KEHAMILAN
Studi Terbaru Sebut Kehamilan Dapat Membangkitkan Virus dalam DNA, Apa Dampaknya?
Annisa Karnesyia | HaiBunda
Rabu, 06 Nov 2024 08:30 WIBKehamilan dapat mengubah sistem tubuh. Penelitian terbaru yang diterbitkan di jurnal Science bahkan menemukan bahwa virus yang sudah lama tak aktif bisa muncul dalam DNA selama kehamilan. Hal tersebut dapat menyebabkan peningkatan permintaan sel darah merah dalam tubuh, terutama saat ibu hamil kehilangan darah.
Studi baru yang dilakukan oleh peneliti di Amerika Serikat (AS) dan Jerman ini telah mengungkap fragmen virus yang telah lama tidak aktif. Virus ini disebut dapat memicu respons imun yang meningkatkan produksi darah merah saat dibutuhkan.
Penemuan yang mengejutkan ini dilakukan melalui analisis sel induk hematopoietik (pembentuk darah) pada tikus, di mana fragmen kode genetik yang dikenal sebagai retrotransposon menjadi aktif selama kehamilan.
Sel induk hematopoietik tampaknya mengaktifkan virus yang telah lama dilupakan oleh sel. Namun, hal tersebut bukan tanpa risiko. Saat muncul, fragmen virus dapat melompat dari satu tempat ke tempat lain dan menyebabkan perubahan.
Studi ini menganalisis sampel darah dari ibu hamil dan tidak hamil. Peneliti menemukan bahwa kemungkinan reaktivasi retrotransposon sama yang terlihat pada tikus juga terjadi pada manusia.
Pengujian lebih lanjut menunjukkan bahwa ketika proses ini diblokir pada tikus, hewan tersebut mengalami anemia. Kondisi kekurangan sel darah merah diketahui sangat rentan dialami oleh ibu hamil, karena adanya tekanan tambahan pada tubuh.
Retrotransposon sering disebut sebagai 'DNA tidak terpakai'. Retrotransposon pernah dianggap sebagai segmen kode yang tampaknya tidak terlalu penting. Tetapi, saat ini diketahui bahwa banyak dari bentuk genetik ini masih dapat aktif, bahkan terkadang menguntungkan manusia.
Di sini, tim peneliti melihat bahwa retrotransposon dapat mengaktifkan sinyal protein yang disebut interferon, yang pada gilirannya meningkatkan aktivitas sel induk hematopoietik.
Penelitian baru ini tidak hanya menunjukkan betapa kelirunya istilah 'DNA terpakai', tetapi juga menambah pemahaman kita tentang pertahanan alami yang digunakan untuk menjaga ibu dan bayi tetap aman selama kehamilan.
Selama menyangkut manusia, DNA yang diturunkan dari infeksi virus akan membentuk sekitar 8 persen dari seluruh genom manusia. Para ilmuwan masih mempelajari tentang betapa pentingnya sumber kode ini.
"Wawasan ini membantu kita memahami beberapa mekanisme mendasar yang berkontribusi terhadap anemia selama kehamilan," kata ahli genetika dari Universitas Duisburg-Essen di Jerman, Alpaslan Tasdogan, dilansir laman Science Alert.
"Langkah kami selanjutnya adalah memulai uji klinis untuk memperdalam pemahaman kita tentang bagaimana retrotransposon berfungsi pada pasien."

Dampak anemia pada ibu hamil