Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

7 Penyebab Kram Perut saat Hamil Muda dan Cara Mengatasinya

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Jumat, 01 Sep 2023 07:40 WIB

Ilustrasi Kram Perut Ibu Hamil
7 Penyebab Kram Perut saat Hamil Muda dan Cara Mengatasinya/ Foto: Getty Images/iStockphoto/
Jakarta -

Kram perut saat hamil muda dapat terjadi karena beberapa penyebab, Bunda. Kondisi ini bahkan sering dikaitkan dengan tanda kehamilan yang jarang disadari.

Kebanyakan kram perut sebenarnya tidak berbahaya untuk kehamilan. Kram dapat terjadi karena respons rahim terhadap kehamilan itu sendiri.

"Rahim adalah otot sehingga jika dia berkontraksi, maka akan terasa seperti kram," kata Direktur Medis di Sentara Leigh Hospital Group for Women di Norfolk, Virginia, Holly Puritz, M.D., dilansir Parents.

Sementara menurut Asisten Profesor Klinis Obstetri dan Ginekologi di Mount Sinai School of Medicine di New York City, Chad Klauser, M.D., kram dapat terjadi berkala di awal kehamilan. Umumnya ini terjadi sebelum masuk trimester kedua.

"Sebagian besar kehamilan akan mengalami kram ringan secara berkala selama 16 minggu pertama," ujar Klauser.

Penyebab kram perut saat hamil muda

Kram perut saat hamil muda memang umum dialami para Bunda yang sedang mengandung janin. Namun, kondisi ini tetap perlu mendapatkan perhatian karena bisa menjadi pertanda masalah serius.

Berikut telah HaiBunda rangkum dari berbagai sumber, 7 penyebab kram perut saat hamil muda, termasuk yang perlu diwaspadai:

1. Implantasi

Bagi sebagian perempuan, kram perut adalah salah satu tanda awal kehamilan. Ya, faktanya memang kram bisa menjadi tanda hamil saat terjadi proses implantasi.

"Kram adalah salah satu tanda awal kehamilan, seperti yang terkadang terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi masuk ke dalam dinding rahim. Fenomena ini dikenal sebagai kram implantasi," ujar Puritz.

Dilansir The Bump, kram implantasi adalah hal yang normal. Rasa kram terasa seperti sensasi nyeri yang ditarik-tarik. Beberapa Bunda juga mungkin mengeluarkan bercak ringan yang disebut perdarahan implantasi.

Perlu diketahui, implantasi terjadi beberapa hari setelah perkiraan waktu haid. Terkadang, kram implantasi sulit dibedakan dengan kram menjelang haid. Untuk memastikan kehamilan, Bunda dapat mengecek dengan menggunakan test pack.

2. Pertumbuhan rahim

Kram di awal kehamilan juga sering disebabkan oleh pertumbuhan rahim, Bunda. Rahim harus meregang dan bertumbuh untuk menampung janin yang sedang berkembang.

"Rahim mengalami banyak perubahan pada trimester pertama. Ini berubah dari hanya di panggul menjadi di organ perut dan keluar dari panggul," ungkap Dokter Spesialis Obstetrisian dan Ginekolog, Theresa Rose, DO.

Pada dasarnya, kram ringan saat hamil bisa jadi disebabkan oleh peregangan serat otot dan pergeseran organ.

3. Masalah pencernaan

Perubahan kadar hormon dapat menyebabkan peningkatan gas dalam perut, kembung, dan sembelit selama trimester pertama. Semua masalah pencernaan ini bisa menyebabkan sensasi kram.

Melansir dari Flo Health, selama kehamilan tubuh memproduksi banyak hormon progesteron, yang membuat usus menjadi rileks, sehingga sulit buang air besar. Saat makanan yang dikonsumsi mencapai usus besar, usus menjadi lebih keras dan kering, sehingga kotoran sisa makanan sulit dikeluarkan.

Proses pencernaan yang melambat juga bisa menyebabkan gas terperangkap dan membuat perut sakit. Kram karena faktor hormonal umumnya bersifat sementara dan akan hilang seiring berjalannya waktu.

Ilustrasi Kram Perut Ibu HamilIlustrasi Kram Perut Ibu Hamil/ Foto: Getty Images/iStockphoto/

4. Dehidrasi

Kekurangan cairan atau dehidrasi di awal kehamilan terkadang bisa menyebabkan kram perut. Minum air yang cukup tak hanya dibutuhkan untuk menghilangkan rasa haus, tapi juga membantu metabolisme tubuh, Bunda.

Air dapat membantu sistem pencernaan berjalan dengan baik di dalam tubuh. Selain itu, minum air cukup juga dapat membantu nutrisi beredar ke seluruh tubuh dengan baik.

Selama hamil, Bunda disarankan untuk minum 8 hingga 12 gelas per hari. Selain air putih, sumber cairan bisa didapatkan dari buah-buahan mengandung air atau makanan berkuah, seperti sup.

5. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Menurut American Pregnancy Association (APA), ibu hamil berisiko terkena ISK setelah enam minggu kehamilan. Jika mengalami kram saat hamil disertai sering buang air kecil, sensasi terbakar saat buang air kecil, atau demam, maka kemungkinan besar Bunda mengidap ISK.

Bila mengalami gejala di atas, Bunda sebaiknya segera periksa ke dokter ya. ISK yang tidak diobati dengan baik dapat berubah menjadi infeksi ginjal.

Nah, infeksi ginjal memang dapat diobati pada kehamilan, namun dapat menyebabkan sepsis dan menyebabkan persalinan prematur bila tidak segera ditangani.

6. Kehamilan ektopik

Dalam kasus yang jarang terjadi, kram pada trimester pertama dapat disebabkan oleh kehamilan ektopik, yakni ketika embrio tertanam di luar rahim, biasanya di tuba falopi. Kehamilan ektopik sering kali disertai kram di satu sisi, pendarahan, sakit kepala ringan, atau nyeri bahu.

Menurut American Academy of Family Physicians (AAFP), kehamilan ektopik terjadi pada sekitar 1 dari setiap 50 kehamilan atau 20 dari 1.000. Pada kehamilan ektopik, seorang wanita akan mendapatkan hasil test pack positif, meski sel telur yang dibuahi tumbuh di luar rahim.

Kehamilan ektopik harus segera ditangani. Sebab, kondisi ini bisa menyebabkan saluran tuba pecah, dan menimbulkan risiko perdarahan internal yang mengancam jiwa. Jika Bunda tiba-tiba merasakan sakit kram yang parah, termasuk sakit bahu dan tubuh menjadi lemak, segera periksa kondisi ke dokter.

7. Keguguran

Mengutip Mayo Clinic, keguguran didefinisikan sebagai hilangnya kehamilan secara spontan sebelum minggu ke-20. Sekitar 10 sampai 20 persen kehamilan berakhir dengan keguguran.

Keguguran paling sering terjadi karena perkembangan yang tidak normal, biasanya disebabkan oleh kelainan kromosom. Kram yang berhubungan dengan keguguran terjadi ketika darah dan jaringan meninggalkan rahim, sehingga menyebabkan rahim berkontraksi. Selain kram, tanda keguguran yang paling khas adalah pendarahan hebat yang tak kunjung reda.

Cara mengatasi kram perut saat hamil muda

Bila Bunda mengalami kram perut saat hamil, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Berikut caranya menurut American Pregnancy Association (APA):

  • Cobalah untuk duduk, berbaring atau mengubah posisi.
  • Bunda dapat berendam di air hangat.
  • Cobalah melakukan latihan relaksasi.
  • Letakkan botol air hangat (cukup panas) yang dibungkus handuk pada bagian yang sakit.
  • Pastikan Bunda mencukupi kebutuhan cairan.

Bila kram tak kunjung mereda atau hilang, Bunda sebaiknya segera periksa ke dokter ya. Meski kram perut saat hamil muda adalah hal normal, Bunda tetap harus waspada dengan potensi bahaya dan dampaknya ke janin.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/ank)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda