HaiBunda

KEHAMILAN

Turki Larang Operasi Caesar Terencana bagi Bumil, Ternyata Ini Pemicunya

Annisa Karnesyia   |   HaiBunda

Selasa, 19 Aug 2025 15:27 WIB
Ilustrasi Operasi Caesar/ Foto: Getty Images/iStockphoto
Jakarta -

Negara Turki resmi memberlakukan larangan operasi caesar terencana atau persalinan caesar elektif di fasilitas kesehatan swasta. Larangan ini berlaku untuk operasi caesar tanpa alasan medis, Bunda.

Dilansir laman The Straits Times, aturan baru ini dibuat berdasarkan peraturan Kementerian Kesehatan yang diterbitkan pada April 2025. Presiden Recep Tayyip Erdogan sendiri diketahui telah mendesak agar perempuan menjalani persalinan alami atau pervaginam.

Aturan baru yang dikeluarkan pemerintah ini sempat memicu reaksi keras dari politisi oposisi dan kelompok hak asasi manusia. Kritik muncul setelah adanya perdebatan tentang bagaimana perempuan seharusnya melahirkan.


Perlu diketahui, dalam data terakhir yang tersedia dari tahun 2021, Turki memiliki tingkat kelahiran caesar tertinggi di antara 38 negara anggota Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). Data dari World Population Review menunjukkan terdapat 584 prosedur operasi caesar dari setiap 1.000 kelahiran hidup pada tahun tersebut.

Pada bulan Januari, Erdogan membuat deklarasi yang menyatakan bahwa tahun 2025 adalah 'tahun keluarga'. Hal tersebut dideklarasikan dalam upaya mengatasi menyusutnya populasi akibat penurunan angka kelahiran di Turki, yang telah mencapai titik terendah sepanjang sejarah, yaitu 1,51 pada tahun 2023.

"Untuk pertama kalinya dalam sejarah kita, populasi lansia kita mencapai lebih dari 10 persen dari total populasi, sementara usia rata-rata kita telah meningkat menjadi 34 tahun," ujar Erdogan.

Untuk mengatasi hal tersebut, Erdogan lantas menyarankan agar perempuan memiliki setidaknya tiga anak. Ia berulang kali melontarkan saran ini ke publik, Bunda.

Pemerintah Turki sendiri berjanji bakal meningkatkan bantuan keuangan pada pasangan yang melahirkan anak di keluarga. Bantuan yang diberikan sebesar 5.000 lira atau sekitar Rp2 juta secara sekaligus saat kelahiran anak pertama.

"Kami juga memberikan bantuan anak sebesar 1.500 lira per bulan untuk anak kedua (Rp600 ribu) dan 5.000 lira per bulan untuk anak ketiga dan seterusnya," ujar Erdogan.

Erdogan kecam orang-orang yang mengkritik programnya

Pada 19 April, Erdogan sempat mengecam orang-orang yang mempermasalahkan spanduk sepak bola bertuliskan 'Natural birth is natural' atau kelahiran alami adalah persalinan tanpa intervensi medis (operasi). Spanduk ini dibawa oleh pemain klub Sivassapor ke lapangan hijau untuk membantu pemerintah dalam mempromosikan persalinan pervaginam.

"Salah satu klub sepak bola kami turun ke lapangan dengan spanduk untuk mendukung kampanye kesadaran yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan. Tidak ada penghinaan, kritik, atau rasa tidak hormat kepada siapa pun di spanduk tersebut, tidak ada yang menyinggung perempuan. Mengapa kalian merasa terganggu karena kementerian kami mendorong kelahiran normal (pervaginam)?" kata Erdogan.

"Kita tidak punya waktu untuk omong kosong seperti itu di saat angka kelahiran dan laju pertumbuhan penduduk kita mengkhawatirkan," sambungnya.

Dalam kesempatan itu, Erdogan juga memperingatkan tentang 'bahaya' dari penurunan angka kelahiran di Turki. Menurutnya, penurunan populasi Turki merupakan 'ancaman yang jauh lebih signifikan daripada perang'.

Penyebab penurunan angka kelahiran di Turki

Populasi Turki pada tahun 2023 mencapai 85,4 juta jiwa, dengan rasio anak usia 0-14 tahun turun menjadi 21,4 persen dibandingkan dengan 26,4 persen pada tahun 2007. Angka kelahiran terus menurun dalam dekade terakhir.

Lembaga riset Tepav yang berbasis di Ankara mengatakan dalam sebuah laporan pada tahun 2024 bahwa kondisi ekonomi dan pengangguran merupakan salah satu faktor yang dapat berkontribusi terhadap penurunan angka kelahiran.

Negara Turki telah terguncang dalam badai krisis biaya hidup terburuk dalam beberapa dekade. Beberapa tahun terakhir, Erdogan mendorong stimulus kredit murah untuk mengamankan popularitas menjelang pemilu. Kebijakan tersebut justru mengakibatkan harga rumah dan sewa yang tidak stabil, serta biaya pendidikan yang mahal.

"Kondisi ekonomi dan kekhawatiran tentang mencari nafkah menyebabkan banyak keluarga menunda atau bahkan tidak memiliki anak sama sekali. Inflasi yang tinggi dan peningkatan biaya hidup memperburuk beban dalam membesarkan anak," demikian isi laporan Tepav.

Demikian berita terbaru tentang negara Turki yang melarang operasi caesar terencana untuk mengatasi angka kelahiran yang menurun.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/pri)

Simak video di bawah ini, Bun:

Sudah 3 Kali Melahirkan Caesar, Ini Risiko yang Bisa Terjadi Bun

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

Mau Dapat Uang Belanja Rp5 Juta? Ikut Voting Produk Favorit di Pilihan Bunda Awards 2025 Yuk!

Haibunda Squad Triyanisya & Sandra Odilifia

5 Artis-Pesohor Indonesia Ternyata Memiliki Garis Keturunan Pahlawan, Cicit HOS Tjokroaminoto-Cucu Otto Iskandardinata

Mom's Life Amira Salsabila

10 Tips Diet Cepat Berhasil Menurunkan Berat Badan

Mom's Life Arina Yulistara

45% Orang Tua Akui Mengasuh Anak Lebih Berat dari yang Dibayangkan, Bunda Salah Satunya?

Parenting Kinan

Dampingi Ali Syakieb, 5 Potret Penampilan Margin W Jadi Istri Wakil Bupati Bandung

Mom's Life Annisa Karnesyia

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

Kisah Cinta Larissa Chou dan Suami Dijodohkan Teman, Tiga Bulan Kenal Langsung Nikah

Dompet Bunda Lagi Tiris? Yuk Ikut Kompetisi Video di IG Berhadiah Puluhan Juta

10 Tips Diet Cepat Berhasil Menurunkan Berat Badan

45% Orang Tua Akui Mengasuh Anak Lebih Berat dari yang Dibayangkan, Bunda Salah Satunya?

Beri Semangat Pejuang Garis 2, Ini 5 Potret Bunda Artis Kenang Perjuangan Dapatkan Kehamilan

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK