HaiBunda

KEHAMILAN

Unik! Melahirkan di Desa Ini Dapat Bonus Rp27 Juta

Indah Ramadhani   |   HaiBunda

Selasa, 16 Dec 2025 11:59 WIB
Unik! Melahirkan di Desa Ini Dapat Bonus Rp27 Juta/Foto: Getty Images/kieferpix
Jakarta -

Melahirkan merupakan momen penuh haru dan penuh kebahagiaan bagi setiap pasangan. Kehadiran Si Kecil ke dunia sudah cukup membuat kebahagiaan terasa lengkap dan dipenuhi rasa syukur.

Namun, bagaimana jadinya jika seseorang yang melahirkan di desa juga akan diberikan bonus senilai 1.000 euro atau setara Rp27 juta sebagai bonus? Tawaran fantastis ini datang dari sebuah desa di Prancis yang berjuang melawan penurunan populasi. Yuk, simak informasi selengkapnya.

Melahirkan di desa ini dapat bonus Rp27 juta

Sebuah pedesaan di Prancis akan berencana memberlakukan reward ini pada 1 Januari 2026 karena sebuah masalah yang juga banyak dihadapi berbagai negara, yakni jumlah angka kelahiran yang menurun drastis.


Kondisi ini menyebabkan semakin banyak rumah sakit di daerah pedesaan terpaksa menutup unit bersalin mereka. Sebagai contoh, rumah bersalin Saint-Amand-Montrond di Prancis tengah berada dalam situasi krisis.

Rumah bersalin ini memiliki minimum target kelahiran di angka 300 agar unit tersebut bisa tetap beroperasi. Namun, kondisi sekarang membuat rumah bersalin ini termasuk dalam daftar 20 rumah bersalin yang tidak memenuhi persyaratan hukum.

Di akhir tahun 2025, berdasarkan proyeksi manajemen, kelahiran di rumah bersalin Saint-Amand-Montrond hanya menyentuh angka 226, dan tentunya masih jauh dari target minimum. Alasan inilah yang membuat inisiatif reward bonus sebesar Rp27 juta diluncurkan, demi mempertahankan fasilitas bersalin yang sangat vital bagi masyarakat di sana.

Beberapa tokoh di pedesaan pun saling bertukar pikiran dan mengungkapkan pandangan demi mencapai sebuah kesepakatan dan solusi terbaik. Memang terdapat pro dan kontra, tetapi hal tersebutlah yang akan dijadikan bahan pertimbangan sebelum akhirnya 'ketuk palu'.

Berikut pandangan tokoh setempat yang perlu disimak, Bunda.

Anggota dewan setempat menyetujui rencana pemberian insentif ini. Para ibu hamil akan mendapatkan voucher senilai Rp27 juta yang wajib dibelanjakan di bisnis lokal, dengan syarat melahirkan di desa tersebut alih-alih pergi ke rumah sakit yang lebih besar.

Wali Kota, Emmanuel Riotte, menegaskan bahwa kebijakan ini bukan berarti ‘membayar perempuan untuk memiliki bayi’, tetapi untuk ibu yang sedang hamil dan memutuskan untuk melahirkan di Saint-Amand-Montrond.

Riotte kembali menegaskan bahwa ibu yang hamil dan akan bersalin di Saint-Amand-Montrond harus menjalani pemeriksaan prenatal terlebih dahulu. Ia juga menjamin bahwa persalinan yang rumit tentu tetap akan dirujuk ke rumah sakit demi menjaga keselamatan.

Berbeda di kalangan medis, rencana pemberian insentif ini mendapat penolakan keras. Empat serikat dokter, yang mewakili ahli anestesi, dokter kandungan, dan dokter gawat darurat, memberikan peringatan berupa, "Jangan memilih tempat melahirkan berdasarkan kompensasi uang."

Mereka menegaskan, “Ketika rumah bersalin terancam ditutup, itu bukan karena alasan ekonomi, melainkan karena alasan keselamatan,” ujar Dr. Anne Wernet sambil menyoroti bahwa klinik kecil di pedesaan sering kesulitan menarik staf yang memenuhi standar dan kualifikasi.

Hal yang menjadi kekhawatiran mereka adalah bukan tidak adanya pasien yang melahirkan di rumah bersalin tersebut, melainkan tidak adanya staf yang dapat menanganinya dengan tepat. Mereka menekankan bahwa keselamatan ibu dan bayi adalah prioritas utama.

Di sisi lain, politisi lokal memandang rumah bersalin ini bukan hanya sebagai fasilitas kesehatan, tetapi juga sebagai penyedia lapangan kerja utama. Di Saint-Amand-Montrond, rumah bersalin mempekerjakan 34 orang yang sangat penting bagi ekonomi kota.

Krisis ini menunjukkan bahwa meskipun Parlemen telah mendukung RUU untuk menghentikan penutupan klinik kebidanan di pedesaan, realitanya di lapangan sangat bertolak belakang. Kondisi ini membuat pengadaan reward atau insentif menjadi upaya terakhir untuk mempertahankan layanan bersalin demi masyarakat.

Masalah menurunnya populasi ini memang menjadi tantangan global yang dihadapi oleh seluruh negara Uni Eropa, termasuk Prancis. Meskipun demikian, Bunda harus tahu bahwa perempuan di Prancis rata-rata melahirkan 1,6 anak pada tahun 2023.

Angka ini menempatkan Prancis di posisi kedua dengan tingkat kelahiran tertinggi di blok Uni Eropa, tepat setelah Bulgaria. Semoga inisiatif unik melahirkan di desa seperti di Saint-Amand-Montrond ini bisa menjadi inspirasi positif untuk mendukung angka kelahiran, ya, Bunda.

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Simak video di bawah ini, Bun:

Pasca Melahirkan Anak Kembar, Ini 7 Perubahan Tubuh yang Dialami Bunda

TOPIK TERKAIT

ARTIKEL TERKAIT

TERPOPULER

10 Tanda Seseorang Terlihat Baik tapi Sebenarnya Tidak di Balik Senyumannya

Mom's Life Annisa Karnesyia

7 Cara Memperbaiki Perilaku Anak yang Tidak Sopan dan Kasar Menurut Pakar

Parenting Nadhifa Fitrina

15 SD Negeri Terbaik dengan Peserta Didik Berprestasi Terbanyak

Parenting Indah Ramadhani

Momen Ultah Pertama Nael Idris Anak Nikita Willy, Tiup Lilin Sederhana di Rumah

Parenting Nadhifa Fitrina

Cara Diet yang Dipakai Ahli Gizi Agar Tetap Bugar di Usia 89

Mom's Life Arina Yulistara

REKOMENDASI
PRODUK

TERBARU DARI HAIBUNDA

10 Tanda Seseorang Terlihat Baik tapi Sebenarnya Tidak di Balik Senyumannya

7 Cara Memperbaiki Perilaku Anak yang Tidak Sopan dan Kasar Menurut Pakar

Cara Diet yang Dipakai Ahli Gizi Agar Tetap Bugar di Usia 89

15 SD Negeri Terbaik dengan Peserta Didik Berprestasi Terbanyak

Momen Ultah Pertama Nael Idris Anak Nikita Willy, Tiup Lilin Sederhana di Rumah

FOTO

VIDEO

DETIK NETWORK