
kehamilan
Mengenal Trauma Infertilitas, Pemicu dan Cara Mengatasinya
HaiBunda
Jumat, 26 Jul 2024 22:05 WIB

Daftar Isi
Infertilitas sering kali disebabkan oleh faktor biologis. Akan tetapi, dampak emosionalnya bisa sangat merugikan bagi pasangan yang sedang berusaha untuk hamil, Bunda. Hal ini dikenal dengan trauma infertilitas.
Pada pertengahan tahun 1980-an, seorang pikolog Martha Diamond, PhD, dan suaminya mengalami gangguan reproduksi yaitu mengalami infertilitas. Diamond mengatakan, "Perjuangan untuk memiliki anak kandung adalah proses duka yang rumit karena seringkali merupakan kehilangan yang tidak terlihat."
“Tidak ada ritual atau cara umum untuk mengenang rasa kehilangan ini, dan orang-orang sering kali tidak membicarakannya. Mereka merasa ada sesuatu yang salah dengan diri mereka, dan situasi ini dapat memberikan pukulan menyakitkan terhadap harga diri seseorang,” ujar pendiri Center for Reproductive Psychology di San Diego itu, dikutip dari laman resmi American Psychologyst Association.
Sementara psikolog berbasis di North Carolina, Amerika Serikat, Lucille Keenan, PsyD, mengatakan, "Ada begitu banyak tekanan untuk memiliki anak, dan ini memengaruhi keintiman pasangan suami istrii. Hormon yang terlibat dalam perawatan kesuburan juga dapat meningkatkan emosi, kata psikolog yang memiliki seorang putra melalui program bayi tabung tersebut.
Pasangan sering kali merespons stres dan kesedihan secara berbeda, sehingga dapat menciptakan siklus negatif. Salah satu pasangan mungkin menghindari rasa sakit dengan menarik diri dari hubungan, sementara pasangan lainnya mungkin mengatasinya dengan meningkatkan emosi untuk terhubung dengan pasangannya.
Pemicu trauma infertilitas
Infertilitas merupakan sebuah hal yang traumatis. Dilansir Good Theraphy, ada beberapa hal yang bisa memicu trauma infertilitas:
- Selain gejala depresi, tidak jarang pasangan yang mengalami infertilitas akan mengalami kecemasan sebagai respons terhadap situasi atau pemicu tertentu (seperti melihat ibu hamil, tes kehamilan, bayi di TV atau secara langsung, dll).
- Mereka mungkin mengalami emosi yang intens pada waktu-waktu tertentu dalam sebulan, terutama saat menjelang ovulasi dan ketika tiba waktunya menstruasi.
- Melakukan perawatan kesuburan bisa menjadi sangat memicu dan menimbulkan kecemasan, terutama jika intervensi sebelumnya gagal.
- Jika pernah terjadi keguguran di masa lalu, pemicu lain untuk kecemasan, depresi, dan emosi yang intens mungkin muncul, termasuk tanggal kelahiran bayi atau waktu dalam setahun yang terkait dengan kehilangan tersebut. Pemicunya mungkin tampak tidak berhubungan atau acak, namun tetap mempunyai pengaruh yang besar terhadap reaksi emosional orang-orang yang mengalami situasi sulit ini.
- Ketika seseorang mengalami infertilitas, keyakinan negatif tentang kekurangan atau kekurangannya mungkin muncul. Kedua pasangan mungkin mempertanyakan mengapa tubuh mereka tidak berfungsi seperti orang lain, terutama ketika orang-orang di sekitar mereka sedang melahirkan, yang tampaknya tanpa masalah apa pun.
- Orang-orang yang berjuang dengan masalah ini mungkin mempertanyakan nilai-nilai mereka dan harga diri mereka dapat terkena dampak yang besar, sehingga mengakibatkan depresi dan keputusasaan yang semakin besar.
Cara mengatasi trauma infertilitas
Menurut psikolog Allyson Bradow yang menulis makalah tentang infertilitas, orang yang terkena infertilitas harus menyesuaikan diri dengan perubahan besar dalam ekspektasi hidup sambil terus menerus diingatkan akan kondisi mereka, melalui pertanyaan dari anggota keluarga, perawatan medis, atau interaksi dengan wanita hamil.
“Psikolog harus memahami bahwa infertilitas adalah sebuah trauma, dan seringkali merupakan trauma yang kompleks,” tulis Bradow, dilansir NewYork Times.
“Meskipun kecemasan, depresi, kesedihan dan kehilangan merupakan bagian dari dampak psikologis dari infertilitas, ada lebih banyak hal yang dapat terjadi pada pengalaman yang ditentukan oleh individu.”
Infertilitas mengubah cara seseorang memandang dirinya sendiri dan dunia. Untuk itu, ada beberapa hal untuk bisa mengatasinya:
Cari bantuan profesional
Seorang ahli kesehatan mental dapat membantu mengatasi gejala yang mungkin dialami seseorang ketika mengalami kesulitan terkait infertilitas. Keterampilan mengatasi trauma, penanganan trauma, dan konseling pasangan hanyalah beberapa bidang yang dapat dibantu oleh terapis untuk membantu seseorang agar jalan yang sulit ini lebih mudah dilalui.
Menjauhi media sosial sementara waktu
Media sosial bisa menjadi hal yang luar biasa, tetapi bisa menjadi pemicu bagi seseorang yang sedang mengalami ketidaksuburan. Masyarakat senang sekali mengumumkan kehamilan dan kelahiran melalui media sosial. Jika pengumuman seperti itu memicu kemarahan, istirahatlah dan jauhi media sosial untuk sementara waktu.
Mengakui dan menerima
Emosi dimaksudkan untuk dirasakan. Salah satu tugas utama emosi adalah mengingatkan kita bahwa kita perlu memperhatikan sesuatu. Emosi dapat melakukan apa yang seharusnya dilakukan hanya jika kita bersedia mengakui dan merasakannya.
Tubuh dan otak manusia bekerja sangat baik melalui materi yang sulit ketika kita berhenti menghindari emosi dan membiarkan diri kita merasa sepenuhnya. Seorang terapis dapat membantu belajar menoleransi dan mengatur emosi tersebut.
Rayakan dan nikmati hal kecil
Bersama pasangan, temukan alasan untuk merayakan kehidupan. Misalnya, cobalah untuk menikmati dan menyimpan dalam memori saat-saat gembira, tenang, dan menyenangkan yang muncul. Carilah hobi atau aktivitas baru yang ingin dicoba. Penting untuk menemukan kegembiraan dan makna dalam hidup, bahkan ketika Anda sedang melalui masa sulit.
Semoga informasi mengenai cara mengatasi trauma infertilitas ini membantu ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(rap/rap)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Cerita Michelle Yeoh Berjuang Hamil hingga Putuskan Bercerai karena Tak Kunjung Punya Anak

Kehamilan
Setahun Nikah Masih Susah Hamil? Ketahui Penyebab & Jadwal Berhubungan yang Tepat

Kehamilan
5 Penyebab Susah Hamil Setelah Keguguran, Salah Satunya Efek Trauma

Kehamilan
Program Hamil dengan Inseminasi Buatan, Bagaimana Tingkat Keberhasilannya?

Kehamilan
Penanganan Infertilitas pada Pria


10 Foto
Kehamilan
10 Bunda Seleb Pernah Gagal Program Bayi Tabung, Ada yang Mencoba Enam Kali
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda