KEHAMILAN
4 Penyebab Berat Badan Janin Terlalu Besar, Ketahui Risiko untuk Bunda dan Bayinya
dr. Alexander Mukti, Sp.OG | HaiBunda
Selasa, 14 Nov 2023 15:05 WIBMemantau berat janin sangat penting selama kehamilan, Bunda. Berat badan janin yang terlalu besar bisa menimbulkan risiko pada ibu hamil serta bayi sendiri, saat di dalam kandungan atau setelah dilahirkan.
Kasus berat badan janin terlalu besar sebenarnya jarang ditemukan di Indonesia. Namun, kondisi ini tetap perlu mendapat perhatian karena berisiko dialami oleh setiap ibu hamil.
Berat janin yang termasuk normal, kecil, atau terlalu besar, sudah dapat diukur sejak awal kehamilan. Perhitungan akan menyesuaikan usia kehamilan dan hasilnya berupa taksiran atau perkiraan berat janin.
Cara mengukur berat janin
Ada 3 cara mengukur berat janin sejak masa kehamilan. Berikut caranya:
1. Menghitung melalui rumus Johnson-Toshack
Perhitungan taksiran berat janin dengan rumus Johnson-Tausack ini umumnya dilakukan oleh perawat atau bidan. Metode dilakukan dengan mengukur jarak antara tepi atas simfibis pubis sampai puncak fundus uteri menggunakan meteran atau pita pengukur. Kemudian, hasil pengukuran akan dihitung ke dalam rumus untuk mendapatkan hasil akhir.
Berikut rumusnya:
TBJ = (TFU - N) x 155
Keterangan:
TBJ: Taksiran Berat Janin
TFU = Tinggi Fundus Uteri
N = 13 bila kepala belum melewati pintu atas panggul
N = 12 bila kepala sudah melewati tonjolan spina ischiadika
N = 11 bila kepala belum melewati tonjolan spina ischiadika
Namun, perlu diingat bahwa pengukuran perkiraan berat janin dengan cara ini tidak 100 persen akurat, Bunda. Bisa saja perut ibu hamil kecil, namun janin yang dikandung besar, atau sebaliknya. Bisa juga perut ibu hamil besar, ternyata memang sedang hamil anak kembar.
2. Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan berat janin dengan USG dapat dilakukan oleh dokter kandungan. Hasilnya juga masih berupa taksiran atau perkiraan.
Perhitungan dengan USG dilakukan dengan melihat ukuran janin yang nantinya diterjemahkan dengan rumus Hadlock untuk menghasilkan perkiraan berat janin. Ada tiga hal yang dijadikan parameter dalam pengukuran, yakni ukuran kepala, perut, dan paha janin. Hasil yang didapat adalah berat perkiraan janin dalam gram (gr).
Dari penelitian dijelaskan bahwa ada perbedaan sekitar 10 persen atau standar deviasi (+2 dan -2) dari hasil berat perkiraan janin yang didapatkan melalui USG. Misalnya, berat janin 2 kilogram (kg), maka bisa saja beratnya berada di kisaran 1,8 kg atau 2,2 kg.
Bila janin berada dalam posisi sungsang, perbedaan ini sekitar 10 sampai 20 persen. Meski USG tidak bisa memberikan hasil berat janin yang akurat, setidaknya ini bisa menjadi gambaran untuk memastikan kondisi janin.
Penggunaan USG untuk menghitung berat janin, termasuk rumus yang dipakai, hanya dapat dilakukan oleh dokter kandungan.
3. Menggunakan aplikasi
Menghitung berat janin juga bisa dengan menggunakan aplikasi, Bunda. Penggunaan aplikasi umumnya dipakai untuk memastikan pertumbuhan janin berdasarkan usia kehamilan.
Beberapa aplikasi juga dapat menghitung Hari Perkiraan Lahir (HPL), serta melacak gerakan dan aktivitas janin.
Penyebab berat janin terlalu besar
Ada beberapa penyebab berat badan janin terlalu besar, yakni:
1. Diabetes gestasional
Diabetes gestasional adalah diabetes yang berkembang pada kehamilan. Kondisi ini ditandai dengan kadar gula darah yang tinggi.
Pola makan selama hamil bisa menjadi faktor penyebab diabetes gestiasional. Kebanyakan ibu hamil dengan kondisi ini berisiko melahirkan bayi dengan ukuran besar.
2. Riwayat diabetes sebelum hamil
Diabetes yang diidap Bunda sebelum hamil juga bisa menyebabkan janin besar, terutama bila tidak dirawat dengan baik. Tapi, riwayat diabetes juga dapat menyebabkan bayi kecil.
Perempuan yang mengalami diabetes bisa mengalami komplikasi vaskulopati, yakni gangguan di pembuluh darah. Kondisi ini membuat proses penyembuhan lebih lama karena aliran darah yang buruk. Bila tidak dikelola dengan olahraga dan pengobatan, penyakit diabetes yang diidap bisa memengaruhi kehamilan.
3. Berat badan ibu berlebih (overweight) atau obesitas
Selama hamil, berat badan Bunda tidak disarankan naik lebih dari 12 kg. Kecuali, Bunda mengalami berat badan kurang (underweight) sebelum hamil.
Berat badan berlebih saat hamil atau obesitas bisa meningkatkan pelung mengalami diabetes gestasional yang pada akhirnya dapat menyebabkan janin besar. Pada saat berat badan cepat naik, disarankan ibu hamil harus segera melakukan skrining diabetes, yang biasanya dilakukan di usia hamil 24 sampai 28 minggu.
4. Genetik
Faktor genetik juga memainkan peran penting terkait penyebab berat janin besar. Misalnya, keluarga suami cenderung memiliki postur tubuh besar, maka kemungkinan sang istri hamil dengan janin besar.
Bisa saja ibu hamil memiliki postur kecil mengandung janin dengan berat berlebih karena faktor genetik dari suami. Genetik dari pihak ibu juga sama halnya bisa menyebabkan bobot janin besar selama kehamilan.
Faktor risiko berat badan janin terlalu besar
Ada pula beberapa faktor risiko yang bisa membuat berat janin terlalu besar, yaitu:
- Riwayat berat badan janin besar di kehamilan sebelumnya
- Hipertensi selama kehamilan
- Ibu hamil terlalu banyak mengonsumsi makanan mengandung karbohidrat (nasi putih atau minuman dan makanan manis)
Adakah tanda pada kehamilan saat berat janin terlalu besar?
Berat janin terlalu besar tidak dapat terdeteksi secara kasat mata, Bunda. Sebab, perut ibu hamil yang besar tidak dapat memastikan berat janin.
Hal yang sama juga berlaku pada jumlah air ketuban. Bila jumlah air ketuban terlalu banyak, bukan berarti berat janin besar ya.
Pemeriksaan medis seperti USG merupakan salah satu cara untuk memastikan perkiraan berat janin. Perkiraan berat janin juga dapat diestimasi melalui kalkulator di aplikasi khusus.
Risiko berat janin terlalu besar
Ada beberapa risiko pada ibu hamil bila berat janin terlalu besar, yakni:
- Tidak bisa melahirkan normal, terutama bayi dengan berat di atas 4 kg (makrosimia).
- Persalinan lebih lama, sehingga dapat meningkatkan risiko perdarahan berat atau perdarahan postpartum.
- Terjadi preeklamsia yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan protein di dalam urine.
- Kontraksi buruk karena persalinan lama.
Risiko juga bisa didapatkan bayi yang telah lahir dengan berat badan berlebih, yaitu:
- Gula darah setelah lahir cenderung rendah (hipoglikemi) karena tubuh bayi yang sebelumnya mendapatkan banyak asupan gula menjadi sulit beradaptasi dengan lingkungan luar rahim, terutama ketika plasenta sudah dipotong.
- Distosia bahu yaitu kondisi di mana kepala bayi sudah keluar saat persalinan, namun bahunya tertahan (menyangkut).
- Bayi lahir mengalami patah tulang akibat tekanan atau distosia bahu saat persalinan.
- Perubahan detak jantung bayi selama persalinan.
- Bayi berisiko kekurangan oksigen atau mengalami masalah pernapasan.
- Memerlukan perawatan di Neonatal Intensive Care Unit (NICU) setelah lahir.
Apakah bayi yang terlahir dengan berat berlebih berisiko alami obesitas atau diabetes di kemudian hari?
Risiko tetap bisa ada. Namun, pola pengasuhan orang tua yang tepat dapat mencegah obesitas atau diabetes pada anak yang lahir dengan berat berlebih.
Sejak dini, orang tua bisa menerapkan pola makan sehat bergizi untuk anak, serta membiasakan diri aktif bergerak, guna mencegah risiko munculnya masalah kesehatan. Mengatur pola makan yang tepat juga dapat mencegah obesitas dan diabetes pada anak di kemudian hari.
Mencegah berat badan janin besar
Ada beberapa cara untuk mencegah berat badan janin terlalu besar selama kehamilan, Bunda. Berikut caranya:
- Selama hamil, Bunda dapat mengurangi kebiasaan makanan tinggi karbohidrat.
- Hindari juga minuman manis yang tinggi gula saat hamil.
- Hindari buah-buahan yang manis, seperti mangga atau melon.
- Konsumsi makanan bergizi dengan porsi tepat.
- Penuhi kebutuhan cairan dengan banyak minum air putih.
- Olahraga atau melakukan aktivitas fisik selama hamil.
- Kontrol rutin ke dokter untuk mengetahui perkembangan janin dan kadar gula darah selama hamil.
- Bila sudah memiliki riwayat diabetes atau pernah mengalami diabetes gestasional, Bunda bisa rutin cek gula darah selama hamil.
- Sebelum program hamil, lakukan medical check up dan menjalani pola hidup sehat.
Untuk mencegah bayi terlalu besar selama masa kehamilan, Bunda juga perlu memerhatikan obat yang dikonsumsi, terutama yang mengidap diabetes sebelum hamil dan/atau diabetes gestasional. Konsultasikan ke dokter untuk mengetahui dosis dan jenis obat yang aman ibu hamil hamil.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)Simak video di bawah ini, Bun:
Lupa Tanggal Haid, Bisakah Usia Kehamilan Diprediksi Lewat USG?
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Cara Menghitung Taksiran Berat Janin (TBJ) yang Normal Sesuai Usia Kehamilan
Ketahui Berat Badan Janin Usia 4-5 Bulan yang Normal
Cara Menghitung Berat Janin dalam Kandungan secara Manual, Pelajari yuk Bumil
BB Janin Kelebihan 200 Gram, Indah Permatasari Bertekad Kurangi Makan Nasi
TERPOPULER
5 Potret Terbaru Aurel Hermansyah Sukses Diet, Kini Berat Badannya 49 Kg
5 Potret Nova Anak Gracia Indri yang Keturunan Belanda, Wajahnya Disebut Seperti Boneka
Ternyata Putri Diana Punya Nama Samaran, Dipakai saat Jelang Nikah dengan Pangeran Charles
Benarkah Minum Kopi saat Hamil Bikin Tubuh Anak Jadi Pendek?
Cerita Haru Ikke Nurjanah saat Putri Semata Wayangnya Akan Menikah, Beri Pesan Ini
REKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Body Serum Terbaik untuk Sehatkan dan Merawat Kulit
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Sikat Gigi Anak yang Aman dan Lembut
ZAHARA ARRAHMAREKOMENDASI PRODUK
10 Kapas Wajah yang Bagus untuk Bersihkan Makeup
Amira SalsabilaREKOMENDASI PRODUK
7 Pilihan Kotak Bekal Anak, Temukan yang Pas untuk Si Kecil
PritadanesREKOMENDASI PRODUK
10 Rekomendasi Face Mist Terbaik untuk Lembapkan Kulit Wajah
Amira SalsabilaTERBARU DARI HAIBUNDA
Ternyata Putri Diana Punya Nama Samaran, Dipakai saat Jelang Nikah dengan Pangeran Charles
Ternyata Paparan Cahaya ke Perut Bunda Bisa Cegah Kebutaan pada Janin
Benarkah Minum Kopi saat Hamil Bikin Tubuh Anak Jadi Pendek?
Thariq Halilintar Tanggapi Komentar Negatif Netizen soal Keputusan Tutupi Wajah Anak
Apa Itu JKK dan JKM dalam BPJS Ketenagakerjaan? Begini Penjelasannya
FOTO
VIDEO
DETIK NETWORK
-
Insertlive
Sindir Pihak Reza Tak Cerdik, Nikita Mirzani: Bohongnya Tak Sinkron
-
Beautynesia
Solois Hyolyn Umumkan Comeback di Musim Panas Tahun Ini
-
Female Daily
COS Resmi Hadir Secara Eksklusif di ZALORA Indonesia!
-
CXO
GOT7 Rilis Album Baru, Persiapan Harus Lewat Video Call Karena Hal Ini
-
Wolipop
Katie Holmes Like Postingan Tentang Percintaan Tom Cruise dan Ana de Armas
-
Mommies Daily
Sering Alami Mata Lelah? Ini 7 Buah Kaya Nutrisi untuk Jaga Kesehatan Mata