
kehamilan
Apakah Alergi pada Ibu Hamil Bisa Pengaruhi Janin? Ini Kata Pakar
HaiBunda
Sabtu, 09 Aug 2025 20:20 WIB

Daftar Isi
Bunda memiliki riwayat alergi dan tengah menjalani kehamilan? Banyak ibu hamil sering kali khawatir alergi yang dialaminya bisa memengaruhi janin.
Lantas, benarkah alergi pada ibu hamil bisa memengaruhi janin? Bagaimana cara mengatasi kondisi ini agar tak mengganggu kehamilan?
Simak penjelasan dari pakar berikut ini, Bunda!
Alergi saat hamil
Menurut ulasan di World Allergy Organization Journal tahun 2017, hampir 1 dari 5 orang mengalami alergi selama kehamilan, terutama rinitis (radang hidung) dan asma. Alergi kemungkinan dapat membaik atau memburuk selama kehamilan.
Mengelola kondisi kronis seperti alergi selama kehamilan bisa menjadi tantangan. Namun, alergi dapat diobati selama kehamilan bila secara medis mendapat penanganan yang tepat.
Kehamilan dapat memengaruhi alergi
Bila memiliki alergi sebelum kehamilan, Bunda mungkin mengetahui apa yang memicu gejala alergi. Namun, gejalanya mungkin sulit dikenali selama kehamilan.
"Beberapa perubahan fisik selama kehamilan dapat menyulitkan kita untuk membedakan antara gejala alergi atau perubahan pada tubuh selama kehamilan," kata ahli alergi dan imunologi, Corinne Savides Happel, MD, dilansir Very Well Family.
Pada dasarnya, kehamilan dapat berkontribusi terhadap alergi atau gejala seperti alergi dengan cara berikut:
1. Penurunan kapasitas paru-paru
Selama kehamilan, kapasitas paru-paru atau jumlah udara yang dapat ditampung paru-paru dan jumlah udara yang masuk dan keluar paru-paru akan menurun karena tekanan yang diberikan janin pada organ-organ tubuh. Perubahan tersebut dapat memengaruhi pernapasan, Bunda.
2. Rinitis kehamilan
Ibu hamil umumnya mengalami rinitis kehamilan atau kondisi di mana hidung berair atau tersumbat. Rinitis kehamilan dapat menyerupai gejala alergi, tetapi tidak disebabkan oleh alergen.
Risiko alergi pada kehamilan dan janin
Salah satu reaksi alergi yang harus ditangani selama kehamilan adalah asma. Kondisi asma yang tidak terkontrol dapat menyebabkan masalah pernapasan serius yang dapat berdampak negatif pada janin.
Berikut risiko alergi asma pada kehamilan dan janin:
- Persalinan caesar
- Hipertensi selama kehamilan
- Berat badan lahir rendah
- Preeklamsia (tekanan darah tinggi dan protein dalam urine pada atau setelah usia kehamilan 20 minggu)
- Persalinan prematur
"Sebagian besar kondisi asma berat terjadi pada trimester ketiga, tetapi kemungkinannya kecil menjelang persalinan," ungkap Happel.
Kebanyakan pengidap asma berat harus menjalani pengobatan yang sama, sebelum dan selama kehamilan. Pengobatan harus diawasi langsung oleh dokter, Bunda.
Dokter biasanya akan meresepkan obat dan melakukan evaluasi untuk melihat perubahan. Hal itu karena beberapa obat untuk alergi diketahui dapat membahayakan janin selama kehamilan.
Penting untuk dicatat, hanya karena seorang ibu hamil mengalami gejala alergi, bukan berarti bayinya juga akan mengalami jenis alergi yang sama. Namun, alergi dapat bersifat genetik atau diturunkan melalui keluarga. Dalam kasus ini, alergi dapat ditularkan kepada bayi, tetapi ini bukan karena gejala alergi saat hamil.
Cara mengatasi alergi yang aman selama hamil
Ada beberapa cara untuk mengatasi alergi yang aman selama kehamilan. Berikut caranya:
1. Penggunaan obat alergi
Banyak obat dan perawatan untuk alergi belum diteliti keamanannya selama kehamilan. Namun, American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) mencatat bahwa sebagian besar obat alergi yang dijual bebas aman untuk digunakan selama kehamilan. Bila ingin mengonsumsi obat tersebut, Bunda sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter ya.
2. Obat semprot hidung
Obat semprotan kortikosteroid intranasal (semprotan hidung) dapat digunakan oleh beberapa orang dengan alergi selama kehamilan, seperti rhinocort (budesonide), dan flonase (flutikason). Namun, penggunaannya tetap perlu dikonsultasikan dulu ke dokter.
Sementara itu, ada juga jenis obat semprot hidung yang sebaiknya dihindari selama hamil, seperti obat semprot hidung dekongestan afrin (oksimetazolin) dan sudafed (pseudoefedrin).
3. Perubahan gaya hidup
Selain obat-obatan, ada banyak langkah holistik yang dapat Bunda lakukan untuk membantu mengendalikan alergi selama kehamilan. Berikut beberapa perubahan yang dimaksud:
- Menghindari pekerjaan di halaman atau luar rumah yang berpotensi memicu alergi
- Menutup jendela dan pintu
- Membersihkan rumah secara teratur atau menggunakan pembersih udara
- Menggunakan AC alih-alih kipas angin
- Menggunakan larutan garam untuk membilas hidung
Selama hamil, Bunda sebaiknya tidak menggunakan pengobatan herbal atau terapi yang lebih invasif seperti akupunktur tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Demikian serba-serbi alergi saat hamil dan cara mengatasinya. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda.
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/rap)TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT

Kehamilan
Posisi Seks yang Memuaskan Saat Kehamilan Trimester 2

Kehamilan
5 Penyakit yang Gejalanya Semakin Aneh saat Hamil

Kehamilan
Persalinan Caesar Meningkatkan Risiko Alergi pada Bayi, Khususnya Asma

Kehamilan
Bunda, Kenali Penyebab Asma dan Alergi Kulit Saat Hamil

Kehamilan
Apakah CTM Aman untuk Ibu Hamil? Bunda Perlu Tahu


5 Foto
Kehamilan
5 Potret Menakjubkan Ilustrasi Janin dalam Rahim dari Trimester 1-Trimester 3
HIGHLIGHT
HAIBUNDA STORIES
REKOMENDASI PRODUK
INFOGRAFIS
KOMIK BUNDA
FOTO
Fase Bunda