Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Sperma Dikeluarkan di Dalam saat Hamil, Berbahayakah?

Nanie Wardhani   |   HaiBunda

Kamis, 18 Jan 2024 21:50 WIB

Serba-serbi hubungan seks saat hamil
Sperma Dikeluarkan di Dalam saat Hamil, Berbahayakah?/Foto: iStockphoto
Daftar Isi
Jakarta -

Banyak pasangan suami istri yang khawatir bahwa sperma yang dikeluarkan saat berhubungan seks ketika hamil akan memengaruhi pertumbuhan bayinya, atau akan melukai bayinya saat berhubungan seks. Namun apakah kekhawatiran tersebut adalah hal yang perlu? 

Amankah sperma dikeluarkan di dalam saat hamil?

Bunda tidak perlu khawatir, berhubungan seks selama kehamilan tidak akan membahayakan bayi Bunda. Melansir Healthline, sperma yang masuk ke dalam vagina selama hubungan seksual tidak akan merugikan bayi.

Sebagian besar sperma akan dikeluarkan dari tubuh melalui pembukaan vagina. Berkat plasenta, kantong amnion, dan sumbat lendir yang menutupi leher rahim, bayi Bunda memiliki sistem perlindungan yang sangat spesifik terhadap apa yang masuk dan tetap keluar. Sumbat lendir di dalam leher rahim juga membantu melindungi dari infeksi.

Kontraksi saat orgasme tidak sama dengan kontraksi persalinan. Jika Bunda mencapai orgasme setelah berhubungan seksual dengan pasangan, janin dalam kandungan akan merasakan tekanan. Pada saat mengalami orgasme, rahim ibu berkontraksi dan saat itu pula bayi mengalami tekanan. Namun, sebagian peneliti mengungkapkan bahwa orgasme dapat membuat bayi merasa hangat dan seperti dalam pelukan.

Manfaat berhubungan intim saat hamil

Hubungan seks selama kehamilan dapat memberikan beberapa manfaat bagi Bunda dan suami. Beberapa manfaat mungkin termasuk:

  1. Orgasme yang lebih baik. Aliran darah yang meningkat ke organ genital bisa berarti peningkatan jumlah orgasme yang lebih kuat bagi ibu hamil.
  2. Menjaga kebugaran. Hubungan seks membakar kalori dan dapat membantu menjaga kebugaran kedua pasangan.
  3. Penguatan ikatan antara pasangan. Beberapa pasangan menemukan bahwa aktivitas seksual selama kehamilan membuat mereka lebih dekat satu sama lain.
  4. Peningkatan sistem kekebalan tubuh. Studi tahun 2004 menemukan bahwa seks meningkatkan IgA, yaitu antibodi yang membantu mencegah pilek dan infeksi lainnya.
  5. Peningkatan kebahagiaan. Orgasme melepaskan endorfin yang dapat membantu Bunda dan bayi merasa bahagia dan rileks.

Efek samping berhubungan intim saat hamil 

Meskipun berhubungan seksual selama hamil adalah hal yang dianggap aman, namun tetap ada beberapa efek samping yang perlu Bunda ketahui. Berikut beberapa diantaranya:

  1. Seks saat hamil tua dapat menurunkan kenyamanan Bunda, terutama jika posisi tidak tepat.
  2. Durasi seks cenderung singkat karena peningkatan sensitivitas dan mudahnya mencapai orgasme pada ibu hamil tua.
  3. Berlebihan dalam aktivitas seks dapat meningkatkan risiko kontraksi dini, mempercepat kelahiran dari HPL.
  4. Berhubungan intim saat hamil tua bisa meningkatkan risiko emboli udara
  5. Beberapa ibu melaporkan risiko mual dan pusing setelah berhubungan seks karena kelelahan dan tekanan pada perut

Tips berhubungan intim saat hamil 

Berikut sejumlah posisi bercinta yang aman dan nyaman dilakukan sepanjang kehamilan.

  1. Disarankan untuk membatasi hubungan intim hingga tidak lebih dari 3 kali seminggu.
  2. Berhati-hati berhubungan intim selama trimester pertama kehamilan.
  3. Pastikan tidak ada riwayat perdarahan sebelum melibatkan diri dalam hubungan seksual.
  4. Pilih posisi hubungan intim yang direkomendasikan untuk kehamilan.
  5. Pastikan tidak ada kondisi plasenta previa pada ibu hamil.

Komunikasikan pada suami Bunda, mengenai perubahan libido, kekhawatiran Bunda akan janin, serta posisi yang nyaman saat berhubungan. Posisi missionary atau pria di atas mulai trimester kedua mulai dirasa tidak nyaman dan tidak disarankan karena dapat menekan pembuluh darah besar arteri.

Alternatif posisi dalam berhubungan seksual yang aman lainnya, seperti woman on top, side by side, atau rear vaginal entry mungkin akan terasa lebih nyaman bagi Bunda.

Waktu yang dilarang berhubungan saat hamil

Dokter kandungan Bunda mungkin akan menyarankan Bunda untuk menghindari hubungan seksual selama kehamilannya jika mengalami hal-hal berikut:

1. Mengalami perdarahan hebat 

Bidan atau dokter mungkin akan menyarankan Bunda untuk menghindari seks jika mengalami pendarahan hebat selama kehamilan. Sebab, seks dapat meningkatkan risiko perdarahan lebih lanjut. Khususnya jika plasenta rendah atau timbul kumpulan darah (hematoma). 

2. Air ketuban pecah secara dini

Hindari hubungan seks jika air ketuban bocor, karena dapat meningkatkan risiko infeksi. Pecahnya ketuban bisa disebabkan oleh infeksi pada rahim, vagina, atau serviks, perdarahan pada trimester kehamilan kedua dan ketiga, serta kebiasaan merokok dan kekurangan nutrisi. 

3. Masalah pada pintu rahim

Waktu selanjutnya yang dilarang untuk berhubungan selama kehamilan selanjutnya adalah apabila ada masalah pada serviks. Sebab, adanya masalah pada serviks membuat seorang ibu hamil berisiko lebih tinggi mengalami persalinan dini atau bahkan mengalami keguguran. 

4. Adanya kondisi kehamilan tertentu

Beberapa kondisi kehamilan tertentu juga membuat pasangan suami istri tidak seharusnya berhubungan intim selama kehamilan. Misalnya seperti memiliki anak kembar, pernah mengalami persalinan dini pada kehamilan sebelumnya.

Prinsipnya, jika kandungan sehat sebenarnya aktivitas seks bisa berjalan dengan normal. Termasuk, ejakulasi di dalam vagina saat berhubungan intim.

 

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda