HaiBunda

KEHAMILAN

Melahirkan dengan Forceps, Persiapan, Kondisi yang Membutuhkan hingga Risikonya

Nanie Wardhani   |   HaiBunda

Kamis, 22 Aug 2024 21:15 WIB
Proses persalinan dengan forceps/ Foto: Getty Images/FatCamera

Melahirkan adalah momen yang penuh harapan dan kebahagiaan, tetapi juga bisa menjadi momen yang penuh tantangan. Terkadang, dalam proses persalinan, bantuan alat medis seperti forceps diperlukan untuk memastikan Bunda dan Si Kecil dalam keadaan aman.

Ya, salah satu alat medis yang mungkin digunakan dalam persalinan adalah forceps. Bila Bunda masih dalam tahap menunggu persalinan, bisa mencari tahu mengenai forceps, mulai dari pengertian, cara kerja, hingga persiapan yang perlu dilakukan.

Proses melahirkan dengan forceps?

Forceps adalah alat medis yang digunakan oleh dokter untuk membantu proses persalinan. Bentuknya mirip dengan sepasang sendok besar yang digunakan untuk memegang kepala Si Kecil dan membantunya keluar dari jalan lahir.


Forceps biasanya digunakan ketika persalinan alami mengalami kesulitan atau membutuhkan waktu lebih lama dari yang diharapkan. Menurut Cleveland Clinic, penggunaan forceps bertujuan untuk mempercepat proses persalinan dan mengurangi risiko komplikasi yang mungkin terjadi jika persalinan berlangsung terlalu lama.

Cara kerja forceps

Forceps bekerja dengan cara dijepitkan di sekitar kepala Si Kecil. Setelah forceps ditempatkan dengan benar, dokter akan menariknya perlahan untuk membantu Si Kecil keluar dari jalan lahir.

Proses ini dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari cedera pada Bunda dan Si Kecil. Berdasarkan informasi dari laman NHS, penggunaan forceps biasanya dilakukan ketika kepala Si Kecil sudah berada di posisi rendah di jalan lahir tetapi proses dorongan tidak cukup kuat untuk mengeluarkannya.

Kapan forceps perlu digunakan saat melahirkan?

Forceps digunakan dalam beberapa situasi tertentu. Salah satu kondisi yang umum adalah ketika Bunda sudah mengejan selama beberapa waktu, tetapi Si Kecil belum juga keluar.

Penggunaan forceps juga mungkin diperlukan jika detak jantung Si Kecil menunjukkan tanda-tanda stres, atau jika Bunda mengalami kelelahan yang ekstrem dan tidak lagi memiliki tenaga untuk mengejan.

Menurut Baby Center, forceps juga bisa digunakan jika Bunda memiliki kondisi medis tertentu yang membuat tidak bisa mengejan dengan cukup kuat, seperti penyakit jantung atau tekanan darah tinggi.

Adakah kondisi yang tidak disarankan menggunakan forceps?

Meskipun forceps dapat membantu proses persalinan, ada beberapa kondisi di mana penggunaannya tidak disarankan. Salah satu kondisi tersebut adalah jika kepala Si Kecil belum cukup turun ke jalan lahir.

Selain itu, forceps juga tidak disarankan jika posisi kepala Si Kecil tidak normal, seperti posisi sungsang. Penggunaan forceps pada kondisi ini bisa meningkatkan risiko cedera pada Bunda dan Si Kecil. Oleh karena itu, penting bagi dokter untuk melakukan penilaian yang cermat sebelum memutuskan menggunakan forceps.

Ketahui persiapan melahirkan dengan bantuan forceps

Melahirkan dengan bantuan forceps mungkin terdengar menakutkan bagi sebagian Bunda, terutama jika ini adalah pengalaman pertama. Namun, dengan persiapan yang tepat dan pemahaman yang mendalam tentang prosedurnya, Bunda dapat menjalani proses ini dengan lebih tenang dan percaya diri.

Penting untuk mengetahui langkah-langkah yang akan diambil oleh tim medis, serta apa yang bisa Bunda lakukan sebelum, selama, dan setelah penggunaan forceps. Dengan demikian, Bunda dapat memastikan bahwa semuanya berjalan lancar dan aman bagi Bunda dan Si Kecil.

1. Sebelum penggunaan forceps

Sebelum forceps digunakan, dokter akan memastikan bahwa Bunda sudah cukup membuka jalan lahirnya. Biasanya, pembukaan harus mencapai 10 cm agar forceps dapat digunakan dengan aman. Selain itu, dokter juga akan memastikan bahwa kandung kemih Bunda sudah kosong untuk menghindari risiko cedera.

Jika Bunda merasa cemas, dokter mungkin akan memberikan obat penenang ringan untuk membantu Bunda lebih rileks.

2. Selama penggunaan forceps

Saat forceps digunakan, Bunda mungkin akan merasakan tekanan di area panggul, tetapi seharusnya tidak ada rasa sakit yang signifikan karena biasanya Bunda sudah diberi obat penghilang rasa sakit sebelumnya. Dokter akan memberi tahu Bunda kapan saat yang tepat untuk mengejan agar forceps dapat bekerja dengan efektif.

Komunikasi antara Bunda dan dokter sangat penting selama proses ini untuk memastikan semuanya berjalan lancar.

3. Setelah penggunaan forceps

Setelah Si Kecil berhasil dilahirkan dengan bantuan forceps, dokter akan memeriksa apakah ada cedera pada Bunda dan Si Kecil. Luka ringan atau memar bisa saja terjadi, tetapi biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu.

Bunda mungkin akan merasakan sedikit ketidaknyamanan di area perineum, tetapi ini adalah hal yang umum dan bisa diatasi dengan perawatan yang tepat.

Risiko yang mungkin terjadi pada penggunaan forceps

Meskipun forceps dapat membantu proses persalinan, ada beberapa risiko yang perlu diketahui. Risiko pada Bunda bisa berupa luka atau robekan pada jalan lahir, sementara risiko pada Si Kecil bisa berupa memar atau cedera pada kepala.

Menurut UT Southwestern Medical Center, dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, penggunaan forceps juga dapat menyebabkan cedera pada saraf wajah Si Kecil. Oleh karena itu, penggunaan forceps harus dilakukan dengan sangat hati-hati oleh tenaga medis yang berpengalaman.

Manfaat dan fungsi forceps saat melahirkan

Meskipun ada risiko yang terkait dengan penggunaan forceps, manfaatnya juga signifikan, terutama dalam situasi di mana persalinan alami sulit dilakukan. Forceps membantu mempercepat proses persalinan, yang bisa mengurangi risiko komplikasi seperti asfiksia pada Si Kecil.

Selain itu, forceps juga dapat membantu Bunda yang mengalami kelelahan atau memiliki kondisi medis tertentu untuk tetap bisa melahirkan secara normal. Dalam kesimpulannya, forceps adalah alat medis yang dapat sangat membantu dalam proses persalinan, terutama ketika persalinan alami menghadapi tantangan.

Namun, penting bagi Bunda untuk memahami risiko dan manfaatnya serta berdiskusi dengan dokter mengenai opsi terbaik bagi keselamatan Bunda dan Si Kecil. Persiapan yang baik, komunikasi yang jelas dengan tenaga medis, serta pengetahuan mengenai prosedur ini akan membantu Bunda menghadapi proses persalinan dengan lebih percaya diri.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Simak video di bawah ini, Bun:

5 Tips untuk Mempercepat Kontraksi Asli, Persalinan Jadi Lancar Bun

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

5 Potret Ultah Jang Wonyoung IVE, Idol Korea yang Dikira AI karena Cantiknya Tak Manusiawi

Mom's Life Amira Salsabila

Terpopuler: Potret Laura Theux Berhasil Lulus Kuliah

Mom's Life Nadhifa Fitrina

7 Doa Jimak, Berhubungan Badan Suami dan Istri dalam Islam

Kehamilan Asri Ediyati

Jangan Ucap 'Tenang', Ini 10 Kalimat yang Justru Membuat Orang Cemas Makin Tertekan

Mom's Life Amira Salsabila

5 Tips Parenting Ibunda Lutfi Bima CoC, Anak Berprestasi Kuliah di Kampus Top Korea

Parenting Nadhifa Fitrina

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

6 Platform Live Shopping Pengganti TikTok Live yang Sedang Dinonaktifkan Sementara di Indonesia

5 Potret Ultah Jang Wonyoung IVE, Idol Korea yang Dikira AI karena Cantiknya Tak Manusiawi

Terpopuler: Potret Laura Theux Berhasil Lulus Kuliah

Percakapan Terakhir Putri Diana dengan 2 Anaknya yang Bikin Pangeran William-Harry Menyesal

JakCare, Layanan Psikologi Gratis dari Pemerintah: Fitur & Cara Konsultasi untuk Kesehatan Mental

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK