Terpopuler
Aktifkan notifikasi untuk dapat info terkini, Bun!
Bunda dapat menonaktifkan kapanpun melalui pengaturan browser.
Nanti saja
Aktifkan

kehamilan

Metformin untuk Ibu Hamil: Manfaat, Dosis Konsumsi, dan Efek Samping

Dwi Indah Nurcahyani   |   HaiBunda

Selasa, 14 May 2024 17:26 WIB

Ilustrasi Ibu Hamil Minum Obat
Metformin untuk Ibu Hamil: Manfaat, Dosis Konsumsi, dan Efek Samping/Foto: Getty Images/iStockphoto
Daftar Isi
Jakarta -

Metformin merupakan obat penurun gula darah pada diabetes tipe 2. Bagi mereka yang memiliki riwayat diabetes, apakah Metformin untuk ibu hamil tetap aman dikonsumsi ya, Bunda? Cari tahu lebih lanjut yuk.

Pasien diabetes dan sedang hamil kerap merasa was-was saat hendak mengonsumsi obat penurun gula darah. Tetapi, di sisi lain, mereka juga membutuhkan obat tersebut guna menstabilkan kadar gula darah mereka meski sedang hamil.

Metformin untuk ibu hamil

Metformin banyak dikenal orang sebagai obat yang membantu menurunkan gula darah akibat diabetes tipe 2. Penelitian menunjukkan bahwa selain menurunkan gula darah, Metformin meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi distribusi lemak dalam tubuh.

Selama kehamilan, penggunaan obat secara bebas memang tidak disarankan ya, Bunda, terkecuali ada rekomendasi medis atau diresepkan dokter. Karena, dikhawatirkan obat tersebut dapat mempengaruhi kehamilan dan kesehatan janin.

Termasuk di antaranya Metformin yang masih membuat para pasien diabetes ragu mengonsumsinya ketika sedang hamil. Beberapa orang khawatir tentang penggunaannya selama dan setelah kehamilan karena dapat melewati plasenta. Artinya, ketika orang hamil mengonsumsi Metformin, janinnya juga ikut mengonsumsinya.

Penelitian tahun 2018 menyatakan bahwa tidak ada bukti adanya peningkatan keguguran atau kelainan bawaan. Ini terlepas dari apakah seseorang mengonsumsi Metformin sebelum kehamilan atau bahkan selama kehamilan hingga cukup bulan. Namun, penelitian lebih lanjut mungkin diperlukan.

Uji coba kontrol acak tahun 2020 mencatat bahwa perempuan hamil yang menggunakan Metformin untuk mengobati diabetes tipe 2 mengalami kenaikan berat badan lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok plasebo seperti dikutip dari laman Medical News Today.

Percobaan yang sama juga mencatat bahwa bayi yang lahir dari perempuan yang menerima pengobatan Metformin memiliki lebih sedikit lemak, termasuk rata-rata massa lemak yang lebih rendah dan berat badan lahir yang lebih rendah.

Namun, terdapat juga proporsi bayi pada kelompok Metformin yang lebih besar namun lebih kecil dari perkiraan usia kehamilannya. Para peneliti mencatat bahwa diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan konsekuensi jangka panjang dari efek ini.

Kemungkinan efek Metformin pada kesuburan

Dokter mungkin meresepkan Metformin kepada penderita polycystic ovary syndrome (PCOS) untuk membantu resistensi insulin yang berkaitan dengan kondisi ini.

Menurut CDC, penderita PCOS seringkali resisten terhadap insulin. Mereka juga berisiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2, terutama jika mereka mempunyai berat badan lebih. PCOS dapat menyebabkan terlambatnya menstruasi dan jarangnya ovulasi, yang dapat menyebabkan kemandulan atau kesulitan untuk hamil.

Menurut tinjauan sistematis tahun 2021, perempuan dengan PCOS atau diabetes gestasional yang mengonsumsi Metformin mengalami kenaikan berat badan gestasional yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok plasebo.

Dosis dan aturan penggunaan Metformin untuk ibu hamil

Dosis Metformin untuk penderita diabetes tipe 2 bervariasi. Seorang dokter akan memilih dosis berdasarkan riwayat kesehatan seseorang, tingkat sensitivitas insulin, dan sensitivitas terhadap efek samping.

Seorang dokter mungkin juga meresepkan Metformin untuk orang hamil yang menggunakan insulin untuk diabetes tipe 2 untuk membantu gejala yang berkembang selama kehamilan.

Dosis Metformin untuk penderita PCOS juga bervariasi sesuai dengan reaksinya terhadap obat. Untuk meminimalkan efek samping, dokter memulai pengobatan dengan dosis yang sangat rendah dan secara bertahap meningkatkannya sampai gejalanya membaik.

Efek samping Metformin untuk ibu hamil

Mengenai risiko dan efek samping Metformin mungkin relatif rendah bila seseorang menggunakannya sesuai anjuran dokter. Namun, beberapa orang akan mengalami efek samping ringan. Efek samping Metformin yang paling umum meliputi maag, diare, mual dan muntah, dan perubahan gastrointestinal lainnya

Bagi ibu hamil, gejala-gejala ini mungkin membuat rasa mual di pagi hari semakin parah. Seorang dokter mungkin meresepkan dosis efektif terendah untuk membantu mengurangi atau mencegah efek samping Metformin.

Metformin juga dapat menyebabkan komplikasi yang lebih serius pada kasus yang jarang terjadi, seperti asidosis laktat. Gejala kondisi ini sangat bervariasi, namun mungkin termasuk:

1. Sakit perut yang parah
2. Mual dan muntah
3. Detak jantung tidak teratur
4. Pusing, lemah, atau merasa pusing
5. Kelelahan atau kelelahan ekstrem
6. Kesulitan bernapas
7. Nyeri otot
8. Kesulitan tidur

Oh iya, Bunda, mengonsumsi Metformin selama kehamilan juga dikaitkan dengan berat badan lahir rendah pada bayi baru lahir. Bayi berukuran kecil memiliki risiko masalah kesehatan tertentu, seperti infeksi dan masalah pernapasan. Sehingga hal ini menjadi pertimbangan penting saat memutuskan mengonsumsi Metformin selama kehamilan.

Sebuah penelitian besar terhadap lebih dari 4.800 anak yang terpapar Metformin sebelum lahir tidak menemukan peningkatan risiko masalah jangka panjang. Tidak ada perbedaan dalam tingkat obesitas, gula darah rendah atau tinggi, atau masalah perkembangan seperti dikutip dari laman Goodrx.

Namun, tinjauan terhadap 28 penelitian menemukan hasil yang bertentangan. Dilaporkan bahwa anak-anak yang lahir dari ibu yang mengonsumsi Metformin saat hamil memiliki berat badan lebih tinggi di masa kanak-kanaknya. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memastikan risiko jangka panjang Metformin pada kehamilan.

Meski demikian, efek samping Metformin pada ibu hamil biasanya ringan. Seringkali disertai efek samping yang berhubungan dengan perut, seperti diare, mual, dan muntah. 

Ada baiknya, jika Bunda mengalami gejala yang lebih serius, segera menghubungi dokter ya, Bunda, guna mendapatkan penanganan lebih lanjut. Semoga informasinya membantu, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

TOPIK TERKAIT

HIGHLIGHT

Temukan lebih banyak tentang
Fase Bunda