Bahaya Kelebihan Vitamin A pada Ibu Hamil, Bisa Sebabkan Cacat Janin?

Ibu hamil kerap mengonsumsi vitamin dan suplemen selama kehamilannya. Namun, ibu hamil juga perlu memperhatikan agar tidak berlebihan mengonsumsinya seperti dalam vitamin A. Kelebihan vitamin A pada ibu hamil juga berbahaya. Benarkah bisa menyebabkan cacat janin?

Dilansir laman Healthline, ibu hamil penting untuk mendapatkan nutrisi yang tepat meski ini juga berlaku pada setiap tahap kehidupan. Pada saat hamil, Bunda perlu memberikan nutrisi pada diri sendiri dan bayi yang sedang tumbuh di dalam rahim.

Carla E. Prophete, asisten dokter obgyn, menjelaskan bahwa kebutuhan asupan makronutrien meningkat secara signifikan pada masa kehamilan. Makronutrien meliputi karbohidrat, protein, dan lemak.

"Misalnya, asupan protein perlu ditingkatkan dari rekomendasi 0,36 gram per pon (0,8 gram per kg) berat badan untuk perempuan tidak hamil menjadi 0,5 gram per pon (1,1 gram per kg) berat badan untuk perempuan hamil," kata Prophete.

Begitu pula dengan kebutuhan zat gizi mikro yang meliputi vitamin, mineral, dan trace element yang lebih meningkat dibandingkan kebutuhan zat gizi makro.

Meskipun sebagian orang mampu memenuhi permintaan yang terus meningkat ini melalui pola makan yang terencana dan padat nutrisi, hal ini dapat menjadi tantangan bagi sebagian lainnya.

Manfaat vitamin A untuk ibu hamil 

Dilansir laman Baby Center, Vitamin A merupakan vitamin yang larut dalam lemak yang disimpan di hati. Vitamin A penting untuk pertumbuhan embrio bayi, termasuk perkembangan jantung, paru-paru, ginjal, mata, dan tulang serta sistem peredaran darah, pernapasan, dan saraf pusat.

Menurut dr.Fredrico Patria, SpOG dalam buku Dahsyatnya Hamil Sehat & Normal, vitamin A dibutuhkan khususnya sepanjang trimester pertama. Vitamin A berkaitan dengan peningkatan daya tahan tubuh dan dapat diperoleh dari sayuran hijau, susu, dan hati ayam.

Vitamin A sangat penting pada perempuan yang akan melahirkan. Berikut beberapa manfaat Vitamin A pada ibu hamil:

1. Membantu perbaikan jaringan pasca persalinan
2. Membantu menjaga penglihatan normal
3. Melawan infeksi
4. Mendukung sistem kekebalan tubuh
5. Membantu metabolisme lemak.

Ada dua bentuk vitamin A, yakni:

1. Vitamin A yang telah dibentuk sebelumnya:  Vitamin A yang telah dibentuk sebelumnya (juga disebut retinol) digunakan langsung oleh tubuh dan ditemukan dalam produk hewani seperti telur, susu, dan hati.
2. Provitamin A karotenoid: Karotenoid provitamin A (seperti beta-karoten) ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran, dan tubuh Anda harus mengubah jenis ini menjadi retinol.

Berapa banyak vitamin A yang dibutuhkan ibu hamil?

• Perempuan hamil berusia 18 tahun ke bawah: 750 mikrogram (mcg) RAE per hari
• Perempuan hamil berusia 19 tahun ke atas: 770 mcg RAE per hari
• Perempuan tidak hamil berusia 14 tahun ke atas: 700 mcg RAE per hari

Standar pengukuran vitamin A adalah RAE (retinol Activity Equivalents), yang didasarkan pada potensi dan sumber vitamin A. Satu mikrogram (mcg) retinol (preformed vitamin A) sama dengan 1 mcg RAE, namun dibutuhkan 12 mcg beta-karoten atau 24 mcg alfa-karoten sama dengan 1 mcg RAE.

Standar pengukuran lama yang masih digunakan adalah Satuan Internasional, atau IU. IU tidak mudah diubah menjadi RAE karena konversinya bergantung pada jenis vitamin A. Misalnya, 900 mcg RAE dapat mengandung 3.000 hingga 36.100 IU vitamin A.

Bahaya kelebihan Vitamin A saat hamil

Vitamin A tersedia dalam daging, susu, ikan, telur, dan sereal yang diperkaya dalam bentuk vitamin A, atau retinol. Hal ini juga terdapat pada sebagian besar buah-buahan dan sayuran, sebagian besar dalam bentuk karotenoid.

Mengingat vitamin A adalah vitamin yang larut dalam lemak, tubuh menyimpan jumlah berlebih di hati.  Ibu hamil penting untuk tidak mengonsumsi terlalu banyak vitamin A.

Akumulasi ini dapat menimbulkan efek toksik pada tubuh dan menyebabkan kerusakan hati. Bahkan bisa menyebabkan cacat lahir. Namun, mengonsumsi banyak buah dan sayuran yang kaya karotenoid adalah hal yang aman dan bermanfaat.

Perempuan berusia 19 tahun ke atas – baik sedang hamil atau menyusui – sebaiknya mendapatkan tidak lebih dari 3.000 mcg RAE vitamin A dari suplemen, sumber hewani, dan makanan yang diperkaya setiap hari. Untuk perempuan usia 14 hingga 18 tahun, batas asupan atas adalah 2.800 mcg RAE.

Bahaya kekurangan vitamin A saat hamil

Bunda mudah mendapatkan cukup vitamin A dari makanan. Namun, waspada juga jika kekurangan vitamin A.

Tanda-tanda kekurangan vitamin A termasuk melemahnya sistem kekebalan tubuh dan gangguan penglihatan pada malam hari. Gejala umum lainnya yang dialami ibu hamil yang kekurangan vitamin A adalah rabun senja. Kondisi ini disebut xerophthalmia dan mengakibatkan kornea menjadi kering dan menebal.

Cara mencegah kelebihan Vitamin A saat hamil

Meskipun vitamin A ini sangat penting untuk perkembangan penglihatan janin dan fungsi kekebalan tubuh, terlalu banyak vitamin A bisa berbahaya.

Untuk mencegah kelebihan vitamin A saat hamil dengan tidak menggandakan vitamin prenatal atau mengonsumsi suplemen apa pun tanpa berkonsultasi dengan dokter. Selalu tanyakan kepada dokter sebelum menambahkan suplemen tambahan apa pun di luar vitamin prenatal apa pun yang mungkin Bunda konsumsi.

Sebagian besar vitamin prenatal mengandung setidaknya sebagian dari vitamin A dalam bentuk beta-karoten, namun beberapa merek yang dijual bebas, jenis multivitamin lain, dan beberapa makanan yang diperkaya mengandung sejumlah besar vitamin A yang telah dibentuk sebelumnya.

Bunda yang mencoba untuk hamil harus menjauhi resep obat jerawat isotretinoin dan obat-obatan lainnya yang terkait dengan retinol (senyawa vitamin A), termasuk tretinoin topikal (Retin-A), yang digunakan untuk kondisi kulit.

Menghindari kekurangan vitamin A memang penting, namun Bunda juga penting menghindari keracunan vitamin A. Sebelum meminum suplemen ataupun vitamin apapun selain vitamin prenatal,  bicarakanlah dengan dokter.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!