat.
  • Paparan zat atau bahan kimia.
  • Komplikasi kehamilan.

Penyebab ini terjadi selama perkembangan janin. Banyak yang di luar kendali Bunda dan tidak ada yang dapat Bunda lakukan untuk mencegahnya.

Ketika janin tumbuh di rahim Bunda, ia melewati dua tahap perkembangan utama setelah pembuahan. Tahap embrio terjadi selama 10 minggu pertama setelah pembuahan. Sebagian besar sistem dan organ tubuh utama janin terbentuk selama waktu ini. Tahap kedua, atau janin, adalah sisa kehamilan. Masa janin ini merupakan masa pertumbuhan organ dan pertumbuhan janin secara umum.

Janin yang sedang berkembang paling rentan terhadap cacat lahir selama tahap embrio ketika organ berkembang. Misalnya, paparan zat atau bahan kimia dapat menyebabkan kerusakan terbesar pada janin antara dua hingga 10 minggu setelah pembuahan.

Ilmu kedokteran telah mengidentifikasi penyebab sekitar 30 persen cacat lahir. Itu berarti sekitar 70 persen tetap tanpa penyebab langsung. Sebanyak 50 persen sampai 70 persen cacat lahir bersifat acak, dan penyebabnya masih belum diketahui.

Jika kelainan terdeteksi USG

Jika masalah ditemukan atau dicurigai selama USG, langkah pertama adalah sonografer yang melakukan USG dapat mencari pendapat kedua. Ini biasanya dari anggota staf lain yang bekerja di klinik atau rumah sakit yang sama. Langkah selanjutnya adalah tes tambahan mungkin ditawarkan, untuk memastikan apakah masalah yang dicurigai benar-benar ada atau tidak.

Jenis tes yang terlibat tergantung pada kelainan yang dicurigai. Misalnya, jika sindrom Down dicurigai, tes tambahan mungkin termasuk tes prenatal non-invasif (NIPT). Ini adalah tes darah yang dapat membantu memastikan apakah bayi menderita sindrom Down.

Jika hasil ini menunjukkan risiko tinggi sindrom Down, seorang wanita dapat memilih untuk memastikan diagnosisnya dengan tes yang lebih invasif seperti amniosentesis. Dalam tes ini, sampel cairan ketuban diambil, sehingga sel janin dapat diuji untuk mengetahui perubahan kromosom yang mengindikasikan sindrom Down.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!way

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda