
kehamilan
7 Makanan yang Bisa Menurunkan Protein Urine pada Ibu Hamil
HaiBunda
Jumat, 26 Jan 2024 18:50 WIB

Daftar Isi
Ibu hamil yang mengalami proteinuria atau kelebihan protein dalam darah bisa menandakan adanya masalah kesehatan. Namun, ada berbagai cara untuk menurunkan protein urine pada ibu hamil seperti dengan mengonsumsi buah serta makanan tertentu.
Protein merupakan komponen penting dalam darah, karena yang membawa makanan, hormon, dan banyak hal lain melalui aliran darah. Â
Peter Weiss, MD, Dokter Spesialis Obstetri-Ginekologi, mengatakan saat hamil, urine ibu hamil akan diperiksa secara rutin. Salah satu alasan urine dianalisis adalah untuk mendeteksi protein.Â
"Meskipun jumlah protein yang sedikit dalam urine adalah hal yang normal, namun kelebihan protein dalam urine (proteinuria) selama kehamilan merupakan hal yang serius," kata Weiss dilansir Verywellhealth.
Protein urine pada ibu hamil
Proteinuria selama kehamilan mungkin menandakan preeklamsia, suatu kondisi yang menyebabkan tekanan darah tinggi selama dan segera setelah kehamilan. Ini juga bisa berarti ibu hamil menderita penyakit ginjal yang perlu diobati.Â
"Protein dalam jumlah besar dalam urine mungkin menunjukkan bahwa ginjal Anda tidak berfungsi normal," ujarnya.
Jika disimpulkan, berikut beberapa penyebab proteinuria pada ibu hamil dari berbagai sumber :
- Penyakit ginjal yang sudah ada sebelumnya
- Dehidrasi
- Infeksi saluran kemih
- Preeklamsia
- Peradangan
- Batu ginjal
- Stres
- Tekanan darah rendah
- Olahraga yang intens
Melansir laman Allohealth, selain penyebab di atas, pengobatan tertentu dan kelainan autoimun juga dapat menyebabkan proteinuria selama kehamilan.
Ibu hamil sangat penting untuk memberi tahu dokter tentang obat apa pun yang dikonsumsi dan kondisi medis apa pun yang mungkin ibu hamil miliki sebelum dan selama kehamilan untuk mencegah atau mengelola proteinuria.
Kadar protein urine normal dan tinggi pada kehamilan
Protein di dalam urine itu hal yang normal, terutama saat hamil. Pada orang yang tidak hamil, rata-rata kadar protein urine berada di bawah 150 miligram per hari (mg/hari). Untuk orang hamil, batas atasnya adalah 300 mg/hari.
Sebagian besar dokter menganggap kadar protein urine di atas 500 mg/hari sebagai hal yang serius dan merupakan tanda preeklamsia.
Gejala protein tinggi pada kehamilan
Gejala protein tinggi dalam urine bergantung pada penyebab yang mendasarinya. Penyebab umum proteinuria selama kehamilan adalah preeklamsia, yang biasanya berkembang setelah usia kehamilan 20 minggu. Preeklamsia mempengaruhi sekitar 3-7Â persen kehamilan di Amerika Serikat.
Gejala preeklamsia mungkin termasuk:
- Tekanan darah tinggi.
- Bengkak di tangan dan wajah.
- Kenaikan berat badan secara tiba-tiba.
- Sakit kepala yang terus-menerus.
- Sakit perut sebelah kanan.
- Tidak buang air kecil.
- Mual dan muntah.
- Perubahan visi atau penglihatan.
- Sakit kepala ringan atau pingsan.
- Kesulitan bernapas.
"Jika tidak diobati, preeklamsia dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa, termasuk kejang, stroke, dan sindrom HELLP (hemolisis, peningkatan enzim hati, dan jumlah trombosit rendah). Sindrom HELLP merupakan keadaan darurat medis dan perlu segera ditangani," kata Weiss.
Proteinuria selama kehamilan juga bisa disebabkan oleh penyakit ginjal. Gejala penyakit ginjal dapat berupa:
- Urine berbusa atau berwarna coklat
- Nyeri punggung bawah
- Bengkak di tangan dan kaki
- Peningkatan atau penurunan buang air kecil
- Kulit yang gatal
- Kram otot
- Mual dan muntah
- Kelelahan
- Penurunan berat badan
- Kesulitan bernapas
- Kabut otak
Menurunkan protein di urine ibu hamil
Ada beberapa hal yang dapat ibu hamil lakukan untuk mengurangi protein dalam urine secara alami.
- Pastikan Bunda mengonsumsi cukup cairan untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi. Minum air putih dan menghindari kopi dan teh dapat membantu mengurangi proteinuria.
- Usahakan istirahat yang cukup untuk mengurangi tingkat stres yang mungkin memperparah proteinuria.
- Melakukan olahraga ringan seperti yoga prenatal dan berenang dapat membantu meringankan gejala dan mengurangi proteinuria.
Selain tips tersebut, penting juga untuk menjaga pola makan yang sehat. Mengonsumsi pola makan rendah garam dan makanan olahan dapat membantu mengurangi proteinuria.
Melansir laman Chemocara, apabila ibu hamil didiagnosis menderita proteinuria, dokter mungkin merekomendasikan beberapa atau semua rekomendasi diet di bawah ini:
Makanan yang tinggi antioksidan, seperti buah beri dan sayuran berdaun hijau, juga bermanfaat.
- Menghindari merokok dan membatasi konsumsi alkohol, karena kebiasaan ini dapat memperburuk proteinuria.
Diet ginjal. Ibu hamil mungkin disarankan untuk mengikuti 'diet ginjal'. Ini termasuk makanan yang rendah natrium, kalium, magnesium, dan protein. Membaca label makanan berguna untuk mengetahui jenis kalori, lemak, dan protein yang ibu hamil konsumsi.
Batasi karbohidrat. Karbohidrat, baik yang sederhana (seperti buah dan gula) atau yang kompleks (seperti pasta dan sereal), memiliki dampak terbesar pada kadar gula darah, yang penting jika Bunda memiliki masalah ginjal akibat diabetes. Selain itu, kelebihan karbohidrat di dalam tubuh juga diubah menjadi lemak. Secara umum, makanan harus mencakup sekitar 50Â persen karbohidrat. Hindari gula, dan sebagai gantinya, gunakan pemanis buatan, seperti aspartame, atau sakarin, untuk membantu Bunda menurunkan berat badan, atau mempertahankan berat badan.
Protein: Makanan yang tinggi protein meliputi semua jenis daging. Diet ibu hamil harus terdiri dari 15-20Â persen protein jika memiliki gejala proteinuria. Kerusakan jangka panjang pada ginjal dapat diperbaiki dengan membatasi protein, jika ibu hamil penderita diabetes, atau mengalami masalah ginjal.
Perbanyak sayuran segar dan asupan serat : Ibu hamil dianjurkan hingga 55 gram serat per hari. Serat dan sayuran segar membantu menjaga kebiasaan buang air besar secara teratur, dan dapat mencegah kanker tertentu. Namun, sebaiknya hindari makanan yang tinggi potasium dan magnesium, jika sudah didiagnosis menderita proteinuria. Makanan yang tinggi potasium mencakup sebagian besar buah-buahan dan sayuran segar. Beberapa contoh spesifiknya meliputi: jeruk dan jus jeruk, sayuran berdaun hijau, seperti bayam dan sayuran hijau (collar dan kangkung), kentang
Membatasi asupan lemak dan minyak jenuh. Hindari kelebihan magnesium dalam makanan, yang sering ditemukan dalam obat pencahar (seperti susu magnesia), atau antasida kecuali ditentukan dokter.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
2 Penyebab Sesak Napas Saat Hamil, Perlukah Bunda Khawatir?

Kehamilan
Tahap Perkembangan Janin dari Pembuahan hingga Persalinan, Bunda Perlu Tahu

Kehamilan
Tahapan Perkembangan Janin dari Awal hingga Persalinan, Bunda Perlu Tahu

Kehamilan
10 Hal Bikin Ibu Hamil Overthinking, Morning Sickness hingga Keguguran

Kehamilan
Kebutuhan Zat Besi Ibu Hamil Selama 3 Trimester, Bunda Perlu Tahu


5 Foto
Kehamilan
5 Potret Menakjubkan Ilustrasi Janin dalam Rahim dari Trimester 1-Trimester 3
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda