HaiBunda

KEHAMILAN

Waspadai Risiko Kehamilan Beda Rhesus, Bunda Perlu Tahu

Melly Febrida   |   HaiBunda

Kamis, 29 Feb 2024 09:35 WIB
Waspadai Risiko Kehamilan Beda Rhesus, Bunda Perlu Tahu/Foto: PRImageFactory
Jakarta -

Bunda dan janin di dalam rahim bisa memiliki rhesus (Rh) yang berbeda. Kondisi ini dikenal dengan inkompatibilitas rhesus dan perlu diwaspadai ibu hamil. 

Bunda tentu tidak asing lagi dengan golongan darah yang terdiri dari A, B, O, dan AB. Nah, dalam setiap golongan darah ini ada yang disebut dengan rhesus. 

Rhesus (Rh) merupakan salah satu golongan darah yang terdiri dari positif dan negatif.  Faktor rhesus adalah protein spesifik yang ditemukan di permukaan sel darah merah. Setiap orang memiliki rhesus dalam darahnya dan ternyata bisa memengaruhi kehamilan. 


Laman Cleveland Clinic menuliskan, rhesus ini tidak memengaruhi kesehatan seseorang secara keseluruhan, namun penting untuk mengetahui status rhesus jika Bunda sedang hamil.

Penyebab inkompatibilitas rhesus

Hal senada disampaikan dr. Alexander Mukti, Sp.OG., Dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi di Eka Hospital Cibubur. Ia menjelaskan bahwa inkompatibilitas rhesus adalah kondisi ketika rhesus ibu hamil negatif, tetapi rhesus janinnya positif.

Kondisi ini biasanya terjadi pada perempuan dengan rhesus negatif yang menikah dengan pria dengan rhesus positif.

"Inkompatibilitas rhesus termasuk jarang terjadi pada wanita di Indonesia atau di daerah Asia. Kebanyakan wanita di Asia memiliki rhesus positif, sehingga dapat hamil anak dengan rhesus apapun," ujar dr Alex.

Alexander mengatakan, inkompatibilitas rhesus terjadi saat darah ibu bercampur dengan darah janin yang berbeda rhesus. Ada 3 kondisi yang dapat menyebabkan darah bumil tercampur dengan janinnya, yakni:

1. Keguguran

Keguguran dengan umur hamil di atas 12 minggu dapat membuat darah ibu tercampur dengan janin yang sudah meninggal.

2. Trauma benda tumpul

Inkompatibilitas rhesus pada ibu hamil dapat terjadi karena trauma benda tumpul. Misalnya saja ibu tertabrak motor. Trauma tersebut dapat menyebabkan plasenta terlepas, sehingga darah ibu dan janinnya tercampur.

3. Persalinan

Apabila darah ibu dan janin berbeda rhesus bercampur, persalinan bisa berisiko tinggi. Saat dilahirkan, darah bayi akan keluar dan tercampur dengan darah ibunya.

Dampak beda rhesus

Melansir laman Healthline, seperti golongan darah, rhesus ini juga bisa diwarisi dari orang tua. Kebanyakan orang memiliki Rh-positif, namun sebagian kecil memiliki Rh-negatif. Ini berarti kekurangan protein Rh.

Jika seorang perempuan memiliki Rh-negatif dan bayinya memiliki Rh-positif, tubuh perempuan tersebut akan menganggap protein Rh-positif sebagai benda asing, jika sistem kekebalan tubuhnya terpapar.

Artinya, jika sel darah bayi melintasi aliran darah ibu hamil, sistem kekebalan tubuh akan membuat antibodi terhadap sel darah merah bayi. Antibodi adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh yang menghancurkan zat asing. Padahal, aliran lintasan darah ini dapat terjadi selama kehamilan dan persalinan.

Jika ibu hamil memiliki golongan darah Rh-negatif, dianggap 'peka' terhadap golongan darah positif setelah tubuh membuat antibodi ini.

Ini berarti tubuh mungkin mengirimkan antibodi ini melalui plasenta untuk menyerang sel darah merah bayi. Plasenta ini adalah organ yang menghubungkan ibu dan bayi.

Menurut Alexander, dengan beda rhesus, sel darah dalam tubuh bayi pecah dan terjadi pemecahan hemoglobin (Hb). Dampaknya, janin dapat terkena anemia hemolipid. Anemia ini menyebabkan darah bayi rendah. Produk darah yang terpecah juga akan menghasilkan bilirubin.

"Pada kondisi bilirubin yang tinggi, bayi akan menjadi kuning. Kadar bilirubin tinggi bila dibiarkan bisa menyerang otak hingga menyebabkan kematian pada kasus yang fatal," ujar Alexander.

Bilirubin adalah bahan kimia yang tercipta dari pemecahan sel darah merah. Terlalu banyak bilirubin merupakan tanda bahwa hati yang bertugas memproses sel darah tua sedang mengalami masalah.

Risiko inkompatibilitas rhesus 

Bunda yang mengalami inkompatibilitas rhesus dapat berisiko sulit memiliki anak lebih dari satu. Terutama jika kondisi ini tidak terdeteksi di kehamilan pertama atau tidak disuntikkan Anti-D Imunoglobulin.

Menurut Alexander, bayi sudah terlebih dulu 'ditolak' sebelum menjadi janin pada kondisi inkompatibilitas rhesus. 'Penolakan' yang dimaksud bisa berupa keguguran atau sulit memiliki anak lagi di kehamilan berikutnya.

Sebenarnya inkompatibilitas rhesus sulit dicegah meskipasutri sudah mengetahuikondisinya. Tapi, setidaknya Bunda bisa meminimalisir risiko dengan memeriksakan golongan darah lengkap sebelum program hamil.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Simak video di bawah ini, Bun:

7 Perubahan Fisik pada Ibu Hamil di Trimester 1, Mulai dari Sering Pusing hingga Sembelit

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Potret Before After Artis Sukses Turunkan Berat Badan, Aurel hingga Mahalini

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Apakah Sekali Berhubungan Intim Bisa Langsung Hamil?

Kehamilan Melly Febrida

5 Potret Cadmael Anak Chand Kelvin Sunat di Usia 2,5 Bulan, Bikin Kaget Netizen

Parenting Nadhifa Fitrina

5 Potret Joanna Alexandra Ajak Kekasih Ketemu Orang Tua & Quality Time Bareng Anak

Mom's Life Nadhifa Fitrina

Curhat Pevita Pearce Ungkap Suka Duka Hidup Jauh dari Keluarga

Mom's Life Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

5 Potret Before After Artis Sukses Turunkan Berat Badan, Aurel hingga Mahalini

Apakah Sekali Berhubungan Intim Bisa Langsung Hamil?

5 Potret Cadmael Anak Chand Kelvin Sunat di Usia 2,5 Bulan, Bikin Kaget Netizen

20 Tanaman Hias Tahan Panas, Cocok untuk Outdoor

Curhat Pevita Pearce Ungkap Suka Duka Hidup Jauh dari Keluarga

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK