
kehamilan
8 Risiko Hamil Kembar, Termasuk Janin Meninggal di Kandungan
HaiBunda
Selasa, 05 Sep 2023 09:30 WIB


Kehamilan kembar memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan kehamilan tunggal. Memahami berbagai risikonya, sangat penting bagi Bunda yang sedang program hamil atau sedang menjalani kehamilan kembar.
Hamil kembar dapat diklasifikasikan menjadi kembar identik dan tidak identik. Pada kehamilan kembar identik, sel telur terbelah menjadi dua dan setiap sel telur ini dibuahi oleh sperma. Sementara pada kembar tidak identik, janin berasal dari dua sel telur yang berbeda.
Janin kembar dalam kandungan dapat memiliki plasenta terpisah atau malah berbagi plasenta yang sama, Bunda. Tak hanya itu, janin juga dapat memiliki kantung ketuban sendiri atau berbagi organ penting ini dengan saudaranya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kehamilan kembar bisa didapatkan dengan beberapa cara selain cara alami. Beberapa di antaranya adalah program bayi tabung dan konsumsi obat penyubur.
Usia Bunda juga dapat memengaruhi peluang hamil kembar. Usia ibu yang lebih muda (di bawah 30 tahun), lebih mungkin mendapatkan kehamilan kembar dibandingkan mereka yang berusia di atas 35 tahun.
Ciri hamil kembar
Hamil kembar hanya dapat dideteksi melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG). Pemeriksaan ini menjadi sangat penting karena dapat melihat perkembangan lebih dari satu janin, serta menemukan adanya kelainan atau masalah.
Kehamilan kembar umumnya memiliki keluhan atau ciri yang hampir sama dengan kehamilan tunggal. Namun, pada kebanyakan Bunda merasakan ciri hamil yang lebih intens.
Misalnya, ibu hamil dapat mengalami morning sickness yang lebih parah dibandingkan saat hamil satu anak. Hal ini terjadi hormon human chorionic gonadotropin (hCG) meningkat dua kali lipat selama hamil kembar. Hormon hCG memainkan peran penting sebagai penyebab keluhan saat hamil.
Indikator kondisi janin kembar yang perlu diwaspadai berisiko mengalami gangguan
Ada beberapa indikator yang umum dilihat untuk mengetahui kondisi janin kembar mengalami gangguan atau tidak. Misalnya pada kasus Twin-twin Transfusion Syndrome (TTTS), dokter akan melihat beberapa hal seperti:
- Jarak berat bayi yang satu dengan lainnya tidak boleh lebih dari 20 persen.
- Apakah kondisi cairan ketuban baik atau tidak?
- Bagaimana aliran darah dari dan ke kedua janin?
Bila hasilnya buruk dan sudah ditegakkan diagnosis TTTS, maka dokter akan melakukan pemeriksaan khusus untuk memastikan kondisi kedua janin.
![]() |
Risiko hamil kembar
Kehamilan kembar dapat menyebabkan beberapa risiko, di antaranya:
1. Kelahiran prematur
Kelahiran prematur menjadi risiko yang paling sering terjadi pada kehamilan kembar. Sekitar 70 sampai 80 persen bayi kembar dilahirkan secara prematur.
Kelahiran prematur pada hamil kembar umumnya terjadi di usia kehamilan di atas 30 minggu. Selain kesiapan ibu hamil, keluarga juga penting untuk menjaga kehamilan agar terhindar dari risiko ini. Biasanya, dokter juga akan memberikan informasi pada Bunda agar siap melahirkan prematur bila sedang hamil kembar.
2. Sering kontraksi
Risiko lainnya adalah kerap mengalami kontraksi. Bentuk kontraksi yang dirasakan adalah rasa nyeri atau sakit perut.
Kontraksi menjadi tanda awal persalinan prematur. Bila sering kontraksi, Bunda sebaiknya segera konsultasi ke dokter dan bersiap menjalani persalinan lebih awal.
3. Anemia
Anemia lebih mungkin terjadi pada Bunda yang menjalani kehamilan kembar. Saat hamil kembar, kebutuhan zat besi ibu dua kali lebih tinggi.
Selain itu, sistem peredaran darah juga bekerja dua kali lipat dalam mengalirkan darah ke dua janin. Kondisi tersebut menyebabkan anemia lebih sering terjadi pada kehamilan kembar dibandingkan hamil satu anak.
Anemia pada kehamilan kembar dapat dicegah dengan menjaga pola makan. Bunda juga dapat konsumsi suplemen zat besi sesuai dengan resep dokter.
4. Diabetes selama kehamilan
Saat hamil lebih dari satu anak, Bunda akan memproduksi kadar hormon kehamilan yang lebih tinggi. Kondisi tersebut dapat meningkatkan risiko diabetes selama kehamilan atau diabetes gestasional.
Saat hamil, kehadiran dua bayi dalam kandungan dapat memberikan tekanan pada tubuh, sehingga meningkatkan kebutuhan insulin. Beberapa ibu hamil dapat mengalami diabetes saat hamil untuk pertama kali, dan peluangnya meningkat saat hamil kembar.
Penanganan diabetes saat kehamilan kembar sama dengan kehamilan tunggal. Bunda akan diresepkan obat yang aman untuk menjaga kadar gula darah agar tidak naik drastis.
5. Hipertensi pada kehamilan
Tak cuma diabetes, hipertensi pada kehamilan juga dapat dialami Bunda yang hamil kembar. Hal ini terjadi karena tubuh mengalami perubahan dua kali lipat saat membawa lebih dari satu bayi.
Hipertensi pada kehamilan dapat menyebabkan preeklamsia. Bila sudah terjadi, preeklamsia dapat meningkatkan risiko terjadinya komplikasi yang serius bagi ibu dan bayinya.
Hipertensi saat hamil kembar dapat dicegah sebelum menjadi preeklamsia. Bila diketahui sejak awal, dokter akan meresepkan obat hipertensi untuk ibu hamil yang aman untuk janin.
6. Berat badan lahir rendah
Hamil kembar tak hanya bisa berdampak pada kondisi Bunda. Membawa lebih dari satu anak juga dapat meningkatkan risiko berat badan lahir rendah (BBLR) atau bayi lahir kecil.
BBLR ini dikaitkan dengan persalinan prematur atau belum cukup bulan. Bayi yang lahir dengan BBLR membutuhkan penanganan khusus.
7. Vanishing Twin Syndrome (VTS)
Vanishing Twin Syndrome (VTS) adalah kondisi di mana salah satu janin meninggal di dalam rahim di bawah usia 20 minggu kehamilan. Pada VTS, janin yang meninggal akan keluar dengan sendirinya atau diserap oleh tubuh.
Kondisi ini termasuk dalam jenis abortus atau keguguran pada kehamilan kembar.
8. Twin-twin Transfusion Syndrome (TTTS)
Twin-twin Transfusion Syndrome (TTTS) terjadi ketika salah satu bayi mendapatkan sedikit nutrisi, sementara yang lain mendapatkan banyak. Dalam istilah yang lebih mudah dipahami, TTTS diibaratkan seperti dua bayi berebut makanan dalam kandungan.
Risiko TTTS meningkat pada dua janin yang berbagi satu plasenta. Umumnya, TTTS terjadi pada kehamilan kembar identik dimana satu sel telur pecah menjadi dua dan dibuahi, lalu memiliki satu plasenta.
TTTS dapat berisiko tinggi menyebabkan salah satu bayi meninggal dalam kandungan karena kekurangan nutrisi. Sementara bayi yang lain juga terancam karena kelebihan nutrisi atau aliran darah meningkat, sehingga jantung tidak kuat memompa dan akhirnya menyebabkan gagal jantung.
Risiko TTTS dan bahayanya bagi janin
Twin-twin transfusion syndrome (TTTS) menjadi salah satu kondisi yang perlu diwaspadai ketika Bunda hamil kembar. TTTS termasuk jarang ditemukan tapi dapat berbahaya bagi janin dalam kandungan.
TTTS terjadi ketika salah satu janin kekurangan nutrisi dan suplai oksigen, sementara yang lain kelebihan. TTTS dapat dibagi menjadi 5 tahap, yakni:
Tahap pertama
Pada tahap ini terjadi perbedaan cairan ketuban, di mana bayi yang satu kekurangan cairan ketuban, sementara yang lain kelebihan. Perlu diketahui, cairan ketuban yang cukup merupakan pertanda janin sehat dan sejahtera.
Tahap kedua
Tahap kedua dapat dilihat dari kandung kemih bayi. Biasanya, bila cairan ketuban sedikit, dokter akan memeriksa kandung kemih kedua bayi melalui observasi selama sekitar 60 menit. Kandung kemih yang kecil atau tidak ada pada salah satu janin, menandakan TTTS sudah ada di tahap kedua.
Tahap ketiga
Di tahap ketiga ini dimulai ketika ditemukan aliran darah yang abnormal. Pemeriksaan di tahap ketiga hanya bisa menggunakan USG doppler untuk menilai aliran darah janin.
Tahap keempat
Tahap keempat dapat dilihat pada kondisi salah satu janin yang mengalami hidrops atau bengkak. Kondisi hidrops merupakan tanda bayi mengalami anemia dalam kandungan.
Tahap kelima
Tahap kelima adalah tahap paling berat. Ini merupakan kematian salah satu atau kedua bayi dalam kandungan.
![]() |
Penanganan kehamilan kembar dengan TTTS
Janin yang terindikasi mengalami TTTS dapat ditangani bila masih terjadi di tahap-tahap awal. Salah satu caranya dengan menggunakan teknik fetoscopic laser surgery.
Teknik ini dilakukan dengan memasukkan kamera seperti fiber optik, ke dalam perut lalu menembus plasenta. Alat berbentuk laser ini lalu bekerja dengan memblok aliran darah yang menuju ke janin dengan cairan ketuban banyak. Harapannya, aliran darah yang membawa nutrisi dan oksigen akan lebih baik ke bayi lainnya (bermasalah).
Fetoscopic laser surgery memang dapat dilakukan sebagai upaya menyelamatkan janin kembar. Namun, teknik ini tetap berisiko karena alat laser masuk melewati plasenta.
Penanganan bila satu janin kembar meninggal
Risiko meninggalnya satu janin kembar di dalam kandungan umumnya terjadi pada kondisi TTTS. Saat satu janin kembar meninggal, sementara janin yang lain juga terancam nyawanya.
Bila salah satu janin meninggal di bawah usia 20 minggu, Bunda tetap dapat menjalani kehamilan dengan mengandung satu anak. Janin yang meninggal akan keluar atau diserap oleh tubuh.
Tapi, bila salah satu janin kembar meninggal di atas 20 minggu, maka dokter akan mengambil tindakan melihat dari kondisi janin yang selamat. Perawatan jangka panjang mungkin dilalui Bunda sampai usia kandungannya cukup bulan untuk melahirkan. Sementara pada janin yang meninggal akan dibiarkan di dalam kandungan. Mengeluarkan janin meninggal di atas 20 minggu berisiko menyebabkan janin yang lainnya meninggal.
Melahirkan bayi kembar secara normal
Persalinan normal tetap bisa dilakukan pada kehamilan kembar. Namun, untuk meminimalkan risiko, banyak Bunda disarankan untuk memilih persalinan dengan operasi caesar saat hamil kembar.
Perawatan hamil kembar
Menjalani kehamilan kembar dapat berbeda dengan kehamilan tunggal. Perawatan yang dijalani Bunda juga akan berbeda saat mengandung lebih dari satu anak. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kehamilan kembar tetap sehat, yakni:
- Memenuhi asupan makan, termasuk konsumsi makanan sehat dan perbanyak sumber protein.
- Sering memeriksakan kondisi ke dokter atau mencari dokter yang komunikatif dan mudah dihubungi.
- Mencari rumah sakit yang memiliki fasilitas NICU (Neonatal Intensive Care Unit) untuk berjaga-jaga bila Bunda harus melahirkan prematur.
Demikian informasi mengenai berbagai risiko kehamilan kembar, termasuk terjadinya TTTS yang menyebabkan salah satu janin kembar meninggal di kandungan. Semoga ulasan mengenai cara penanganan hingga prosedur persalinan bayi kembar bisa membantu Bunda mendapatkan kehamilan yang sehat hingga tiba waktunya melahirkan ya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Hamil Kembar Kapan Terdeteksi? Pahami 5 Tanda-tandanya

Kehamilan
Meski Hamil Kembar di Usia 48 Tahun, Hilary Swank Tetap Rajin Olahraga di Gym

Kehamilan
4 Tips Menjalani Kehamilan Kembar dari Anisa Rahma, Termasuk Tidak Makan untuk 3 Orang

Kehamilan
Kisah Nyata Bunda Melahirkan Bayi Kembar tapi Beda Ayah, Kok Bisa?

Kehamilan
6 Ciri-ciri Hamil Anak Kembar, Mual Parah hingga Berat Badan Naik Drastis


5 Foto