Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Melahirkan Pertama Kali? Hindari 5 Kesalahan ini agar Persalinan Lancar

Melly Febrida   |   HaiBunda

Jumat, 03 Nov 2023 15:20 WIB

Pregnant young woman lying on the bed in delivery room. Side view of happy pregnant female resting on bed in hospital ward. Healthcare and pregnancy concept
Melahirkan Pertama Kali? Hindari 5 Kesalahan ini agar Persalinan Lancar/Foto: Getty Images/iStockphoto/Nimito

Setiap Bunda tentu memiliki pengalaman persalinan yang berbeda-beda. Ada yang persalinannya cepat, tapi ada juga yang lama dan sulit. Jika ini pengalaman pertama Bunda, ada beberapa kesalahan yang perlu dihindari agar persalinan lancar.

Salah satu penyebab durasi persalinan jadi lebih lama adalah kesalahan saat mengejan. Dr. Andriana Kumala Dewi, Sp.OG, dari RS Bethsaida, Tangerang, menjelaskan bahwa mengejan bisa menyulitkan bayi keluar dari jalan lahir, sehingga Bunda malah berteriak-teriak.

"Tenaga ngumpul di tenggorok sampai muka kita merah, mata kita merah. Nah, itu salah," terang Andriana, dikutip dari detikcom.

Menurutnya, mengejan yang benar itu seperti sedang BAB. "Nah, saat bersalin itu memang ada perasaan ingin BAB karena ada saraf di bawah, yang saat kepala bayi menurun dan mengenai saraf tersebut, dan timbul rasa ingin BAB," jelas Andriana.

5 Kesalahan perlu dihindari saat melahirkan pertama kali

Berikut ini beberapa kesalahan lain bumil yang harus dihindari agar persalinan lancar seperti dilansir dari Babygaga:

1. Tidak istirahat

Bunda, istirahat atau tidur sebelum persalinan dimulai itu penting. Beberapa ibu hamil yang berpengalaman tentu tahu bahwa mereka harus tidur sebelum persalinan.

Tidur ini tidak hanya membuat ibu hamil rileks, tapi juga membantu bayi rileks saat kontraksi dini mulai terasa. Untuk melahirkan melalui vagina, mulut serviks perlu dibuka hingga 10 cm. Jika ibu hamil tidur saat tahap pertama persalinan, serviksnya mungkin mulai membesar.

2. Ke rumah sakit terlalu dini

Terlalu cepat ke rumah sakit saat belum waktunya melahirkan dapat membuat ibu hamil menunggu terlalu lama. Padahal, jika menghabiskan waktu di rumah lebih dulu, Bunda bisa lebih santai dan menikmati suasana rumah, yang tentunya berbeda dengan rumah sakit.

3. Terlalu banyak berbaring

Banyak perempuan yang melahirkan berbaring telentang atau bertumpu pada tulang belakang. Sayangnya, posisi ini membatasi mobilitas Bunda dan pergerakan bayi.

Posisi persalinan optimal adalah posisi yang ramah gravitasi. Berdiri atau jongkok adalah posisi yang membuka rahim. Ini memberi bayi lebih banyak ruang dan dorongan untuk menuruni jalan lahir dan bermanuver melalui tulang panggul.

4. Tidak makan atau minum

Ibu hamil boleh makan setelah dimulainya kontraksi. Namun, beberapa orang bilang ibu hamil tidak boleh makan atau minum apa pun saat persalinan. Jika ibu hamil membiarkan perut kosong saat melahirkan, sebenarnya bisa memperpanjang proses persalinan.

Namun, jika tidak berminat untuk makan selama persalinan, tidak masalah, dia tidak harus makan. Yang jelas, secara umum, tidak ada alasan untuk menghindari makan dan minum pada tahap awal persalinan.

5. Mencoba banyak posisi

Ibu hamil dalam proses persalinan menggerakkan posisi tubuhnya setiap 20 menit memang dapat membantu mengatasi rasa sakit. Namun perlu diingat, pergerakan ini juga bisa membuat Bunda merasa tidak nyaman apalagi jika ada alat rumah sakit yang menempel di tubuh, seperti infus. Jadi lebih baik berhati-hati jika ingin berpindah posisi.

Simak penjelasan lain di halaman berikutnya yuk Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!


TAHAPAN PERSALINAN YANG PERLU BUMIL KETAHUI

Ilustrasi Melahirkan

Melahirkan Pertama Kali? Hindari 5 Kesalahan ini agar Persalinan Lancar/Foto: Getty Images/iStockphoto/SDI Productions

Tahapan persalinan

Sebagian besar persalinan berlangsung 12 hingga 24 jam untuk kelahiran pertama. Dan pada persalinan selanjutnya biasanya lebih pendek antara 8 dan 10 jam. Melansir laman Cleveland Clinic, ada tiga tahap persalinan yang dilalui ibu hamil, yakni:

1. Tahap pertama

Tahap pertama persalinan biasanya yang paling lama. Pada tahap permulaan ini disebut persalinan dini, ini digambarkan sebagai pembukaan dari 0 sampai 6 centimeter (cm).

2. Tahap kedua

Tahap kedua disebut persalinan aktif. Semakin maju bukaan, kontraksi semakin kuat. Persalinan aktif itu melebar dari 6 menjadi 8 cm. Kemudian beralih saat melebar dari 8 ke 10 cm.

Selama persalinan aktif ini, kontraksi akan menjadi lebih kuat dan leher rahim akan terbuka dengan cepat. Pada tahap kedua persalinan ini, saatnya ibu hamil mengejan. Ini adalah fase persalinan ketika Bunda benar-benar akan melahirkan bayi.

Banner Artis Terapkan Parenting IslamiBanner Artis Terapkan Parenting Islami/ Foto: HaiBunda / Novita Rizki

3. Tahap ketiga

Dan poin tahap ketiga itu saat Bunda mengeluarkan plasenta. Ini disebut setelah kelahiran. Selama tahap ini, tubuh bersiap melahirkan melalui pelebaran dan penipisan.

Pelebaran dan penipisan leher rahim

Pelebaran merupakan adalah proses ketika leher rahim meregang dan membuka untuk memberi jalan bagi kelahiran bayi. Pelebaran diukur dari 1 hingga 10 cm.

Dokter atau bidan akan melakukan pemeriksaan vagina untuk mengetahui pelebaran selama persalinan. Bunda akan melebar 10 cm pada tahap kedua persalinan untuk melahirkan bayi.

Sementara itu, pada penipisan, serviks tidak hanya meregang selama persalinan tetapi juga menjadi lebih tipis. Pemendekan dan penipisan leher rahim diukur dalam persentase. Bunda akan mengalami kemajuan dari 0 hingga 100 persen penipisan selama persalinan.

Peregangan dan penipisan ini disebabkan oleh kontraksi. Kontraksi dapat digambarkan dalam berbagai cara mulai dari kram yang tidak nyaman dan seperti menstruasi hingga perut yang terasa kencang dan menyakitkan.

Bunda mungkin juga merasakan nyeri tumpul di punggung dan perut bagian bawah, serta tekanan di panggul. Saat Bunda mengalami kontraksi, sebenarnya otot-otot rahim mengencang secara berkala untuk membuka dan menipiskan leher rahim.

Selama kontraksi, perut menjadi keras. Di antara kontraksi, rahim rileks dan perut menjadi lunak. Meskipun bisa menyakitkan, setiap kontraksi membantu Bunda menjalani proses persalinan.

Saksikan juga video tentang 9 alasan Bunda harus melahirkan secara caesar:

[Gambas:Video Haibunda]


(pri/pri)
Loading...

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda