KEHAMILAN
Puasa Bisa Meningkatkan Kesuburan, Mitos atau Fakta? Simak Penjelasan Dokter
Asri Ediyati | HaiBunda
Kamis, 14 Mar 2024 20:05 WIBKesuburan pada dasarnya adalah suatu hal yang kompleks. Kondisi kesehatan, keseimbangan hormon, atau penyakit turut memengaruhinya. Lantas, apakah puasa bisa meningkatkan kesuburan?
Puasa, sederhananya, adalah perintah untuk menahan tidak makan dan minum dalam waktu tertentu. Tak hanya karena semata-mata ibadah di dalam agama, praktik puasa kini digunakan untuk memperbaiki gaya hidup yang lebih sehat. Tapi, sekali lagi, apakah bisa meningkatkan kesuburan? Apakah hanya mitos?
Puasa Bermanfaat bagi Pengidap PCOS
Mengutip laman Ovulife MD, ketika tubuh kita memasuki keadaan puasa, banyak perubahan metabolisme mulai terjadi yang mendukung penurunan berat badan, termasuk pergeseran hormon penting yang mengatur nafsu makan (misalnya leptin dan adiponektin).
Lebih penting lagi, puasa dapat menurunkan kadar insulin, sehingga meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi resistensi insulin. Wanita dengan sindrom ovarium polikistik (PCOS) memahami betapa pentingnya hal ini untuk siklus menstruasi dan ovulasi yang normal.
Faktanya, sebuah penelitian kecil (yang hanya melibatkan 15 wanita penderita PCOS) menyimpulkan bahwa pembatasan kalori jangka pendek sebenarnya meningkatkan kadar hormon LH (bagian penting dari siklus menstruasi) tetapi juga menurunkan glukosa, insulin, leptin, dan testosteron.
Penurunan berat badan membantu meringankan gejala PCOS dan memulihkan ovulasi. Namun, mengidap PCOS membuat penurunan berat badan menjadi sulit. Dengan puasa, harapannya bisa menurunkan berat badan, Bunda.
Puasa Pengaruhi Hormon DHEA, Apa Itu?
Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Obesity, para peneliti mengamati dua kelompok wanita yang melakukan rencana makan dengan batasan waktu selama delapan minggu. Para peserta juga memberikan sampel darah untuk mengukur kadar hormon seks mereka.
Satu-satunya hormon yang berubah secara signifikan selama masa penelitian adalah dehydroepiandrosterone, juga disebut DHEA, yang membantu tubuh membuat hormon seks pria dan wanita, menurut Mayo Clinic. DHEA, yang memiliki struktur mirip dengan testosteron, secara alami dapat naik dan turun seiring perubahan berat badan.
Kedua kelompok wanita dalam penelitian ini melihat penurunan kadar DHEA yang signifikan secara statistik selama delapan minggu mereka menjalani rencana makan dengan batasan waktu. Namun peneliti menekankan bahwa, meski terjadi penurunan, kadar DHEA peserta masih dalam kisaran normal dan mereka tidak menunjukkan efek samping yang mengkhawatirkan pada tes lainnya.
Apa arti sebenarnya dari perubahan tersebut masih belum jelas. Di satu sisi, kadar DHEA yang terlalu tinggi juga bisa dikaitkan dengan siklus menstruasi yang tidak teratur, Bunda.
"Jadi, sedikit penurunan DHEA yang terlihat dalam penelitian ini mungkin bermanfaat bagi sebagian orang. Ini juga bisa jadi hanya efek samping dari penurunan berat badan," ucap direktur Program Berat dan Metabolisme Mount Sinai, Dr. Reshmi Srinath kepada TODAY.
Manfaat puasa Ramadhan bagi yang menjalankan program hamil
Selain berdampak pada kesehatan fisik, puasa juga bermanfaat untuk kesehatan mental. Mengutip laman Ferticity, Departemen Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Bersalin Universitas Ain Shams, Mesir, melakukan penelitian terhadap wanita Muslim infertil yang berpuasa dengan wanita yang tidak berpuasa dengan membandingkan hasil siklus bayi tabung pada keduanya. Namun, mereka tidak menemukan perbedaan yang signifikan di antara keduanya.
Di sisi lain, terungkap bahwa kelompok wanita yang berpuasa mengalami tingkat kecemasan dan depresi yang lebih rendah terkait dengan prosedur ini. Hal ini karena meningkatnya spiritualitas yang dipupuk selama bulan suci Ramadhan.
Selain itu, terdapat mitos umum di kalangan masyarakat bahwa anak yang dikandung pada bulan Ramadhan akan lahir lebih kecil dan lebih cepat dibandingkan bayi yang dikandung pada waktu lain dalam setahun, dan jawabannya adalah tidak benar, Bunda.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Jurnal BMJ menemukan bahwa “Wanita Muslim sehat yang mempertimbangkan untuk hamil sebelum, atau selama bulan Ramadhan, dapat diberi tahu bahwa puasa tampaknya tidak berdampak buruk pada ukuran (berat) bayi mereka dan tampaknya tidak menambah berat badan. kemungkinan melahirkan prematur.”
Pengaruh puasa Ramadhan terhadap kesuburan pria
Sebuah penelitian menemukan bahwa pada pria pengidap oligospermia (kondisi ketika jumlah sel sperma yang terkandung di dalam air mani sangat sedikit), terjadi peningkatan testosteron secara proporsional dengan kadar prolaktin.
Jumlah total dan persentase sperma hidup meningkat selama puasa pada pria oligospermia, namun persentase sperma lemah juga meningkat.
Mereka menyimpulkan bahwa meskipun puasa tidak memberikan manfaat besar bagi pria infertil, tapi ada beberapa kemungkinan peningkatan jumlah sperma total, kadar hormon gonadotrofik, dan kadar testosteron.
Demikian penjelasan manfaat puasa bagi bunda yang sedang menjalani program hamil. Meskipun dibutuhkan penelitian lanjutan untuk memastikan manfaatnya, Bunda dapat merasakan ketenangan spiritual dari hikmah menjalankan puasa Ramadhan selama menanti kehamilan.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)