
kehamilan
Miom saat Hamil, Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
HaiBunda
Jumat, 09 Feb 2024 07:40 WIB

Daftar Isi
Miom atau yang disebut dengan fibroid yang ketahuan ketika hamil biasanya sudah berkembang sejak sebelum hamil. Apa saja penyebab, gejala, dan cara mengatasi miom saat hamil?
Fibroid rahim merupakan tumor, yang hampir selalu jinak, yang tumbuh di jaringan otot rahim. Menurut Kantor Kesehatan Wanita AS (Office on Women's Health atau OWH), fibroid dapat tumbuh hanya satu tumor atau bisa berjumlah banyak di dalam rahim, dan ukurannya dapat berkisar dari sekecil biji apel hingga sebesar jeruk bali.
Melansir laman TheBump, fibroid atau miom mungkin dalam waktu yang lama ukurannya tetap sangat kecil. Kemudian tumbuh dengan cepat, atau tumbuh perlahan selama beberapa tahun. Inilah yang dapat memicu sakit perut dan gejala lainnya, namun terkadang seorang perempuan mungkin tidak menyadari bahwa dia menderita miom sampai terungkap saat pemeriksaan panggul atau USG prenatal.
Bagaimana jika hamil dengan miom? Kebanyakan ibu hamil yang memiliki miom tidak akan mengganggu perkembangan janin alias normal. Namun, kehadiran miom bisa meningkatkan risiko komplikasi selama kehamilan dan persalinan.
Mayoritas miom tidak berubah ukurannya selama kehamilan, tetapi ada pula yang berubah. Faktanya, sepertiga miom dapat tumbuh pada trimester pertama. Pertumbuhan fibroid mungkin dipengaruhi estrogen dan kadar estrogen yang meningkat selama kehamilan. Hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan.
Namun, pada sejumlah perempuan, fibroid sebenarnya bisa menyusut selama kehamilan. Dalam sebuah studi tahun 2010, peneliti menemukan bahwa 79 persen fibroid yang muncul sebelum kehamilan berkurang ukurannya setelah melahirkan.
Mengenali Gejala Miom saat Hamil
Angela Chaudhari, MD, profesor di departemen kebidanan dan ginekologi di Fakultas Kedokteran Universitas Northwestern Feinberg mengatakan bahwa miom dapat tersamarkan selama kehamilan. Tanda-tanda fibroid rahim dapat dengan mudah dikacaukan dengan gejala umum kehamilan.
Berikut ini yang bisa menjadi gejala fibroid rahim saat hamil:
- Tekanan atau nyeri panggul
- Sakit punggung bagian bawah
- Nyeri saat berhubungan seks
- Bercak atau berdarah
- Sering buang air kecil
- Sembelit
- Perut terasa berat atau bengkak
Beberapa perempuan dengan miom tidak menunjukkan gejala sama sekali.
Fibroid mungkin dirasakan selama pemeriksaan panggul. Jika dokter mencurigai Bunda memiliki pertumbuhan non-kanker, kemungkinan akan melakukan tes pencitraan, seperti USG, untuk memastikan bahwa pertumbuhan tersebut memang fibroid dan bukan penyakit lain.
Penyebab Munculnya Miom saat Hamil
Belum jelas sepenuhnya apa yang menyebabkan munculnya miom saat hamil. Namun para peneliti menduga bahwa faktor-faktor seperti hormon, khususnya kadar estrogen dan progesteron, dan gen mungkin berperan.
Menurut Office on Women's Health, hingga 80 persen perempuan yang mengembangkan fibroid pada saat mencapai usia 50 tahun, dan penyakit ini paling sering terjadi pada perempuan berusia 40an dan awal 50an.
Miom juga lebih sering terjadi pada perempuan berkulit hitam dibandingkan perempuan berkulit putih, dan juga tampaknya terjadi pada usia lebih muda dan tumbuh lebih cepat pada perempuan kulit hitam. Alasannya tidak sepenuhnya jelas.
"Kecuali kita memahami bahwa ada kecenderungan genetik terhadap fibroid,
“Ada banyak penelitian yang sedang berlangsung tentang mengapa hal itu terjadi,” tambah Chaudhari
Cara Mengatasi Miom saat Hamil
Fibroid rahim dapat menyebabkan rasa sakit selama kehamilan. Chaudhari mengatakan meskipun biasanya “berumur pendek”, namun dapat menyebabkan rasa sakit yang cukup parah selama seminggu hingga 10 hari. Alasannya, seiring pertumbuhan bayi, suplai darah dapat dialihkan dari fibroid ke janin yang sedang tumbuh.
Jika Bunda merasakan sakit akibat fibroid selama kehamilan, Chaudhari merekomendasikan untuk berkonsultasi dengan dokter. Dokter mungkin menyarankan obat antiinflamasi untuk mengendalikan rasa sakit atau obat nyeri yang berpotensi lebih kuat.
Bagaimana dengan perawatan prenatal? Biasanya, perawatan prenatal tidak akan berubah hanya karena ibu hamil menderita fibroid rahim. Sebaliknya, dokter akan mengawasi miom seiring pertumbuhan bayi. “Hal ini tidak akan mengubah manajemen persalinan atau perawatan prenatal,” kata Chaudhari.
Bahaya Miom saat Hamil
Kebanyakan ibu hamil tidak merasakan efek apa pun dari miom. Asisten dokter di Santa Maria, Holly Ernst, PA-C merujuk pada tinjauan tahun 2010 bahwa 10 hingga 30 persen perempuan penderita miom mengalami komplikasi selama kehamilan.
Para peneliti mencatat komplikasi miom yang paling umum selama kehamilan adalah nyeri. Hal ini paling sering terlihat pada perempuan dengan fibroid lebih besar dari 5 sentimeter yang berada pada dua trimester terakhir.
Fibroid dapat meningkatkan risiko komplikasi lain selama kehamilan dan persalinan. Ini termasuk:
- Pembatasan pertumbuhan janin. Fibroid yang besar dapat menghalangi janin untuk tumbuh sempurna karena berkurangnya ruang di dalam rahim.
- Solusio plasenta. Hal ini terjadi ketika plasenta terlepas dari dinding rahim karena tersumbat oleh fibroid. Hal ini mengurangi oksigen dan nutrisi penting.
- Persalinan prematur. Nyeri akibat fibroid dapat menyebabkan kontraksi rahim, yang dapat menyebabkan persalinan dini.
- Persalinan caesar. Mengutip ulasan WomensHealth.gov, diperkirakan ibu hamil dengan miom enam kali lebih mungkin memerlukan operasi caesar (operasi caesar) dibandingkan ibu hamil yang tidak mengalami miom.
- Posisi sungsang. Karena bentuk rongga yang tidak normal, bayi mungkin tidak dapat menyelaraskan diri untuk melahirkan melalui vagina.
- Keguguran. Penelitian mencatat kemungkinan keguguran dua kali lipat pada perempuan penderita miom.
Daftar Makanan untuk Mengecilkan Miom yang Baik Dikonsumsi
Menurut pusat IVF di Delhi, Ferticity Fertility Clinics, mengikuti pola makan yang sehat dapat berperan penting dalam mengurangi pertumbuhan fibroid. Bunda bisa mengubah pola makan untuk mencegah pertumbuhan miom.
Sejumlah makanan yang merupakan sumber vitamin B yang baik dapat membantu mengurangi risiko perkembangan miom. Sama halnya dengan makanan berserat yang dapat menambah jumlah tinja dan membantu meringankan kembung serta sembelit yang sering dikaitkan dengan fibroid.
Selain itu, makanan yang kaya kalium dapat membantu melawan efek garam untuk menyeimbangkan tekanan darah. Begitu pula makanan yang mengandung Vitamin D dapat membantu mengurangi risiko fibroid hampir 32 persen.
Ada beberapa makanan yang dapat Bunda konsumsi untuk membantu mengecilkan miom.
- Buah beri
- Telur
- Jeruk
- Cokelat hitam
- Sayuran berdaun hijau
- Kacang-kacangan, lentil, quinoa, kacang-kacangan, dan biji-bijian juga merupakan sumber kaya serat, vitamin, dan mineral.
- Memperbanyak alpukat
- Kecambah
- Pisang
- Tomat
Untuk Bunda yang memiliki miom, dokter tentu akan menentukan jenis pengobatan terbaik. Namun Bunda juga bisa memilih makanan sehat serta mengubah gaya hidup sebagai langkah awal dalam mengobati miom serta menghilangkan gejalanya.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Mioma Uteri: Kenali Penyebab, Gejala, Ciri Miom Ganas, Cara Mencegah dan Mengobatinya

Kehamilan
9 Makanan yang Tidak Boleh Dimakan Penderita Miom

Kehamilan
7 Pantangan Ibu Hamil dengan Miom agar Tak Ganggu Perkembangan Janin

Kehamilan
Tips Program Hamil bagi Bunda yang Mengidap Miom

Kehamilan
Ciri-Ciri Miom Tumor Jinak pada Wanita, Gejalanya Mirip Adenomiosis tapi Bedanya...


7 Foto
Kehamilan
Intip 7 Potret Baby Moon Siti Badriah di Bali, Seru Bareng Suami Bun
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda